'TOK TOK TOK'Cahaya dari luar jendela yang diiringi salam di depan pintu rumah, membuat Indonesia terbangun. Mata nya mengerjap sebentar, lalu perlahan memposisikan dirinya dengan posisi duduk.
Suara diluar kembali berbunyi. Rasa malas dan lelah ditubuhnya membuatnya menelan semua kata yang hampir dilepaskan. Tapi karena suara itu tak berhenti, akhirnya ia menjawab, " Ugh, wa'alaikumussalam warahmatullah! Tunggu, Key!" Ujarnya sembari menatap arloji yang masih melingkar di lengan kiri nya.
Tak sampai beberapa detik, rasa kantuk Indonesia menghilang seketika. Mata nya membulat dan badannya spontan membuatnya berdiri tegak.
"Astaghfirullah udah hampir jam 6 !" Dan pada akhirnya ia menyambar handuk dan tergesa-gesa.
*****
"Makanya jangan begadang!" Amanat Turkey pada bendera merah-putih yang dijemputnya tadi pagi. Indonesia hanya melenguh kesal.
"Aku ngga begadang, Key. Tadi malam cuma ngerjain pr, kok,"ucap Indonesia tak terima.
"Beneran?"
"Iya."
"Terus kenapa ngga sekolah seminggu lebih?"tanya Turkey to the point.
Pertanyaan Turkey membuat Indonesia tertegun. Karena itu membuatnya linglung, ia asal menanyai Turkey balik. "Ke, kenapa juga kau tadi ke rumahku pagi-pagi buta?"
"Indo, kau tahu, 'kan kalau aku tak suka pengalihan bicara?"Turkey menatap datar Indonesia.
Indonesia terdiam sambil menelan ludah, bahunya naik. Sembari menatap wajah Turkey yang serius, ia sampai tak melihat jalan di depannya dan berakhir dengan lutut yang berdarah akibat tersandung kubangan jalan.
"Aduh! Ish, kenapa harus ada kubangan disini?!"umpat Indonesia.
Turkey menggelengkan kepalanya. "Yang salah itu kamu! Kenapa malah bengong aja tadi," Turkey membantu Indonesia berdiri, lantas mengambil plaster di saku tas nya dan memberikannya kepada Indonesia. Indonesia tak mengerti.
"Plaster untuk apa?"
Turkey menepuk jidat. "Lututmu, 'kan berdarah. Memangnya tak terasa?"
Indonesia pun segera melingkis celana sekolah donker SMP nya, menemukan luka yang sudah berdarah pada lutut. Indonesia heran. Bagaimana Turkey bisa tahu?
"Kok tahu kalau lututku berdarah?"
"Cenayang ni, bos!"Turkey tertawa kecil.
"Percaya sama Turkey? Bertambah 1 rukun im—"
"Bercanda, Ndo. Candaa... Kamu ngga bisa diajak bercada!"
"Kamu yang biasanya ngga bisa diajak bercanda, lho!"Indonesia membalikkan perkataan Turkey.
"Haha. Iya, deh. By the way, Malaysia, Brunei, sama yang lainnya kemana, ya?" Turkey melengakkan kepala ke kiri, kanan lalu belakang. Tetapi country yang ia sebutkan tadi tak terlihat batang hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] CountryHumans : disappearance Timor Leste
Random[Cerita tidak berat dan berunsur 70% Comedy. Agar kamu tidak bosan membacanyaU_U] BRAKK! Alasan Indonesia dibandingkan dengan Timor Leste, -adik tirinya- lebih banyak dari yang ia perkirakan. "Kenapa bisa begitu? Ku harap bukan karena aku 'bukan'...