00

889 46 1
                                    

happy reading!

***

BRAKK

"Kaisar XI IPA3 telah tiba, mana nih gold karpetnya?!"

Astaghfirullah!

Anak anj-!

Innalilahi!

Ayam ayam!

Asyuu!

BRAKK

Pantat Gue!

Begitulah sepenggal teriakan serta umpatan dari orang-orang yang terkejut mendengar dobrakan pintu, serta teriakan nyaring seperti Mak Lampir yang dilakukan oleh seorang cewek sedikit gila, ah! atau memang sudah gila full?

"Buahahaha komuk kalian macam nahan boker!" Tawa cewek gila itu membahana memenuhi ruang kelas.

"Gila Lo Sha. Lo mau bikin kita kena serangan jantung berjamaah, hah?!" Ujaran sinis diberikan oleh cowok jangkung berkulit sawo matang, sebut saja namanya Arlo kepada cewek gila itu.

"Liat noh si Dono sampe kejengkang gara-gara Lo." Lanjutnya.

Masih dengan sisa-sisa tawanya, "haha sorry, Gue gak bermaksud." Ucap cewek itu sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk peace.

Tak ada jawaban lagi dari Arlo, cowok itu hanya memberikan lirikan sinis bagaikan laser.

Sedangkan teman-teman sekelasnya yang lain hanya bisa mendengkus, sudah biasa dengan tingkah laku abstrak cewek itu.

"Nasha Lo tuh bener-bener ya! Kalo pintunya lepas gimana?!" Omel cewek pendek berkulit putih, seraya berjalan kearah cewek gila yang ternyata bernama Nasha.

Setelah sampai didepan Nasha, cewek itu langsung saja menarik telinga Nasha tanpa perasaan.

"Lala, sakit woi! lepasin La!" pekik Nasha kesakitan.

"Ini tuh hukuman buat Lo!"

"Ah elah, Gue kan cuma dobrak pintu doang."

"Dobrak pintu doang?! Hello?? Lo juga teriak nyaring banget gila. Sampe-sampe pengang ni kuping Gue. Untung aja dikelas kita gak ada yang punya penyakit jantung, kalo ada gimana coba nasibnya?!" Cerocos Lala panjang lebar.

Nasha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "ya maaf, lepasin dong La.." Pintanya dengan memelas.

"Udahlah La. Kasian Nasha, liat tuh telinganya udah merah." Ucap Olea menatap prihatin pada Nasha.

"Gak Le. Ni anak harus dibikin jera dulu, biar dia gak kaya gitu lagi," keukeuh Lala tak mau melepas jewerannya.

Olea menghela napas pelan, ia hanya bisa berdoa dalam hati semoga saja telinga Nasha tidak lepas dari tempatnya.

"Lepasin La.. Sakit tau, nanti Gue traktir Lo bakso deh." Lala sama sekali tak tergiur dengan tawaran Nasha.

Ia masih saja mempertahankan tangannya yang bertengger manis ditelinga cantik Nasha.

Tak kehabisan akal Nasha kembali membuka suara, "Dua mangkok bakso plus satu mangkok mie ayam?" Tawarnya lagi, berharap kali ini tawarannya dapat meluluhkan hati Lala.

"Oke! tapi Lo harus janji gak bakal ngulangi lagi." Ucap Lala menerima tawaran Nasha.

Nasha bersorak dalam hati, ia mengangguk dengan mantap. "Gue janji!" Gak janji deng. Lanjutnya dalam hati.

Antagonis [Pensiun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang