Pada pagi di minggu yang baru, aku datang ke sekolah dalam keadaan lesu dan lelah karena aktivitas fisik yang berat selama liburan, termasuk berlari maraton mini di sekitar Kanchanaburi, dan satu hal lagi adalah melawan lelaki tampan yang buruk itu.
"Sini, sini." Po memanggil dari jauh yang terdengar seperti nada orang jahat dalam sinetron. Sisanya menoleh untuk menatapku, beberapa bersiul, beberapa bertepuk tangan.
Aku berteman dengan burung, orang utan atau bagaimana? Mereka semakin aneh setiap hari.
"Kalian kenapa?" aku berdiri dan bertanya dengan suara serak ketika aku tiba di meja biasa. Tentu saja mereka tidak menjawab, malah tertawa begitu keras.
Aku kesal ketika melihatnya.
"Sialan!"
"Kenapa kamu marah? Kantaphol berkelahi dengan anjing." kata Pat sambil meletakkan tangannya di daguku. Aku buru-buru menepis.
"Hahaha!" Sisanya tertawa riang.
"Anjing apaan?" aku mengerutkan kening mengedarkan pandangan ke semua orang. Win menjawab dengan dia memperlihatkan layar ponsel di tangannya padaku.
"Nih." aku mengambil ponsel Win untuk melihat lebih dekat. Ada foto diriku menggonggong pada anjing lokal ketika pergi berlari di Kanchanaburi pada hari Sabtu lalu.
"Anjir."
"Dari mana bisa kamu dapet ini?" teriakku meminta jawaban dari semua orang di sini.
"Mereka membagikannya ke seluruh sekolah."
"Hah?" Po menyerahkan ponselnya kepadaku. Aku menggulir dan ternyata ada banyak orang yang membagikan foto ini.
Oh, Gila!
"Sialan!" aku meletakkan tangan di atas kepalaku sampai aku kacau. Apa yang terjadi dengan hidupku?
"Apa seriesnya keren?"
"Sangat keren, sangat memalukan!" ucapku pada Yo yang sedang menahan senyum.
"Hahaha aku ketawa." Pat masih saja, dia perbesar fotoku itu dan tunjukkan kepada semua.
"Sial, diamlah!" Aku memperingatkan. Kalau kamu tidak berhenti berbicara, tertawa, atau meledek, kubuat gigimu rontok. Tunggu dan lihat saja.
"Anjir!" aku duduk di tengah-tengah Po dan Wan. Melihat layar ponsel banyak yang sukai, posting, dan bagikan. Banyak sekali. Bagaimana bisa mereka punya? Batinku dalam hati.
"Teman-teman, foto ini lebih heboh." dari keheningan karena ancamanku, Pat tiba-tiba bersuara membuat lainnya menjadi bingung. Termasuk aku, tapi harus berpura-pura tidak peduli.
"Hey, ayo lihat."
Dan kemudian mereka berbondong-bondong ke layar ponsel Pat.
"Oh, ada suami istri lagi." kata Yo.
"Hatiku." dilanjutkan dengan Win meletakkan tangannya di dada kirinya dan seolah jatuh di atas meja.
"Aku sangat lemah." Po yang bertindak seperti ular merayap tertidur di punggung Win.
Huh, kerja sama yang bagus, teman sialan!
"Apa lagi?" Semuanya seperti memberi tekanan untuk memicu rasa ingin tahuku sampai aku berbicara dan melihat fotonya. Aku memfokuskan mataku pada layar, refleks melebarkan mataku karena terkejut.
"Siapa yang motret?"
Si tampan dan aku berdiri di sana berbicara. Aku ingat dia menggangguku dan aku membentak padanya. Namun, mengapa fotonya seperti pasangan yang manis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Ketua OSIS
Teen FictionJudul asli: My President Karya: Pruesapha Terjemahan dalam bahasa Indonesia, nonprofit, hanya untuk hiburan. Tayang 2 Desember 2022 dengan judul "My School President"