Hermione's Life Plan

1.1K 168 7
                                    

BAB 4

"Sedang serius, ms Granger?" Draco menaikkan satu alisnya melihat Hermione yang hampir melompat kaget karena mendengar sapaannya. Ia sedang melintasi gedung perpustakaan saat melihat Hermione sedang duduk sendirian di undakan tangga jalan menuju perpustakaan, sedang serius mencatat sesuatu dalam sebuah agenda kecil berwarna maroon.

"Anda terbiasa mengejutkan orang ya?" Hermione terlihat sedikit jengkel. Draco mengangkat bahu dan menempatkan diri di sebelah Hermione. Hal itu membuatnya dapat mencium wangi tubuh wanita itu. Perpaduan antara vanilla dan jasmine. Sangat unik dan tak biasa tapi sangat menggoda. Hermione memiliki gaya khas yang tak bisa ditiru oleh siapa pun. Wanita itu memiliki pembawaan anggun seperti seorang bangsawan tapi juga terlihat bebas dengan gaya berpakaian modern yang cenderung maskulin.

"Bagaimana persiapan wisudamu?" tanya Draco mencoba memecah tembok tak kasat mata di antara mereka. Ia tak tahu kenapa ia melakukan hal yang dilakukannya sekarang. Hermione adalah salah satu mahasiswinya. Ia biasanya selalu menjaga jarak dari mereka. Lagipula wanita ini masih terlalu muda, juga termasuk salah satu dari sedikit orang yang cukup konservatif dalam menjalani hidup. Draco tak perlu tes apapun untuk mengetahui bahwa Hermione masih seorang perawan. Atau jika ia telah kehilangan keperawanannya, maka itu tak berarti bahwa Hermione berpengalaman. Wanita itu terlihat terlalu berhati-hati bahkan ketika sedang berjalan.

"Hanya menunggu waktu saja," jawab Hermione enteng. Wanita itu menutup agendanya dan memasukannya ke dalam tas ransel besar yang ia bawa.

Hal itu tak dilewatkan oleh Draco. "Jadi, untuk apa tas besar itu?"

Draco mengamati Hermione yang tampak jengkel karena pertanyaannya. Reaksi wanita itu malah membuatnya semakin penasaran.

"Untuk membawa barang-barang, tentu saja." Hermione terlihat tak nyaman. "Apakah anda sedang tak ada kelas?" Draco terkekeh. Hermione berusaha mengusirnya dengan cara yang lebih sopan. Setidaknya wanita itu masih menganggapnya sebagai seorang dosen.

Draco menggeleng. "Kelas terakhirku baru saja selesai lima belas menit yang lalu," jawabnya santai. "Apa yang akan kau lakukan setelah wisuda, Hermione?"

Hermione melirik pada Draco. "Bukan hal yang menarik untuk dibicarakan," ujarnya datar.

"Aku rasa aku bisa menahannya," sahut Draco. Ia sadar ia menjadi terlalu memaksa. Ia juga sadar bahwa hubungannya dengan Hermione tak sedekat itu untuk saling membicarakan kepentingan pribadi masing-masing. Mereka bahkan tak memiliki kesan baik di percakapan pertama mereka dan Hermione telah menyiratkan dengan jelas bahwa ia tak menyukai Draco. Wanita itu cenderung benci harus berdekatan dengannya. Tapi Draco tak bisa menahan diri untuk terus mengajak wanita itu berbicara.

Hermione tampak berpikir keras sebelum menjawab. Kening wanita itu berkerut halus. Matanya tampak menyipit. "Saya akan bekerja di luar dari pendidikan yang telah saya terima."

Draco tak mengerti. "Maaf?"

Hermione menghela napas seraya mendongakan kepalanya, memperlihatkan lehernya yang jenjang dan seputih pualam. Draco tak pernah tertarik dengan wanita yang jarang melakukan latihan fisik dan memiliki kulit seperti bayi. Tapi melihat Hermione, tampak begitu terawat dan jelas sekali jarang terpapar sinar matahari mampu membuat sesuatu di bawah sana terasa sesak. Draco meletakkan buku tebal yang sejak tadi ia bawa di atas pangkuannya, menutup bukti gairah yang mungkin akan membuat Hermione berlari ketakutan jika melihatnya.

"Saya ingin menjadi seorang bartender," jawaban Hermione membuat siapa saja yang mendengar akan tercengang, termasuk Draco. Hermione adalah apa yang orang-orang gambarkan sebagai anak yang patuh dan lurus. Draco sebelumnya bahkan menebak bahwa Hermione akan memilih profesi seperti dirinya, sebagai seorang dosen. Atau profesi lain yang sesuai dengan pendidikannya. Tapi wanita itu malah menyebutkan tentang menjadi seorang bartender.

Fated for The Heirs (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang