Chapter 46: Cinta "Kan" (2)

5.4K 542 68
                                    

Byur!!

Pemandangan sekelompok anak laki-laki melompat ke sungai dengan wajah tersenyum mengingatkanku ketika SD yang pernah berkunjung ke rumah Nenek di provinsi lain. Rumahnya berada di tengah kebun dan sebuah sungai kecil mengalir di belakang rumah. Aku ingat saat itu sepupuku dan aku tidak bosan bermain dari pagi sampai sore.

"Ngapain kamu duduk-duduk?"

Sekarang aku mulai bosan dengan pemilik suara yang sedang berdiri tegap. Aku mencoba melarikan diri dan duduk jauh masih saja dia mengikuti, tidak pernah berhenti mengganggu.

"Nggak." karena malas juga menanggapi, aku memberikan jawaban singkat. Sambil mengangkat bahu dan mengayunkan kakiku pada air sungai. Tidak tahu untuk apa tapi ini menyenangkan untuk dilakukan.

"Air kelapa."

Kelapa yang ditancapkan sedotan putih dijulurkan untuk mengalihkanku yang sedang mengamati pemandangan. Aku sebenarnya sedang sedikit haus sampai menelan ludah. Namun, aku harus jaga gengsi.

"Nggak."

"Ambillah untuk cuci mukamu."

"Ai Tin!" aku berbalik ke arahnya dengan marah sambil mengangkat tanganku dan bersiap untuk memukul kepalanya. Dia terburu-buru untuk melarikan diri atau akan ada pembunuhan.

Kamu menyebalkan!

"Ayo turun dan main air."

Hmm? Aku melihat anak kecil yang muncul ke permukaan di depanku. Sambil menunjuk diriku, anak laki-laki itu mengangguk dan berteriak agar yang lain mendengar aku akan berenang.

Kenapa kalian memaksaku seperti ini? Ayolah, aku tidak akan ikut masuk ke air. Aku sudah melihat ulasan di situs web populer takut airnya lebih tinggi dariku. Pada akhirnya aku menjatuhkan diri ke sungai. Berkali-kali lebih dingin daripada saat kakiku direndam tadi. Kemudian berenang ke sekelompok anak-anak yang melompat dari bebatuan di sepanjang tepi sungai. Kami bersenang-senang. Apalagi anak yang mengajakku turun bermain. Berjungkir balik bolak-balik ke dalam air dengan indah sampai terdengar tepuk tangan dan sorakan yang lain

"Halo."

"Hai." aku menoleh untuk melihat pria yang berdiri di sampingku dengan tatapan sedikit curiga.

"Aku Ohm."

"Oh, aku Gun." aku mengangguk memperkenalkan diri setelah lelaki jangkung itu memperkenalkan diri sebelumnya. Melihat penampilan dan wajahnya, mungkin dia lebih tua dariku.

"Kamu ke sini sendirian?"

"Iya." jawabku sambil tersenyum.

"Siapa bilang?"

Hah!! Aku dan kakak itu menoleh untuk melihat suara orang ketiga yang datang dari belakang. Tin mendekat sambil menautkan alis.

"Dia ikut denganku." Kata lelaki tampan itu yang lalu mendekat ke arahku dan memeluk leherku erat-erat. Aku tidak tahu bagaimana dia memasang wajah ke arahnya. Kakak itu berlalu kembali ke rakit tanpa pamit padaku.

"Kamu apain kakak itu?" tanyaku jujur tanpa lupa menyingkirkan lengannya dari leherku.

"Nggak ada."

"Jangan bohong."

"Nggak bohong." dia terus menyangkalnya. Dia juga berenang kembali ke rakit tanpa pamit.

Huh, kamu pikir aku akan membiarkanmu pergi tanpa dapat jawaban? Sekarang aku berenang mengejar lelaki tampan itu sampai tiba di tempat. Lekas melompat dan duduk di sebelahnya. Dia menatapku, tapi kenapa melihat ke bawah?

"Lihatin apa?" Aku mendengkus untuk membuatnya sadar. Apa yang kamu lihat? Ada sesuatu pada tubuhku?

"Nggak." ucap lelaki tampan itu dengan suara berat lalu berpaling.

Pacarku Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang