29

2.6K 238 18
                                    

Hallo semuanyaaa!!
I'm back!!!

Yang kangen Author sini merapat! ☺



Gausah basa basi lagi, kita langsung masuk ke cerita yaahhh

Selamat membaca!!!























Lisa kini tengah berlari menuju parkiran, tampak tergesa dengan raut wajah panik. Beberapa saat yang lalu, ia baru saja menyelesaikan kuliah pertamanya ketika handphone di dalam tas nya berdering dan tertera panggilan dari Daddy Jennie. Dan betapa terkejutnya Lisa ketika ia mendapat kabar bahwa Jennie yang posisinya sedang sendiri di rumah tidak dapat di hubungi oleh Daddynya.

Ya, kemarin adalah hari kepulangan Jennie dari rumah sakit dan hari ini Lisa baru kembali masuk perkuliahan setelah seharian kemarin menemani Jennie yang keadaannya mulai membaik. Bahkan Lisa memilih untuk tinggal di rumah Jennie sementara waktu. Selain ia ingin merawat dan menjaga Jennie sampai sembuh, Lisa juga sebenarnya masih sedikit trauma untuk tidur di rumahnya setelah apa yang terjadi pada Jennie. Bayang-bayang Jennie yang tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan penuh darah masih sangat jelas di ingatan.

Dan sialnya bayangan itu kini kembali hadir dan berputar di kepala Lisa ketika ia mendapat kabar tentang Jennie dari Daddynya.

Jujur jika bisa memilih, Lisa ingin tetap terus menemani Jennie sampai benar-benar sembuh. Namun ia sudah tidak bisa absen lagi dari kelas karena sudah terlalu lama jika alasannya hanya menemani sahabatnya yang sakit. Maka dari itu Lisa terpaksa pergi ke kampus dan meninggalkan Jennie sebentar meski hal itu cukup berat bagi Lisa. Jennie pun sebenarnya tidak masalah dengan itu karena ia juga menyadari bahwa Lisa sudah terlalu lama absen dari kelas.

Tetapi lihat sekarang, Lisa bahkan baru mengikuti satu dari dua mata kuliah yang terjadwal hari ini dan Jennie sudah membuat dirinya khawatir setengah mati. Lisa kini menyalahkan dirinya yang memilih pergi ke kampus meninggalkan Jennie sendiri di rumah. Jika benar terjadi sesuatu pada Jennie 'lagi', Lisa benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Selama berlari menuju parkiran, Lisa terus mencoba berkali-kali menghubungi Jennie namun hasilnya tetapi sama, handphone Jennie tidak dapat di hubungi. Lisa kemudian menghubungi Mami berniat meminta tolong untuk memeriksa Jennie. Namun sialnya, ia lupa bahwa Mami sedang tidak ada di rumah. Bibi yang biasa bekerja di rumah Jennie pun kemarin memberi tahu bahwa ia akan ijin tidak ke rumah hari ini. Jadi saat Lisa pergi kuliah, ia benar-benar meninggalkan Jennie sendirian di rumah. Itu sebabnya tadi pagi ia sedikit ragu untuk berangkat. Namun karena Jennie berkata bahwa ia akan baik-baik saja di tinggal sendiri, Lisa akhirnya mengikuti perkataan Jennie dan pergi ke kampus.

Benarkah Jennie baik-baik saja saat ini? Lisa tidak tahu. Kepalanya sudah di penuhi oleh pikiran-pikiran negatif yang membuat ia sangat ketakutan. Bahkan kini saat Lisa telah sampai di parkiran dan masuk ke dalam mobil, tangannya yang berada di atas kemudi mulai bergetar dan berkeringat. Segera ia menancap pedal gas dan melajukan mobilnya secepat yang ia bisa.

Wajah Jennie yang tersenyum serta lambaian tangannya yang di berikan tadi pagi ketika Lisa berangkat benar-benar memenuhi pikirannya saat ini.

.
.
.


"Jennie!!" Lisa berteriak begitu ia masuk ke dalam rumah Jennie.

Rumah tampak sepi dan tidak ada yang menyahut. Langkahnya kemudian langsung tertuju ke kamar sahabatnya yang berada di lantai dua. Lisa menaiki tangga dengan tergesa dan segera membuka pintu kamar yang untungnya tidak di kunci oleh sang pemilik.

BEST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang