Setelah beberapa hari bekerja di Mi Corazon, Hermione sudah dapat menyimpulkan bahwa Evans adalah bos terbaik di seluruh dunia. Ini memang baru pertama kali ia bekerja dan tak ada yang bisa ia bandingkan. Tapi ia rasa ia akan bekerja di sana untuk waktu yang lama.
Kafe itu milik Evans. Sesuatu yang Hermione ketahui dua bulan kemudian dari salah satu pelayan yang telah lama bekerja di sana. Evans membeli kafe itu dari pemilik lama yang bercerai dan pindah di bagian lain benua Amerika. Kafe itu semakin maju saat Evans mengurusnya sendiri dan tetap memperkerjakan karyawan lama dengan gaji yang ia naikan dua kali lipat dari sebelumnya. Semua karyawan mencintainya sekaligus hormat padanya dan Hermione bukanlah pengecualian.
Hermione bekerja dengan hati yang ringan setiap harinya. Ia bahkan menawarkan diri untuk bekerja setiap hari tanpa libur dengan pergantian shift setiap dua kali sekali. Shift pertama dimulai pada pukul delapan pagi dan berakhir di jam dua siang dan shift kedua dimulai dari jam dua siang sampai jam delapan malam. Evans tak memberikannya shift ketiga dengan alasan bahwa wanita tidak bekerja sampai lewat tengah malam, tapi Hermione curiga bahwa Dracolah yang meminta hal itu pada Evans.
Draco. Hermione tak tahu hubungan seperti apa yang kini ia miliki dengan pria itu. Ia menikmati hari-harinya bersama Draco dan mereka bercinta hampir setiap malam, lalu mereka akan terbangun di pagi hari sambil berpelukan. Entah itu di ranjang Draco ataupun di ranjang Hermione. Jessie belum mengetahui hubungannya dengan Draco tapi telah mencurigai dirinya yang seperti terlihat sedang berkencan dengan seseorang. Hermione yakin bahwa Jessie akan mengumpatinya begitu ia memberitahukannya nanti. Hermione tersenyum membayangkannya.
"Kau cocok dengan seragam itu." Suara itu menyentaknya lebih dari apapun. Sudah lebih dari dua bulan sejak ia tak mendengar suara itu lagi semenjak ia keluar dari rumah keluarganya dan hidup sederhana dengan mengandalkan gajinya sendiri.
Hermione menatap horor pada pria di hadapannya yang berdiri persis di seberang meja bar. Nathan Kincaid tampak setampan yang ia ingat dan senyumannya secerah seperti biasanya. Namun kulit pria itu tampak lebih gelap. Rambut Nathan yang merah telah berubah menjadi cokelat gelap yang maskulin. Hermione melirik pada Evans yang berada di sudut berbeda dengannya dan mendapati pria itu sama terperangahnya seperti dirinya sendiri.
Memang, siapa yang menyangka bahwa orang yang terlihat seperti Draco benar-benar ada di dunia ini? Draco selalu terlihat seperti malaikat yang turun dari langit.
"Kau menemukanku," kata Hermione setelah menghela napas. "Kurasa ini bukan kebetulan kan?"
Nathan duduk di kursi tinggi seraya tersenyum. "Sayangnya ini benar-benar kebetulan," Hermione mengerutkan dahi. "Aku sudah mencarimu kemana-mana dan hampir menyerah setelah mengelilingi beberapa tempat yang mungkin kau datangi sesuai dengan apa yang dikatakan orang tuamu."
Dahi Hermione semakin mengerut. Orang tuanya membicarakan dirinya dengan Nathan selain dari topik perjodohan mereka. Sangat mengejutkan.
"Dan bagaimana caranya kau bisa sampai kemari?" Tanya Hermione penasaran.
"Aku mulai mencari di daerah-daerah yang tak diketahui oleh orang tuamu. Sebab jika kau benar-benar ingin menghilang, kau tentu akan berada di tempat yang tak terduga."
Hermione memuji kecerdasan Nathan dan juga merasa bersalah pada pria itu. Nathan sama sepertinya, korban dari sebuah peraturan kolot yang mengakar di keluarga mereka.
"Kau seharusnya tak mencariku," kata Hermione lirih. "Kita tidak seharusnya bertemu lagi."
Nathan menggeleng. Kini ia terlihat serius. "Aku mencarimu bukan untuk membawamu pulang," katanya. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja dan hidup bahagia setelah memutuskan untuk pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated for The Heirs (END)
RomanceDramione Fanfiction Cerdas, cantik, konservatif. Hermione Granger tak pernah membayangkan bahwa jalan hidupnya yang serba teratur dan diatur berubah drastis sejak Draco Malfoy mulai mengusiknya. Pria itu terlalu tampan, terlalu nakal, terlalu seksi...