Mumpung lagi mood dan ide ngalir aku lanjut langsung 2 part.
________
Abel melihat ke sekeliling nya yang tampak sepi, sepertinya anak-anak sedang berada di kelas masing-masing. memanfaatkan kesempatan, Abel perlahan keluar dari toilet. Ia meringis melihat pantulan dirinya di cermin. bajunya basah, rambut berantakan dan lepek. entah akan seperti apa baunya nanti.
baru saja beberapa langkah, Arina tiba-tiba datang entah darimana. Dengan wajah memerah Arina mencekik leher Abel, membuat gadis itu terbatuk-batuk.
"Lo!! gue pengen lo mati sekarang juga!!" desis Arina, dia menarik Abel masuk kembali ke toilet. Tersenyum licik, Arina melihat ke arah cermin, selintas ide muncul di otak Arina.
Prang!!
"AKHH....hiks kepala ku" Abel menangis merasakan perih luar biasa di kepala nya. darah kembali mengalir bahkan sudah mengotori seragam nya.
Belum puas sampai di situ, Arina mengambil pecahan cermin tersebut dan menggores kan ke lengan Abel kasar.
"sakit kak..." lirih Abel, bahkan untuk sekedar bersuara saja ia tidak mampu. rasa sakit yang ia rasakan seakan menguras semua tenaga nya.
"GUE GAK PEDULI!! ITU DERITA LO KARENA MASUK KE KEHIDUPAN DAMAI GUE!!"
lagi, Arina menggores kan di lengan Abel, mencetak luka yang cukup dalam dari sebelum nya. Abel menggigit bibir bawahnya, ia ingin melawan tapi mengapa tidak bisa?
"Semenjak lo datang, Papa gak pernah sayang lagi sama gue. Gue selalu kena amukan Papa setiap saat, bahkan menjelang ajalnya Papa manggil nama lo, bukan nya gue. ITU HARUSNYA GUE BUKAN LO!!!"
Arina menggores kan lagi pecahan kaca ke luka yang sebelum nya membuat luka tersebut semakin terbuka.
"ampun kak, Abel mohon... ini sakit banget kak"
"Sakit? Gue lebih sakit, mental gue sakit. Sekarang Papa udah gak ada, DAN ITU JUGA KARENA LO BANGSAT!!!" Arina melempar pecahan kaca ke sembarang arah.
Arina sayang Papanya. tapi kasih sayang yang di berikan Papa nya ke Arina selalu saja terbagi dengan Abel. Bahkan Papanya jauh lebih meyayangi Abel hingga mengorbankan nyawanya untuk Abel. Arina membenci Abel dengan segala hal yang Abel lakukan, Arina akan selalu membenci Abel.
Masih dengan emosi yang membuncah, Arina menendang wajah Abel beberapa kali, Abel hanya diam tak mampu melawan atau sekedar bersuara. Kepala nya yang berdengung nyeri, bekas luka sayatan nya semakin banyak mengeluarkan darah membuat dirinya semakin tidak berdaya.
"GUE MAU LO MATI!! GUE MAU LO MATI!! GUE BAKAL LAKUIN SEGALA CARA BUAT HIDUP LO GAK TENANG!! BANGSAT!!"
Abel menutup matanya perlahan, tak memperdulikan amukan Arina yang masih gencar menyiksanya. Dia tidak kuat.
-
"ayah tau? Abel suka banget sama bunga"
"oh iya? kenapa?"
" Bunga itu tumbuhan tercantik yang pernah Abel lihat. suatu saat Abel mau jadi secantik bunga"
"Kamu bakal jadi secantik bunga kok, sekarang aja udah cakep begini bagaimana nanti nya"
Dimas terkekeh sambil menyelipkan anak rambut putrinya ke belakang telinga.
"Ayah, sebenarnya Ayah cinta gak sama ibu?"
pertanyaan Abel membuat Dimas terdiam sejenak. Namun setelah itu dia tersenyum manis pada Abel.
"tentu saja"
"lalu kenapa setelah ayah pergi, ayah gak kembali lagi sama ibu? ayah gak tau seberapa sakit ibu merindukan ayah"
Abel menyeka air mata nya yang keluar tanpa keinginan nya. Dia sangat ingat bagaimana setiap sore ibunya selalu termenung seperti menunggu seseorang, bahkan di saat sakit pun ibunya masih setia menunggu kedatangan ayahnya.
"ayah sibuk, ayah baru bisa datang setelah beberapa tahun. ayah minta maaf"
"itu bukan beberapa tahun! itu belasan tahun ayah, Abel selalu di anggap anak haram karena tidak punya ayah, hiks..."
Dimas memeluk tubuh bergetar Abel, ia tahu semua nya adalah kesalahan dirinya. Abel tidak berhak mendapat perlakuan seperti itu. Abel tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya antara dirinya dan keluarga nya.
-
"Apa?!! kau sudah mempunyai putri di luar pernikahan kita?"
"bukan begitu Iren, aku di sana sudah menikah dan mempunyai seorang anak"
"sama saja mas. bagaimana bisa kamu setega itu. Arina? aku? kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan kami berdua?"
"maafkan aku. ini tidak seperti yang kamu kira-"
"bagaimana? kamu mengira aku memikirkan seperti apa? kamu selingkuh? benar! kamu pergi ke sana berjanji untuk menikahi aku karena sudah ada Arina di dalam perut ku, namun kamu malah tergoda wanita lain"
"AKU DI JEBAK!"
Iren berkedip beberapa kali, ia terdiam.
"apa? bagaimana?"
"aku di jebak. aku sangat mencintai dirimu. namun aku juga tidak bisa mengabaikan perasaan ku pada wanita itu dan anak ku"
"kamu mencintai ku? kalau kamu mencintai aku mas, kamu tidak akan mencintai wanita lain. tidak, kamu gak cinta aku mas, kamu lebih mencintai wanita itu"
Iren tidak mampu menahan sesak di dadanya, terlalu sakit. Laki-laki yang ia cintai bahkan ia rela menyerahkan seluruh harapan nya pada pria di hadapan nya. namun yang ia terima hanyalah rasa sakit.
"jika dari dulu kamu mengatakan ini pada ku, aku tidak akan pernah mengucapkan janji suci kita, aku akan berusaha menghidupi Arina sendirian"
"setuju atau tidak aku tidak bisa mengabaikan anak ku, aku akan menjemputnya dan membawa nya untuk tinggal bersama di sini"
Nungguin ada cogan nya gak? Tunggu bentar lagi, habis ini bakal muncul cowo nya. Di sini aku sengaja mau bikin karakternya Abel lemah banget, sebenarnya gak terlalu suka cewe menye" dikit" nangis jadi kemungkinan aku bakal ambil tema woman independent gitu. Hehehe pantengin terus yahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
~ABELLA~
Teen FictionON GOING ______________________________ _________________________________ Jika tahu bahwa meyetujui keinginan ayah nya adalah sebuah kesalahan besar, Abel bersumpah tidak akan pernah ikut. "LO ITU ANAK HARAM, PENCURI KEBAHAGIAAN ORANG...