Lanjooot
____________
BRAK
"Gue gak mau tau, pokoknya hari ini lo lunasin hutang lo sama gue" Seorang cowo bertato mengebrak meja di hadapan beberapa orang yang berseragam sekolah.
"hutang apaan sih Kev? kayak kita miskin aja. Hutang balapan maksud lo?" salah seorang siswa tadi menyahut.
"Lo" Cowo itu menunjuk seorang lelaki yang duduk santai dengan rokok di tangan nya.
"Gue nantangin lo balapan malam ini"
"cuih, serangga kayak lo nantangin Dalu balapan? kesambet apaan lo" teman Dalu tertawa meremehkan.
"Kalo dia gak berani terima tantangan gue, berarti dia cowo pengecut"
Baru saja teman-teman Dalu ingin bersuara, Lelaki itu mengangkat sebelah tangan nya, memberi isyarat agar tidak berbicara.
"apa taruhan lo kalo gue menang?"
"lo kira bakal menang? jangan terlalu percaya diri lo"
"ya gimana ya, jangan kan ngelawan lo sama orang yang lebih dari lo aja gue menang"
Dalu mengangkat bahu nya santai sambil menyeringai."untuk taruhan nya gue bakal bawa nanti malam"
"Cemen lo harusnya lo bilang sekarang taruhan nya apa, masa ntar malam sih? lo niat apa kaga?!" Rendy, sahabat Dalu kembali bersuara.
"gue bakal kasi lo akses ke black card gue selama sebulan" Cowo bernama Kevin itu melempar kartu nya ke hadapan Dalu.
"kartu ginian Dalu juga punya kali, gak usah lo kasi" Rendy mengambil kartu tersebut hendak mengembalikan nya namun di tahan oleh Dalu.
"Lo gak mau nyewa jalang pake duit dia? lumayan lah sebulan lo gak minta sama bokap lo" ujar Dalu.
Rendy menghela nafas pelan lalu memasuk kan kartu itu ke dalam dompetnya.
"oke nanti malam jam 10 tepat gue tunggu di tempat biasanya" Setelah mengatakan itu Kevin dan teman-teman nya berlalu begitu saja, bahkan teman-teman Kevin masih sempat nya menendang kotak kosong di tepi jalan.
"Belagu banget anjing kayak keren aja"
"keren kaga jamet iya" Rendy menimpali ucapan salah satu teman nya dan Dalu.
"Lo semua pulang duluan aja, gue masih mau ngomong sama Rendy" Dalu mengibas-ngibaskan tangan nya.
"kenapa lo?" tanya Rendy setelah anak-anak yang lain pergi, bisa di bilang di antara mereka semua, Rendy dan Dalu memang paling dekat.
"ortu gue pengen gue pindah sekolah ke sekolah nya Evan" Dalu membuang puting rokok nya ke tanah.
"Serius Lo? maksud gue dengan segala temperamen lo?"
"Bro, gue mau jujur sama lo, lo itu gak cocok masuk sekolah yang kayak gitu. terlalu baik buat lo yang jahat"
Dalu menatap Rendy nyalang, memang sahabat nya satu itu kalau bicara suka berlebihan.
"yah mau gimana lagi, gue juga cape ngelawan terus pasti gue terus yang di salahin"
"Adik lo itu emang kesayangan banget ya. sekalinya lo tinggal sendiri aja jarang di jenguk" Rendy mengambil soda yang ia bawa tadi sebelum ke sini
"udah bodo amat lah gue, gue cuma ngelakuin hal yang gue suka aja"
"trus kapan lo pindah?"
"besok"
"uhuk.." Rendy terbatuk mendengar ucapan Dalu.
"Besok? besok ini? besok?" Rendy mengulang pertanyaan itu untuk memastikan bahwa Dalu tidak salah dengan ucapan nya.
"Lo kira besok ada berapa anjing?!" Dalu yang kesal melempar kotak rokok ke wajah Rendy.
"ya siapa tau minggu depan besok, bulan depan besok"
"Lo kalo bego di kurangin deh, kalo minggu depan sama bulan depan gue gak bilang besok tolol!! banyakan nonton bokep sih lo"
Dalu membuang muka, sahabat nya itu kadang bodoh nya tidak ketulungan. namun hal itu juga yang membuat Dalu dan Rendy bisa bersahabat cukup lama. sikap dingin dan temperamen kasar Dalu hanya Rendy yang bisa meredakan nya.
"trus ketua geng siapa? masa lo nunjuk gue walaupun gue emang mau" Rendy menunjuk dirinya sendiri.
"ya itu lo tau" Dalu beranjak dari kursi dan berjalan menjauh dari Rendy
"serius lo?" Rendy ikut berdiri dan mengejar Dalu.
"hem em"
"gak boong kan lo?" Rendy masih saja mengejar Dalu.
"Bacot anjing!!" Dalu mengacung kan jari tengah pada Rendy membuat cowo itu merengut.
__
"MAMPUS LO!!"
Arina menendang perut Abel membuat gadis itu semakin bergelung. Bukan hanya itu, teman-teman nya Arina juga ikut ambil bagian. ada yang menendang kaki Abel, ada juga yang menendang belakang gadis itu.
"hiks...hiks..."
tak terdengar suara lain selain tangisan yang keluar dari bibir Abel. Ingin berteriak minta tolong, namun tak akan ada seoran pun yang akan peduli pada dirinya.
"udah guys gue mau ngomong bentar sama nih cewe" Arina berjongkok dan memegang dagu Abel, memaksanya mendongak.
"tadi pagi gue nemu surat lo di laci. kayaknya surat buat seseorang, gue bakal bantu lo confess ke orang nya, gimana?" Arina menghempaskan wajah Abel kasar.
"Cabs yuk, bentar lagi masuk, gue mau nyiapin surprise buat dia" Arina dan teman-teman nya pergi dari toilet.
"ash... sakit banget" Abel memegang perutnya, dia mengapai dinding toilet untuk membantu nya untuk berdiri.
Abel mematut dirinya di cermin sebelum masuk ke kelas. Ia melihat wajah nya yang penuh dengan lebam, perban yang masih setia di kepalanya meski sudah berkali-kali di lepas dengan paksa.
Beberapa bagian wajah Abel terdapat warna merah gelap yang Abel tau itu adalah gumpalan darah yang terjebak di antara kulit wajah nya.
"aku harus ke UKS ambil obatnya"
Abel berjalan tertatih memegang perut dan pinggang nya, beberapa meter di depan nya, Evan dan teman-teman nya berjalan ke arah nya, Abel menduga mereka sepertinya akan latihan.
"duh gimana ini? apa aku mutar balik aja ya?" Abel memutar tubuhnya, namun sebuah suara menyapa pendengaran nya.
"lo kok mutar balik?"
Abel mengurung kan niatnya, dan membalik kan badan ke arah semula.
"kak Evan" Sapa Abel, gadis itu tersenyum kaku. ini pertama kali nya ia berhadapan langsung dengan Evan, meski secara tidak sengaja.
"lo mau kemana? kok mutar balik?" lagi, Evan mengulang pertanyaan nya.
"aku mau ke UKS kak" Abel menunduk dalam, tidak berani menatap wajah Evan
"Van, buruan nih"
ucapan teman-teman nya menbuat Evan sadar dan segera berlalu dari hadapan Abel. pemuda itu pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun. meninggalkan Abel yang tersenyum tipis.
"Kak Evan ternyata lebih tampan kalau di lihat dari dekat"
Siapa yang nungguin momen bucin nya? Tenang gais, cerita ini gak ada bucin bucin nya
Tapi boong😈
Tinggalin jejak gais biar kita kenalan juga hehhe 😌
![](https://img.wattpad.com/cover/309269098-288-k272920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
~ABELLA~
Teen FictionON GOING ______________________________ _________________________________ Jika tahu bahwa meyetujui keinginan ayah nya adalah sebuah kesalahan besar, Abel bersumpah tidak akan pernah ikut. "LO ITU ANAK HARAM, PENCURI KEBAHAGIAAN ORANG...