5. Pencarian Timor Leste

83 19 2
                                    


     Turkey — Bahrain

     Kini mereka berdua tengah berjalan ketempat dimana saat itu Timor membuntuti Indonesia hingga sampai ke TKP-Nya.

     "Eh, tunggu—" Bahrain berhenti mendadak. Membuat Turkey yang berlari mengikuti langkah Bahrain yang terlalu cepat itu menabrak punggung Bahrain dan terjatuh.

     "Aduh. Kenapa, sih, Bahrain?" Tanya Turkey yang berdiri sembari mengelus pantatnya yang sakit.

     "Heran. Kita ngapain ke TKP saat Timor mengikuti Indo? Dia, 'kan hanya mengikuti nya, tak langsung menghilang?" Gumam Bahrain, mengeluarkan apa yang dipikirkannya.

     Turkey menghela nafas. "Tapi kalau semisal ada seseorang yang melihat kelakuan yang janggal dari Timor, itu bisa jadi bukti yang 'mungkin' bisa menjadi alasan dia pergi setelah itu, 'kan?" Jawab Turkey. Bahrain ber-ooh santai sembari mengangguk setuju.

     "Benar juga, *Idza da'anaa NAZHABU! " Bahrain menarik Turkey secara tiba-tiba. Membuat Turkey terkejut.

Note: *Idza da'anaa nazhabu = kalau begitu ayo kita pergi! -B.Arab/Bahrain

     "HEI, KAKI KU HANYA DUA!"

.
.
.
.
.

     Brunei Darussalam — Malaysia

     Brunei dan Malaysia lebih memilih untuk menanyai beberapa warga di sekitar sana tentang keberadaan Timor Leste.

     "Selamat siang, pak!" Sapa Brunei dan Malaysia sembari tersenyum, kepada seorang pekerja kebun di depan rumah besar. Merasa terpanggil, bapak tersebut pun menoleh sembari membalas senyuman mereka.

     "Selamat siang, dik."

     "Maaf mengganggu bapak sebentar. Eee... Kami hanya ingin bertanya, apakah bapak pernah melihat seorang anak kecil berumur kisaran 8 tahun di sekitar sini? Sekitar 3 Minggu yang lalu, sih, ehehe..."Brunei bertanya seolah candaan. Kenapa juga dia harus tertawa di akhir kalimat? Pikir Malaysia tersenyum kecut diam-diam.

     "Eh, 8 tahun? 3 Minggu? Kenapa lama sekali?" Tanya balik bapak tersebut sembari menggaruk kepala.

     "Iya, pak! Tingginya sekitar ini..." Malaysia membuat ukuran sendiri dengan menaruh lengannya sejajar dengan perut. "Lalu anaknya seperti ini, pak." Malaysia mengeluarkan sebuah foto palaroid dari sakunya. Memperlihatkan foto formal Timor Leste yang di ambil dari profil Rapor sekolah nya.

     "Hm... 3 Minggu yang lalu, ya?  Seingat bapak— OOHH!"

     "Eh, bapak lihat, ya, pak?!"kompak Brunei dan Malaysia bersemangat.

     "Lah, bapak 3 Minggu yang lalu keluar kota. Jadi bapak ngga tahu tentang anak ini," jawab nya.

     "Pret, dah. Kirain..."Malaysia kecewa dengan kesal. Brunei pun menepuk jidat.

     "Tak apa. Kita, 'kan baru mulai," Brunei menepuk pundak Malaysia.

     "Memangnya kalian punya hubungan apa dengan anak itu? Mau culik, ya?"canda bapak itu.

     "Yak! Salam, pak! SALAMMMM..."Malaysia mengatupkan kedua telapak tangan dengan amit-amit.

     "Kami bukan pedofilia, ya, pak. Apalagi kami masih pelajar menengah," Brunei jadi ikut kesal, di perlihatkan nya rompi sekolah yang melekat pada tubuhnya kepada bapak tersebut. Untung saja ia memakai rompi itu walau sedang tak ke sekolah.

     "Owh, begitu? Tapi wajahnya mencurigakan."

     "Nei, pengen ku sleding nih, kepalanya. Biar AFK jadi kuyang..."bisik Malaysia yang sudah geram.

[✔️] CountryHumans : disappearance Timor LesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang