Last Chapter

1.2K 106 10
                                    


Satu hal tentang masalalu yang buruk adalah, hal itu akan terus mengikutimu kemana pun kau melangkah. Itulah yang harus ia selesaikan hari ini juga sebelum terlambat dan membuatnya kehilangan seseorang yang mungkin saja –harus menjadi masa depannya.

Draco sedang menyesap dry martini dari gelas keduanya ketika Nathan melenggang masuk ke Mi Corazon dan langsung menempatkan diri di sebelahnya di depan meja bar.

"Aku ingin yang sama dengannya," kata Nathan pada Evans yang bertanya. Setelah menyesap sedikit minumannya, Nathan memberi senyuman penghargaan pada Evans yang lalu mengangkat bahu seraya berjalan menjauhi mereka. Hari telah beranjak petang, dan itu artinya harus ada penyelesaian yang di dapat sebelum ia bertemu dengan Hermione nanti malam.

"Aku tak tahu kau begitu merindukanku hingga ingin bertemu denganku sesering ini? Atau kita perlu tinggal di rumah yang sama?"

Draco memutar matanya. "Aku hanya ingin mengatakan padamu, Nathan. Bahwa aku mendekati Hermione bukan karena aku tahu kalau ia adalah wanita yang telah di jodohkan denganmu," kata Draco muram. Ia melirik Nathan melalui sudut matanya, merasa lega tak mendapati hal apapun dari raut wajah sepupunya itu selain sebuah senyuman tipis yang tenang.

"Aku tidak bodoh, sepupu," tanggap Nathan. "Aku dapat melihat keterkejutanmu saat aku memberitahukan hal itu padamu kemarin hari."

Draco kini terkekeh. "Ya, aku tak menyangka bahwa hal seperti itu bisa terjadi."

"Maksudmu karma?" Satu alis Nathan terangkat tinggi. Draco menoleh cepat pada pria itu.

"Jangan memandangku seperti itu. Bagaimana pun Draco, Hermione tak bisa dibandingkan dengan Debie. Mereka berbeda." Draco masih belum menanggapi.

"Debie adalah wanita egois yang sangat tahu pesona dirinya sendiri, plin plan dan bukan seseorang yang akan membuatmu nyaman jika berumah tangga."

Draco menyesap minumannya lagi. Apa yang dikatakan Nathan sama persis dengan apa yang selalu ia pikirkan. Sejak pertama bertemu dulu sampai mereka berpisah, Debie tak pernah berubah. Tapi sikap itu dulu begitu memesona Draco hingga membuatnya tergila-gila dan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dulu ia hanya merasa bahwa Debie yang hidup bebas sangat cocok dengan dirinya sendiri. Tapi pada akhirnya hubungan mereka tak pernah berhasil. Cara hidup Debie terlampau bebas hingga menganggap bahwa tidur dengan sepupu calon suaminya adalah hal yang mungkin saja bisa dimaafkan. Well, dia salah. Draco selalu menganggap bahwa perselingkuhan adalah hal yang tak termaafkan. Pilihan Debie pada Nathan sepupu kandungnya, membuat semuanya bertambah buruk.

"Aku tak pernah membandingkan siapa pun dengan Hermione," kata Draco seraya menggeleng.

Nathan tersenyum tipis. "Hermione memang tak bisa dibandingkan dengan siapapun." Ucapannya membuat Draco mengerutkan dahi. Inilah yang paling ia takutkan dari semuanya. Bahwa Nathan telah jatuh cinta pada Hermione.

"Aku seharusnya memang menanyakan ini 'kan. Baiklah, inilah yang harus aku tanyakan padamu mengingat aku sudah merencanakan hubungan jangka panjang bersama Hermione."

Nathan menunggu sambil menaikan satu alisnya.

"Aku tidak tahu, tapi kuharap aku salah menduga." Draco menggeleng.

Nathan terbahak. "Jika maksudmu aku telah jatuh cinta pada Hermione, maka kau bisa merasa lega. Aku sedang tidak jatuh cinta padanya." Ia mengangkat bahu. "Kami tak menghabiskan banyak waktu bersama untuk saling jatuh cinta. Ia bahkan tak membiarkanku menyentuhnya sedikit pun." Draco menghela napas lega. "Tapi kuakui, aku cukup menyukainya."

Kini Draco melotot. "Aku perlu tahu suka seperti apa yang kau maksudkan?"

Nathan menyesap minumannya sembari mengulum senyum tipis. "Aku tak menginginkannya secara seksual jika itu yang kau takutkan." Nathan berpikir sejenak. "Sejujurnya, aku tak berani memikirkannya. Dia bisa sangat tegas sewaktu-waktu."

Fated for The Heirs (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang