"Aku tau tujuanmu modus kak." Gusion berbisik pada Xavier sambil curi-curi pandang kearah Aamon yang tengah memesan makanan di kasir.Sementara mereka berdua berada dimeja tamu, sambil mengintai pergerakan sang kakak.
"Berisik, kalau sudah tau kenapa harus dibicarakan huh?"
Gusion menatap Xavier dengan sedikit terkejut, dia kira Xavier ini akan menjadi orang yang mengelak, berlagak tidak menyukai seperti para tsundere-tsundere ulung. Kayak pas di perpustakaan tadi.
Kok tiba-tiba begini coba.
"Kau tau kak? Modus sama kakakku gak gratis lho, mau kuberi sebuah harta karun gak?"
Gusion menaik turunkan alisnya kearah Xavier, pemuda berambut biru itu menatapnya sambil menyipitkan mata, memincing curiga kepada adik sang gebetan.
"Aku sudah cukup muak dengan mulut cerewet mu sedari tadi bocah, kenapa kau tidak bisa diam barang sedikitpun ha?"
"Hei~ kita sedang membicarakan bisnis disini kak, kau yakin tidak mau melihat barang apa yang mau kutawarkan?"
Xavier memutar matanya sambil mendengus.
"Tidak tertarik."
"Yang bener?"
"Iya."
"Ah masa?"
"Hmm..."
"Yakin?"
"Yakin."
"Serius?"
"Iya."
"Yakin serius?"
Xavier menggertakkan giginya kesal, kepala menoleh kesampingnya dimana tempat Gusion duduk berada, mulut nya terbuka untuk memaki bocah itu namun tidak ada kata-kata yang keluar.
Tatapan mata birunya terfokus pada layar ponsel milik Gusion, gambar Aamon dengan wajah yang terlihat seperti tengah malu-malu begitu menarik perhatiannya.
Xavier merasakan kedua pipinya memanas secara perlahan.
Gusion menyeringai, dia menarik ponselnya kembali untuk menyembunyikan harta karun barusan, seringai geli kembali terlihat ketika menyaksikan bagaimana pupil mata Xavier ikut bergerak ketika Gusion menyembunyikan fotonya.
"Pfftt bucinan kakakku emang gak pernah gagal bikin ketawa, ngomong-ngomong haruskah kita membicarakan bisnis kita kak Vivi?" Gusion kembali menaik turunkan alisnya sambil memberikan seringai lebar.
Xavier terdiam sebentar kemudian menghela napas, bocah tengil... Habislah sudah uang jatah Xavier minggu ini.
__••__
"Kenapa kau terlihat senang begitu, Gusion?"
Aamon menatap heran kepada sang adik yang berseri-seri dikursinya, sementara itu Xavier memasang wajah sedatar mungkin, seperti tengah menyembunyikan sesuatu.
Maniknya menyipit ketika Gusion menggeleng sambil masih dengan senyuman nista nya.
"Bukan apa-apa kok~"
"Bagaimana keadaanmu?" Xavier angkat bicara, seolah ingin mengalihkan topik.
Aamon menaikan sebelah alisnya bingung, dirinya kemudian mengangkat bahu.
"Aku baik-baik saja."
"Hmm... Kau tidak pandai berbohong." Ucapnya tenang sambil meraih minuman yang telah dipesannya.
Aamon berdecak pelan sambil memutar bola matanya.
"Aku tidak berbohong, lagipula siapa yang peduli jika pak Natan memiliki kekasih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovers | Natan x Aamon [Discontinue]
FanficJANGAN PLAGIAT! [BXB] [FLUFF] [15+] Aamon, 17 tahun, masih jomblo, wajah rupawan dan fans nya seperti semut pada tumpukan gula. Sayangnya sifatnya sangat dingin dan tidak memperdulikan sekitar. -Pantes jomblo, EKHEM. Natan, 25 tahun berasal dari Eru...