panti

0 1 0
                                    

"ayo balik ke sekolah"ajak damar merangkul bahu nana.

"ihh kak, udah mau pulang. Sekali-kali healing ya, kak adit, kak damar sama kak bara duluan aja ke sekolah"ucap nana tersenyum.

"yaudah tapi aku temenin"sahut damar.

"yaudah"desah tasya cemberut.

"tapi ini mau kemana"tanya adit sambil menatap layar hpnya.

"ke panti aja yuk"sahut bara.

"panti apa"tanya nana menghadap bara.

"panti yang sering kita buat main"jawab damar.

"yaudah ayo keburu sore"sahut adit.

Akhirnya mereka menuju ke panti kasih bunda, nana bersama damar dalam satu mobil sedangkan adit, bara, tasya dan nabila menggunakan mobil tasya.

"kak"ucap nana menatap damar yang sedang fokus menyetir.

"ada apa cantik"jawab damar dengan lembut.

"makasih..."seru nana

"makasih buat apa"tanya damar dengan heran.

"makasih udah nerima aku, maaf aku belum bisa balas perasaan kakak"ucap nana dengan lirih.

Damar yang mendengar ucapan nana memilih untuk menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"aku udah dari awal udah bilang bakal buat kamu jatuh cinta, jangan bilang makasih ya. Aku yang bilang makasih udah biarin aku membuktikan, dan inget aku cinta sama kamu"ucap damar menatap lekat wajah nana yang menunduk.

"maaff..."seru nana yang tanpa ia sadari air mata telah di pelupuk pipinya.

"aku ga mau dan ga suka liat kamu nangis"ucap nana mengusap air mata yang jatuh di pelupuk pipi.

"kenapa bibirmu sangat imut, boleh enggak..."ucap damar mencairkan suasana meskipun apa yang ia katakan adalah nafsu.

"kakak mesum"sahut nana dengan cemberut dan mengalihkan pandangannya ke luar mobil.

"lucu banget pacarku"ucap damar menoel hidung nana.

"untung dia ga mau, ya allah hindungi hambamu ini dari godaan setan"batin damar mengelus dadanya.

"kalian lama banget, kemana aja"tanya bara yang memang sudah sampai duluan.

"adadeh, kepo banget"seru damar menuju ke ruang tamu panti.

"kamu ga papa kan na"tanya nabila yang melihat mata nana bengkak sebab menangis.

"aku ga papa kok"jawab nana tersenyum.

"yaudah ayo masuk, kita tadi udah masuk duluan"sela tasya.

"lha bundamu tau kamu disini"tanya budhe mita yang merupakan kakak dari riska dan merupakan pemilik dari panti kasih bunda.

"engga tadi habis sekolah langsung kesini budhe"jawab damar, adit dan bara hanya mengganguk.

"itu siapa, cantik banget"tanya budhe yang melihat nana hanya melihat obrolan budhe dengan damar.

"itu nana budhe"seru damar.

"assalamualaikum budhe"ucap nana sambil salim ke budhe

"waalaikumsalam, kok mau sih sama damar"jawab budhe sambil melirik ke damar

"budhe ga usah bercanda deh"seru damar.

"budhe mau pergi dulu, soalnya masih ada urusan"ucap budhe mita pamit.

"siap"jawab damar, adit, bara serentak.

setelah empat jam menghabiskan waktu di panti asuhan akhirnya mereka memilih untuk pergi ke rumah makan yang tak jauh dari panti asuhan.

"kak aku mau sambalnya"seru nana yang meminta sambal bawang yang tak bisa dijangkau.

"ga boleh makan sambal"ucap damar menatap nana.

"tasya sama nabila aja makai sambal, ga enak kalau ayam goreng ga pakai sambal"sahut nana kesal.

"GA NANTI SAKIT PERUT, GA BOLEH"jawab damar dengan penuh penekanan.

"ihhh mana kak damar, ngeselin banget sih"seru nana merengek.

"TAPI GA BOLEH BANYAK-BANYAK"sahut damar memberikan cup sambal.

"IYA-IYA"jawab nana kesal.

"habis ini mau kemana"tanya tasya setelah selesai makan, dan berada di parkiran.

"bil, gue pinjem bentar nana ya. Nanti biar gue anter pulang"seru damar.

"mau kemana kak"tanya nana melihat damar.

"bil, bisa enggak"tanya damar.

"yaudah tapi jangan lama-lama"jawab nabila yang tadinya ragu.

"oke makasih. Dit, kamu antar nabila sama tasya ya"seru damar.

DAMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang