XXIII

66 8 1
                                    

WARNING

19++ scene include.

Mohon kebijaksanaan masing-masing, ada adegan dewasanya dikit.

~~~**~~~

Sehari setelah pernikahan Druig dan Aleena, eternals yang lain memutuskan untuk kembali pada kehidupan masing-masing. Seperti rencana yang telah mereka ceritakan sebelumnya, Druig dan Aleena ikut mengantar Sprite untuk menjalani kehidupan barunya sebagai manusia biasa. Bersama Kingo dan Sersi, mereka bertiga berangkat ke London. Druig membantu Sprite memasukkan koper-kopernya ke dalam bagasi mobil, sedangkan Aleena mengobrol sejenak bersama Sersi dan Sprite sebelum benar-benar berpisah.

"Tetap berkabar denganku, oke?" ujar Aleena sambil memeluk Sprite sebagai salam perpisahan. Sprite mengangguk mengiyakan.

"Ponsel ini memang hiburan yang menyenangkan, aku jadi paham mengapa manusia bisa kecanduan dengan benda ini," ujar Sprite sambil memainkan ponsel barunya. Sersi terkekeh menatap tingkah Sprite yang mulai mirip dengan remaja manusia pada umumnya.

"Yeah, jangan sampai kau berubah menjadi remaja menyebalkan yang kecanduan ponsel," timpal Kingo dari kursi penumpang depan.

"Semua sudah selesai,hati-hati di jalan. Tetap berkabar dengan yang lain, oke?" ujar Druig setelah selesai menata koper-koper di bagasi. Memeluk Sersi dan Sprite sebelum mereka masuk mobil untuk berangkat ke bandara.

"Selamat berbulan madu untuk kalian berdua!! Aku tidak mau tahu, kalian harus mengirimkan foto-foto liburan kalian!" ujar Kingo sambil melambaikan tangan. Mobil yang mengangkut Kingo, Karun, Sersi dan Sprite melaju menuju bandara. 

Druig dan Aleena memutuskan kembali ke pondok Ajak sebelum benar-benar pergi untuk berbulan madu. Saat kembali, mereka bertemu dengan Makkari yang memandangi Domo yang sedang terparkir di bukit dekat pondok Ajak. Makkari dan Thena memang sedang membantu Phastos memperbaiki Domo. Druig dan Aleena berpamitan pada mereka sebelum berangkat untuk menikmati bulan madu mereka sejenak. 

"Oh, Kingo dan yang lain sudah berangkat?" tanya Phastos begitu menyadari Druig dan Aleena mendekat. Tangannya sibuk mengatur sistem dalam Domo dengan alat di lengannya. Aleena mengiyakan menjawab pertanyaan Phastos.

"Selamat menikmati buan madu untuk kalian!" ujar Makkari dengan semangat, menyerahkan dua koper milik pasangan baru, Aleena dan Druig.

"Terima kasih, Makkari. Akan kubawakan oleh-oleh untukmu nanti," ujar Aleena sambil memeluk Makkari. Thena baru saja keluar dari dalam Domo setelah mengeluarkan reruntuhannya. Melihat ke arah Phastos, Druig, Makkari dan Aleena yang sedang berkumpul.

"Oh, kalian sudah akan berangkat? Mau menumpang Domo? Sepertinya sudah bisa dicoba untuk terbang-," 

"Tidak, masih belum stabil keseimbangannya. Pakai saja tiket yang dibelikan Kingo. Aku masih harus memperbaiki beberapa hal," ujar Phastos memotong kalimat Thena. Sedangkan yang dipotong kalimatnya hanya mengangkat bahu.

"Hati-hati di jalan, nikmati waktu kalian..." ujar Thena sambil melambaikan tangan. 

~~~***~~~

Aleena dan Druig sedang berada di dalam pesawat menuju tempat liburan mereka, di Santorini. Hadiah pernikahan (lagi-lagi dari Kingo) dengan menginap di hotel mewah di sana. Semua sudah diatur oleh Kingo, mereka berdua hanya tinggal berangkat dan menikmatinya. Aleena tidak terlalu terkejut dengan hadiah yang diberikan Kingo, sebagai eternal yang hidup ribuan tahun dan memutuskan menjadi bintang Bollywood selama berpuluh-puluh tahun. Tentu saja kekayaan dan koneksinya tidak main-main.

"Kau menikmatinya?" tanya Aleena melihat Druig yang sedang menatap keluar jendela pesawat. Hamparan awan dan lautan menghiasi pemandangan di jendela.

"Aku menyukainya, tidak jauh beda dengan Domo. Dan kursinya empuk," sahut Druig sambil menepuk kursi VIP di kelas esekutif maskapai yang sedang mereka tumpangi. Aleena tertawa kecil mendengarnya.

Be With You | Druig's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang