"Ada yang liat Rena?"
Sosok lelaki berjaket hitam itu mencari Rena sampai ke rooftop. Raiden tidak menemukannya. Ia memicingkan matanya ketika melihat Harsha berdiri di dekat toilet wanita. Raiden ingin menghampirinya, namun Rena tiba-tiba keluar dari toilet. Ternyata, Rena sedari tadi bersama Harsha.
"Kak, perut gue masih sakit, nih. Kayaknya gue gak mau ikut ke mall. Udah gak tahan," ujar Rena meringis.
Harsha mengangguk dan mengelus rambut Rena. "Ya udah gapapa. Bisa lain kali juga. Gue anterin lo ke kosan ya?"
"Gak usah, Kak. Adhira janji bakalan nganterin gue. Gak enak gue udah minta dia duluan buat jemput gue." Harsha menghela napasnya setelah mendengar penolakan dari Rena.
"Oke, hati-hati ya."
Rena pergi dari hadapan Harsha dan membalikkan badannya. Deg! Matanya hanya tertuju pada keberadaan Raiden. Sama seperti Harsha, ia menatap tajam Raiden. Rena berjalan sampai berada di hadapan lelaki tersebut.
"Ada perlu apa ke daerah toilet perempuan, Raiden?" Rena mengangkat kedua alisnya berlagak seperti menginterogasi Raiden.
Raiden mengangkat alisnya. "Haha, gue cariin kemana-mana ternyata lagi berduaan."
Rena menarik tangan Raiden untuk pergi. "Sini ikut gue." Raiden sontak melepasnya. "Raiden, gue bilang ikut gue bentar."
"Biar Raiden sama gue aja."
Raiden menatap Harsha, sebenarnya ia memang ingin bertemu dengan pria itu sebelumnya. Rena menghela napasnya dan menyetujui permintaan Harsha. Ia berbisik kepada Raiden, "Awas jangan sampai lo kebablasan."
"Iya sayang."
***
"Ribet amat, evaluasi emang harus sekarang banget apa ya." Rena merapikan semua barang-barangnya. Ia keluar kelas mengajak Lia. "Lia ikut gue ke perpus yuk."
"Ada pertemuan?"
Rena mengangguk. Ia berniat untuk mengajak Leya kali ini. "Le ikut gue bentar, yuk." Justru harapan Rena dipatahkan oleh gelengan kepala Leya.
"Gue mau nge-date hehe. Maaf Renaa sayang."
Kepergian Leya membuat Rena suntuk. Rena berjalan menuju perpustakaan. Sebelum memasuki ruangan, ia menelepon Adhira untuk menjemputnya. Meja bundar sudah terisi penuh perlahan, termasuk keberadaan Raiden. Rena mengerutkan dahinya, pakaian Raiden berubah drastis dari sebelumnya yang ia lihat.
Pakaian serba hitam membuat tampak menawan. Raiden memandang Rena yang terdiam di ambang pintu. "Rapat evaluasi akan segera dimulai. Dimohon untuk duduk tertib di bangku masing-masing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perkara Raiden! [On Going]
General FictionRena tak pernah menyangka tak sengaja bertemu dengan Raiden. Kalau saja dirinya tidak mau dibujuk oleh sahabat di kampusnya, ia tidak akan pernah bertemu dan merasakan penyesalan, perkara Raiden seorang. Keduanya pernah menjabat menjadi Ketua & Waki...