5. Ulang tahun & Leya

124 28 34
                                    

Sevara mengendarai motor sampai di depan toko buket bunga. Ia melambaikan tangan karena melihat sosok Kakak tercintanya. Leya Andira Prasasti, yang dikenal ramah di kalangan banyak orang. Faktanya, perempuan itu adalah alumni di kampus Sevara. Sevara mendekati Leya perlahan dan membawakan dua kotak nasi bungkus.

"Mbak, gue bawain ayam geprek kesukaan lo, nih. Makan dulu sini, mumpung anget." Sevara membagikan satu kotaknya kepada Leya yang tengah sibuk merangkai bunga.

Leya mengusap keringatnya sebelum duduk di hadapan Sevara. "Wah, syukurlah hari ini gue makan enak, haha."

"Mbak, sekarang awal bulan. Lo gak mau gitu buatin buket spesial?" ledek Sevara menyentil dagu Leya.

Perempuan berambut cokelat itu menghentikan mulutnya untuk mengunyah. Sejenak ia meminum air, lalu melihat kalender di ponselnya. "1 Februari? Tanggal yang bagus untuk mengenang ulang tahun mantan," timpal Leya.

"Are you sure?"

Sevara membulatkan matanya seketika. Leya menampakkan buket bunga berukuran agak besar dan sekotak hadiah. To Raiden Prabumi, From Leya A. P. Sevara mengerjapkan matanya berkali-kali sampai membungkam sang bibir.

"You fucking crazy, Sis. I don't expect too much for this."

Leya mengangkat bahunya dan terkekeh. "Ya, aku tahu. Ini yang terakhir. Mbak janji. Setelah itu, tidak ada something special for him."

"I just wanna say sorry for you."

"Raiden. Menurut gue, him love someone and i know she loves him too."

***

Raiden terkejut melihat kamarnya dipenuhi dengan confetti, ornamen figur foto-foto masa kecilnya, juga terdapat kue ulang tahun kecil di meja belajar. Pemuda itu menggusar sejenak, lalu beranjak menyusuri kamarnya yang berantakan.

"Gue tambah tua lagi, nih? Ck."

"Mbak, mbak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak, mbak...."

Raiden menatap lekat foto-foto masa kecil yang sedarinya dalam album, saat ini dipajang. Ia menggenangkan air mata memandang wajah ibunya lekat di salah satu figura tersebut. Kakak perempuan Raiden mendekati adiknya. Ia mengelus pundak Raiden.

"Kemarin jam dua, Raiden kebangun, Mbak. Ketemu sama Mama, ga kuat, Mbak, gue nangis." Raiden menyadarkan kepalanya kepada Dhera; Kakak Raiden.

Dhera menghela napasnya. "Berarti, Mama tau hari ini ulang tahunmu. Kangen sama kamu."

"Makasih ya, Mbak. Kuenya entar di kampus Raiden makan."

Dhera mengangguk, "Ada ngampus pagi ini?"

Raiden menyekat napasnya, lalu tersenyum kecil. "Sebenernya nggak sih. Tapi cuma mau liat Rena doang di kampus, hehe." Dhera menggelengkan kepalanya dan terkekeh.

Perkara Raiden! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang