XX

132 13 3
                                    

Druig menunggu bersama eternals lain di sebuah parkiran jet pribadi di sebuah bandara. Menunggu Sersi dan Ikaris kembali bersama Phastos. Menatap ke arah Kingo yang mengoceh di depan kamera yang dipegang oleh Karun.

"Kami sedang menunggu kedatangan satu eternals lain. Phastos. Ilmuwan kami! Pencipta teknologi! Yang paling pintar! Dia akan membantu misi kami kali ini, kita tunggu kedatangannya!" ujar Kingo dengan semangat.

"Kau akan mengunggahnya, Kingo?" tanya Sprite.

"Oh, tentu saja... ini menarik dan semu orang harus tahu, ini bisa jadi bahan film baruku," jawab Kingo dengan bangga. Karun mengangguk setuju sembari tetap merekam.

"Kalian mendapatkan pujian, telah melindungi bumi selama ribuan tahun." timpal Karun.

"Yah, jika saja kita berhasil menidurkan Tiamut..." gumam Druig. Nada suaranya terdengar dingin namun juga ada keraguan di dalamnya. Thena menoleh ke arahnya, memperhatikan Druig yang sedang memandang ke arah landasan pesawat yang lengang.

"Sepertinya sesuatu berubah darimu, bukan begitu?" tanya Thena. Druig menoleh ke arahnya.

"Memangnya apa yang menurutmu berubah?" tanya Druig penasaran.

"Kau terlihat berbeda saat bersama gadis itu. Alexan....dra?" ujar Thena, berusaha mengingat nama yang Aleena perkenalkan pada eternals. Druig terdiam mendengar kalimat Thena, ia tak mengelak karena ia juga merasakan hal serupa sejujurnya. Tapi ia tak mau lekas mengetahuinya. Ia ingin menceritakannya jika ia siap.

"Kata Kingo, dia hebat dalam berpedang. Menyenangkan jika bisa berlatih bersamanya," ujar Thena sambil tersenyum.

"Dia juga akan senang jika bertemu denganmu," sahut Druig sembari menyunggingkan senyum tipis.

"Yup. Ada yang sedang jatuh cinta... menjadi seorang eternals bukan berarti tak bisa merasakan jatuh cinta. Lihat, lihatlah Druig. Sang Pengendali Pikiran!"

PRANG!

Saat Kingo sedang asyik mengoceh, Druig mengendalikan Karun agar membanting kamera yang menyorot padanya. Membuat Kingo berteriak kesal. Sedangkan dirinya sendiri menatap Kingo datar.

"Bisakah kau hentikan untuk tidak mind-controlling asisten orang? Ini sudah kamera kedua yang kau banting, Druig!" omel Kingo kesal.

"Bukan aku yang membantingnya," ujar Druig dengan santai. Kingo menatap kesal pada Druig sambil berkacak pinggang.

"Tak apa Tuan, aku lancang jika terus merekam Tuan Druig tanpa izinnya," ujar Karun sambil menangkupkan kedua telapak tangannya. Druig mengangguk ringan.

"Memang siapa sebenarnya si Alex-Alex itu? Kau sangat protektif padanya," tanya Sprite penasaran.

"Sudah kukatakan, aku akan menceritakan pada kalian nanti." jawab Druig singkat.

"Hei, ayolah... tidak mungkin seorang Druig dengan mudah menerima manusia baru di desanya kan?" tanya Kingo setengah mendesak Druig. Membuat laki-laki itu menatap sinis ke arah Kingo yang menampilkan wajah usilnya.

"Berapa lama kita harus menunggu Sersi dan Ikaris membujuk Phastos" tanya Druig. Kingo semakin bersemangat mengetahui Druig mengalihkan pembicaraan.

"Ohh..... kau sangat mencintainya ternyata. Ugh, aku sangat suka kisah cinta begini. Aku tak sabar mendengarkan cerita bagaimana kalian bertemu," ujar Kingo sambil tertawa. Druig beranjak dari duduknya dan menghampiri Kingo. Sangat ingin menonjok wajah tengil yang puas menggodanya.

"Hei, hei... kami hanya pergi sebentar dan kalian sudah ribut?" suara Ikaris terdengar. Datang bersama Sersi dan Phastos. Druig yang sudah nyaris menonjok wajah Kingo menurunkan tangannya. Berjalan menjauh dari Kingo, meninggalkannya yang masih tersenyum penuh arti.

Be With You | Druig's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang