Gusion menyipitkan matanya ketika mengintip di jendela, dia memang mendengar suara ribut lebih dari seorang diluar sana, selain suara hujan dan suara kakaknya, dia juga mendengar suara asing.Hujan diluar terlihat sangat lebat, dan ketika mengintip dia bisa melihat Aamon tengah berbincang dengan pria asing yang masih menaiki motornya.
Dia seperti tengah membicarakan sesuatu, tidak terdengar jelas namun Gusion bisa melihat bahwa pria asing itu tampak memasukan motornya ke halaman rumah, memarkirkannya ditempat yang teduh, kemudian Aamon -yang menurut Gusion terlihat sangat konyol ketika mengenakan jas hujan seperti itu- kini tampak membantu membawakan helm yang dipakai si pria asing.
Keduanya sampai diteras rumah, Aamon tampak menyimpan kedua helm di meja tamu yang berada diteras.
Setelah itu dia segera melepaskan jas hujan yang masih melekat ditubuhnya, pria asing disampingnya juga tampak tengah menggosok kacamatanya dengan kain.
"Maaf merepotkanmu pak Natan, hujannya pun masih lebat, bagaimana kalau kau berteduh dulu disini..."
Pria yang dipanggil Natan itu segera memotong ucapan kakaknya, Gusion juga sekarang mulai menyadari, pria itu adalah pria yang diceritakan kakaknya kemarin!
"Tidak perlu Aamon, saya langsung pulang setelah ini." Ucap pria itu sambil mengambil jas hujan yang baru saja dilepaskan oleh Aamon.
Kini gantian pria itu yang mengenakan jas hujan, sepertinya dia tidak lama lagi akan segera pergi dari rumah mereka berdua.
"Bapak yakin? Bagaimana kalau terjadi apa-apa dijalan nanti?"
Gusion mengernyit mendengar nada suara kakaknya yang agak berbeda, dia terdengar sedikit melembut padahal biasanya selalu ketus dan juga dingin.
"Tenang saja, saya bakalan baik-baik aja kok, daripada kamu mengkhawatirkan saya, mending kamu masuk gih... Seragam kamu kebasahan kan? Kalau diam lama-lama diluar nanti masik angin."
Gusion menutup mulutnya sendiri, menahan semua perasaan yang tiba-tiba membuncah, dirinya bingung sekaligus salah tingkah ketika mendengar penuturan Natan.
Gila, pantas saja kakaknya kemarin sampai bertingkah bodoh, ternyata orangnya modelan begini, siapa yang tidak mau coba?
"Aku tidak selemah itu pak."
"Iya... Tapi tetap harus hati-hati, kalau kamu sakit besok kita tidak bisa bertemu."
"Huh...?"
"Sudah ya... Sampai jumpa besok, jangan lupa jaga kesehatan, saya pulang dulu."
Natan tampak memberikan salam perpisahan kepada Aamon, tangan pria itu tiba-tiba saja mendarat diatas kepala Aamon dan mengusapnya pelan, sebuah senyum hangat terpampang di bibir nya.
Aamon melotot, apalagi Gusion yang menjadi saksi bisu interaksi ambigu dua orang didepannya ini.
Pemuda berambut coklat itu berusaha mati-matian untuk tidak berteriak seperti orang gila ketika melihat adegan dihadapannya.
Kalau sampai ketahuan bahwa dirinya mengintip, kakaknya pasti akan memanggangnya hidup-hidup.
__••__
Natan menjauhkan tangannya kemudian berdehem, berusaha mengenyahkan atmosfer yang tiba-tiba menjadi canggung.
"Kalau begitu sampai jumpa besok, saya pulang dulu ya Aamon."
Natan mengulang kata-kata undur dirinya, sementara itu Aamon tampak tersentak dari ekspresi kagetnya.
Dia mengangguk kearah Natan sambil mengulum bibir bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers | Natan x Aamon [Discontinue]
FanficJANGAN PLAGIAT! [BXB] [FLUFF] [15+] Aamon, 17 tahun, masih jomblo, wajah rupawan dan fans nya seperti semut pada tumpukan gula. Sayangnya sifatnya sangat dingin dan tidak memperdulikan sekitar. -Pantes jomblo, EKHEM. Natan, 25 tahun berasal dari Eru...