Aku duduk dan melihat Yo, Pat dan rekan-rekan atlet sekolahnya bernyanyi bersenang-senang dengan lampu berkelip di balik langit malam hari dan lagu Namcha Sheranut melintas ke saraf pendengaran.
~Aku ingin berdiri di tempatku dulu berdiri~
Aku ingin bernyanyi juga.
Tapi itu cuma berkhayal, karena pada kenyataannya aku harus membaca menu, memesan makanan untuk mengisi kembali energi dan nutrisi tubuh mereka.
"Mau makan apa?" teriakku ke seberang. Di tengah alunan musik dan suara teriakan seperti ayam yang digorok tenggorokannya, Chi dan Beam, yang belum bernyanyi hanya gerakan-gerakan sekenanya.
"Aku mau tumis sayuran campur." kata Chi.
"Kalau aku salad pedas."
Aku mencatat apa yang mereka pesan di atas kertas. Biarkan mereka yang memegang mikrofon.
"Kalian berdua?"
"Aku ikan yang digoreng dengan bumbu. Aku ikan goreng." jawab Po dan Win kepadaku lekas mereka berdua beralih dan tertawa. Mereka bergoyang maju mundur mengikuti irama musik. Lalu aku menoleh untuk bertanya pada orang yang duduk di sebelahku, Sound, terlebih dulu.
"Makan apa, Sound?"
"Boleh aku memakanmu?" Sound berbisik di telingaku, tersenyum.
"Sialan!" tegurku pelan, dan untungnya tidak ada yang mendengarnya. Bisa-bisa aku diledek teman-temanku.
"Boleh?" Sound masih menggodaku.
"Mau makan kakiku?" tanyaku dengan nama menu terbaru yang kupikirkan sendiri. Yang lebih enak dari ceker ayam. Selain itu, rasanya lebih pedas dari apa pun. Sound yang mendengar itu membuatnya tersenyum nakal. Sebelum dia berulah lagi, aku berbicara dengan orang lain sebagai gantinya.
Yah... ini membuat kepalaku mendidih harus bertemu di situasi ini.
Aku menoleh ke orang lain yang duduk di sebelahku.
"Mau makan apa?"
".........." nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi saat ini. Silakan buang ponsel Anda dan gantung diri.
Hm... aku hanya bertanya apa yang mau kamu makan, kenapa kamu mengerutkan kening dan membuat wajah galak seperti itu? Kamu tidak bisa membunuhkudi sini, ada banyak saksi. Dijamin kamu pasti akan dipenjara. Aku beralih melihat menu makanan dan melirik si tampan sejenak setelah mengumpulkan keberanian untuk bertanya lagi.
"Mau makan apa?"
".........." masih diam.
Hei, apakah kita akan memainkan perang saraf? Kamu jangan seperti Sound tadi, ya. Selain itu, biaya makan di sini lebih murah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Ketua OSIS
JugendliteraturJudul asli: My President Karya: Pruesapha Terjemahan dalam bahasa Indonesia, nonprofit, hanya untuk hiburan. Tayang 2 Desember 2022 dengan judul "My School President"