***
Mahasiswa dalam ruangan kelas B itu tak bisa berkutik dengan Asisten Dosen di mata kuliah Prinsip Rekayasa Produk. Namun berbeda dengan Rena, meskipun dirinya tak begitu memahami mata kuliah ini. Ia hanya sebatas fokus mendengarkan dan tak peduli Asisten Dosen itu memilih dari salah satu anak untuk menjawab pertanyaan.
Namanya, Aura Belia mahasiswa angkatan 2020 program studi Desain Produk. Rena mengenalinya, karena sempat satu organisasi bersamanya. Aura mengecek ponselnya, ia mendapat notif dengan temannya. Raiden Prabumi, salah satu mahasiswa terpandang dengan predikat medali emas dalam ajang sayembara Desain Arsitektur Kafetaria tahun 2020.
Beda Jurusan tapi tidak menutup kemungkinan untuk tak mengenalinya. Aura menghentikan presentasinya. Dan itu cukup menegangkan bagi mahasiswa. "Sebelumnya, saya dapat pemberitahuan bahwa untuk pendaftar Ketua & Wakil Ketua BEM Fakultas tahun 2021 diadakan dispensasi. Untuk nama yang saya sebut silakan keluar, Hazel, Liana, Rena, Dewita, Juna, dan Candra."
Rena yang kebingungan mengapa namanya disebut—ia mengacungkan tangan. "Sebelumnya mohon maaf, Kak. Saya bukan bagian dari pendaftar calon Ketua & Wakil Ketua BEM Fakultas. Mungkin, Kakak salah sebut," sahut Rena.
"Saya tidak tahu, Dek. Saya hanya membacakan nama yang tertera di sini. Daripada saya ditegur, lebih baik kamu pergi ke sana dan temui panitianya. Segera kalian keluar dari kelas saya."
Rena keluar dan mengikuti kawan-kawan lainnya. Ia memijat pelipisnya. Bagaimana mungkin ia menjadi salah satu pendaftar di sana, sementara tak ada niatan sama sekali. Langkahnya tiba-tiba terhenti mendengar namanya di panggil dari lantai bawah. Ia mengernyitkan dahi, siapa pemuda tampan yang memanggil nama panjangnya jelas?
"Rena Abhista 'kan?"
Rena baru sampai ke bawah untuk menemui pemuda itu. Lalu pria tersebut memberikan sebuah berkas. "Selamat saya calon partner kamu dalam menjadi Ketua & Wakil Ketua BEM Fakultas tahun 2021." Raiden memperkenalkan dirinya tidak sengaja kepada Rena.
"HAH?!"
"Kenapa kaget? Oh iya, nama saya Raiden Prabumi dari program studi Arsitektur angkatan 2020." Rena tak peduli namanya siapa dan darimana, yang ia pikirkan bagaimana caranya menghindari semua masalah ini.
Kalau Raiden mendeskripsikan mengapa ia memilih Rena menjadi partner-nya, walaupun mereka rasanya tak pernah berkomunikasi sekalipun. Tetapi, pemuda itu ternyata mengenal Rena dari temannya.
Menurut Harsha, Rena adalah wanita tangguh meskipun tak banyak predikat baginya. Bagi Rena yang terpenting adalah sikap dermawannya. Harsha menyukai sikap Rena ketika perempuan itu tak pernah peduli seberapa pintar dirinya, tetapi tetap memberikan ilmu yang didapat.
Pasalnya, Rena lebih tahu sebelum Raiden mengenalnya. Ini sedikit klise, Rena pernah kagum dengan kepintaran dan kepribadian sosok Raiden dari luar sekalipun. "Kak Raiden? Raiden temannya Kak Harsha yang anak UKM Jurnalistik 'kan?"
"Oh udah tau duluan ternyata, iyaa bener, Dek. Maaf, tapi sebelumnya mengapa saya daftarin tanpa bilang ke kamu. Itu karena, saya gak ada pilihan lain. Menurut Harsha, kamu cocok secara pribadi. Untung-untung katanya, saya bisa ngajak kamu untuk belajar public speaking."
"Gapapa 'kan?"
"Hah? Oh iya, gapapa, Kak. Saya senang sekali kalau bisa kerja sama sama Kakak."
Semua berawal mula dari penyesalan Rena menyanggupi permintaan Raiden yang tak masuk akal baginya. Andai saja ia tak pernah mengiyakannya, mungkin hidupnya akan tenang. Setiap hari dihantui oleh Raiden. Cukup membuat Rena hampir gila setiap harinya.
Perasaan jatuh sukanya dulu, telah hampir sirna menjadi benci, kesal, dan kecewa.
Bonchap ga nih? hehe, kalau mau komen sini!!
Nungguin, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Raiden! [On Going]
General FictionRena tak pernah menyangka tak sengaja bertemu dengan Raiden. Kalau saja dirinya tidak mau dibujuk oleh sahabat di kampusnya, ia tidak akan pernah bertemu dan merasakan penyesalan, perkara Raiden seorang. Keduanya pernah menjabat menjadi Ketua & Waki...