6. Setengah jalan

67 20 13
                                    


      "Oey, Turkey! Dari tadi sepertinya kita hanya mondar-mandir..."

     Bahrain menghela nafas. Kakinyavterasa sangat lelah untuk kembali melangkah. Sedangkan Turkey masih sibuk memperhatikan Google Maps yang tertera di layar hp nya.

     Turkey bingung, menggaruk kepalanya. "Weh, perasaan kita tadi udah lewat sini, deh—"

     "Maps Google itu ngga ada yang benar! Kenapa kekeuh banget sih nyari jalannya? Tinggal tanya warga sekitar, 'kan juga bisa, Tur??" Bahrain jengkel.

     "Iya. Tapi aku harus memastikan keberadaan Timor juga, dia jalan kemana aja kan kita tinggal cari titik dimana dia ngga terlihat nanti? Cari tempat yang punya CCTV yang menghadap langsung ke jalan. Kalau kita periksa seperti itu pasti bakal cepat ketemu!"

     "Eh, ngga buang-buang waktu tuh, jadinya?"

      "Usaha dulu, Rain. Insya'Allah ngga sia-sia..." Lanjut Turkey tersenyum.

     Bahrain mendengus. Lalu mengacak rambutnya frustasi.

.
.
.

     Drrt... Drrt... Drrt...

     Tiba-tiba ponsel Bahrain bergetar di saku celananya. Ia menghentikan perjalanan dan segera mengambil ponselnya dan melihat sebuah nama yang tertera di layar Handphone nya.

     "Sebentar," ucapnya lalu mengangkat panggilan. Turkey menukar pandangannya melihat Bahrain.

     "Oh, Bahrain! Sekarang kalian berada dimana?"  Tanya Singapura di seberang sana. Pelaku pemanggilan tersebut.

     "Kami di Gg.Selat Karimata. Ada apa? Kalian sudah berangkat?"

     "Yaa... Lebih tepatnya baru keluar dari rumah nya Indo."

     "Begitu."

     "Ya sudah, dua jam lagi kita ketemuan langsung di TKP aja, ya?"

     "Lah? Kenapa secepat itu—"

     "Jadi you mau nya jam berapa, hm?" Terdengar nada sedikit kesal dari suara Singapura.

     Bahrain menggeleng. "Ngga... Maksudku, memangnya sudah pasti? Petunjuk keberadaan Timor?"

     "Nah, makanya itu kalau bisa secepatnya! Kita diskusikan di tempat Indo kemarin. Lagipula Malaysia saat itu melihat Info di tempat kejadian, bukan?"  ujar Singapura.

     "Hmm... Baiklah." Bahrain mengangguk.

     "Betewe, semoga sebelum selesai mencarinya pun kita bisa secara tak sengaja bertemu dengan Timor, ya. Semoga dia memperlihatkan diri nya sendiri..."

     "Ya, semoga saja..." Bahrain menyematkan senyum. Membuat Turkey yang tak tahu pembahasan antara Bahrain dan Singapura memiringkan kepalanya bingung, melihat Bahrain yang tiba-tiba tersenyum setulus itu.

     "Ya sudah, deh. Sampai jumpa, hati-hati!"

     "Kau juga."

     TIT!

     "Ada informasi apa?" Tanya Turkey.

     "Dua jam lagi kita ketemuan di tempat kejadian. Katanya dipercepat karena ingin mendiskusikan sesuatu."

     "Owh..."

     *****

     "Gimana?" Setelah memutus percakapan di telepon, Singapura menoleh ke arah Indonesia yang masih sibuk menekan tombol di handphone nya. Lalu meletakkan  bagian speaker handphone di telinga kiri nya, tak mendapat jawaban, ia kembali menekan nomor dan menaruhnya di telinga kembali. Seperti nya ia sudah seperti itu sedari tadi.

[✔️] CountryHumans : disappearance Timor LesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang