27

2.6K 258 21
                                    

Hallo semuanyaaa!!
I'm back!!!

Makasih buat readers yang selalu setia nunggu cerita author 😊

Makasih juga buat Vote, Comment, dan yang udah Follow akun author 😊😊

💛💛💛


Kita langsung masuk ke cerita yaahh

Selamat membaca!!!




















Jennie kini sedang dalam penanganan dokter. Tadi saat setelah sampai di rumah sakit, ia langsung di bawa ke unit gawat darurat.
Lisa dan Maminya tengah menunggu di depan ruangan dengan masing-masing terus merapalkan doa demi keselamatan Jennie. Sedangkan Papi Lisa pergi keluar untuk menghubungi Daddy Jennie dan memberi tahu tentang kondisi anaknya saat ini.

"Ini semua salah Lisa..." ucap Lisa lirih sambil menatap tangannya yang penuh darah.
Sedangkan Mami yang duduk di sebelahnya langsung memeluk putrinya erat.

"Jangan ngomong kaya gitu sayang. Ga ada yang harus di salahin karna kejadian ini" ucap Mami mengusap punggung Lisa.

"Tapi Jennie nyakitin diri sendiri pasti gara-gara ucapan Lisa yang bilang mau berhenti jadi sahabat dia dan milih pindah kuliah di luar. Keputusan yang Lisa buat malah bikin Jennie kaya gini..."

"Semua kejadian pasti ada hikmahnya. Sekarang lebih baik kita berdoa semoga Jennie baik-baik aja"

"Lisa takut Mami... hiks~" Lisa kembali menangis.

"Ga akan terjadi apa-apa sayang, Jennie pasti kuat. Kamu yang tenang yah..." Mami terus menenangkan putrinya.

Ketika dirasa mulai tenang, Mami melepas pelukannya dan membantu mengusap pipi Lisa yang di penuhi air mata.

"Mending sekarang kamu bersihin dulu tangan kamu sayang, biar Jennie Mami yang tungguin"

Tanpa sepatah kata Lisa beranjak dari duduknya dan berjalan menuju toilet.

Sesampainya di sana, Lisa langsung melangkah ke wastafel dan mulai mencuci tangannya. Seketika air mata kembali jatuh melihat darah Jennie yang mengalir dari tangannya. Ingatan Lisa kembali pada saat ia menemukan Jennie tergeletak dengan pergelangan tangan yang terus mengeluarkan darah. Wajah pucat Jennie, juga senyum yang ia berikan pada Lisa di tengah rasa sakitnya. Lisa kembali menangis kencang. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi pada Jennie lebih dari ini. Lisa ingin membuang jauh-jauh pikiran buruknya tetapi tidak bisa. Ia sangat takut jika harus kehilangan Jennie selamanya. Lisa tidak siap dan tidak akan pernah siap jika harus kembali kehilangan orang yang ia sayang. Terlebih penyebabnya sama, Jennie berusaha mengakhiri hidupnya sama seperti yang di lakukan Mommynya dulu. Jika Jennie tidak bisa di selamatkan, Lisa benar-benar akan menyesal dan tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri seumur hidupnya.

Mungkin Lisa akan gila. Dan mungkin ia akan melakukan hal yang sama seperti apa yang Jennie lakukan.

Lisa luruh ke lantai, menangis pilu. Kesedihan yang teramat dalam membuat dadanya sesak. Tangannya terus menerus memukul dadanya.

Sakit, hatinya sungguh sakit.

"Maafin aku J... hiks~"

"Maaf... Maaf... Maaf..." ucap Lisa semakin lirih.

.
.
.


Menghabiskan hampir tiga puluh menit di dalam toilet, Lisa akhirnya bisa sedikit menenangkan dirinya dan segera kembali. Ia tidak ingin melewatkan informasi mengenai keadaan sahabatnya yang mungkin saja masih dalam penanganan dokter.

BEST FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang