Dokter cilik

4 1 0
                                    

Langsung baca aja gak tau mau ngasi tau apa

Cusss lanjoot





--------

"GILA!! EVAN GANTENG BANGET ANJIR"
teriakan seorang siswi saat laki-laki bernama lengkap Evander Pradana, putra bungsu dari seorang owner sekolah mereka.
Evan juga seorang kapten tim bola di sekolah nya. Evan duduk di tepi lapangan sehabis latihan untuk beristirahat.

"Kak Evan, ini aku bawakan air minum buat kakak" Seorang siswi menyerahkan sebotol air mineral ke arah Evan. Pemuda itu menatap sekilas lalu mengambil botol minum dari ransel nya.

"sorry gue udah punya, buat lo aja"

"t-tapi kak ini-"

"gue masih mau latihan, lo mau ganggu gue?!"
Evan menatap gadis itu tajam, lantas gadis tersebut menggeleng dan meninggalkan lapangan.

"apaan sih anjir, caper banget sama Evan, jijik banget gue liat nya" Karin, sahabat Arina berujar. Saat ini Arina dan Karin sedang menonton Evan dan tim nya latihan, persiapan untuk acara ulang tahun sekolah mereka yang akan di adakan 1 bulan lagi.

"Rin, gimana hubungan lo sama Evan, udah ada kemajuan belum?" tanya Karin.

"Kalo buat sekarang sih masih kayak biasa" Arina mengambil sebotol air mineral dan meneguk nya hingga setengah.

"Kok gitu sih Evan, harusnya dia nembak lo. tunggu apa lagi coba"

"gue juga gak tahu, tapi gue bakal keep dia buat gue doang, siapa pun yang ngedeketin Evan harus berhadapan sama gue"

"iya juga sih, secara kan Evan itu populer banget, pasti banyak yang suka"

"kalo soal Evan gue belum mau ambil pusing, gue mau bikin perhitungan sama anak haram yang tinggal di rumah gue" Arina meremas botol mineral hingga penyok

"lu apain dia? trus sekarang dia dimana?"

-

Abel merasa kan pening luar biasa di kepalanya, detak jantung nya berdetak cepat. luka sayatan dari Arina masih terasa perih namun tidak terlalu seperti tadi pagi.

"UKS?" Abel baru menyadari dirinya berada di ruang UKS bukan toilet, padahal seingatnya dia berada di toilet. masih dalam kebingungan, tirai pembatas terbuka menampilkan seorang cowo berkacamata lengkap dengan jas putih yang di gunakan nya.

"Lo udah sadar ternyata, gue kira masih nyenyak tiduran"

Abel tak kunjung menjawab, bola mata nya mengikuti setiap gerak gerik cowo di hadapan nya.

"Lo pasti bingung kan? yang bawa lo ke sini tuh gue, kebetulan tadi gue mau ke ruang guru trus ada siswi bilang kalo ada cewe pingsan di salah satu bilik"

Cowo itu mengecek infus agar tetap mengalir dan memastikan tidak ada darah yang naik. Abel melihat luka sayatan di lengan nya, sudah di bersihkan dan di perban. ia juga meraba-raba kepalanya.

"luka sayatan di tangan lo bisa infeksi kalo gak lo perhatikan baik-baik" Cowo itu menghentikan kegiatan nya dan menatap Abel dengan jarak yang cukup dekat.

"trus kepala lo" Cowo yang tidak Abel ketahui nama nya itu menunjuk kepalanya yang di perban.

"Hah?" Abel mengerjap kan mata beberapa kali.

"ha~" Cowo itu menegak kan badan nya dan melipat tangan nya di dada.

"oh kepala aku, kenapa?"  Abel bertanya polos sambil memegang kepala nya

"ck, ya lo perhatikan juga lah. masa harus gue yang jagain kepala lo, ntar lepas kan serem. lagian nih gue heran sama lo, Lo habis kecelakaan apa gimana sih? kepala lo sampe bocor gitu" Cowo itu duduk di kursi di sebelah tempat tidur.

"iya kecelakaan"  Abel tau kalau bohong itu tidak baik, tapi ia harus bagaimana? tidak mungkin ia jujur kalau dirinya di siksa oleh kakak nya sendiri.

"trus tangan lo? Lo depresi sampe nyayat tangan lo sendiri?" Cowo itu menunjuk perban di lengan kiri Abel.

"gak ini kena-"

"oh gue udah tau. trus nih lo ngapain mecahin cermin di toilet? lo tau kan kalo cewe itu gak bisa kalo gak ada cermin"  Cowo itu memotong ucapan Abel, tanpa sadar Abel tersenyum tipis.

"aku gak sengaja"

"Lo gimanain tuh cermin? lo tonjok atau lo lempar pake sesuatu? atau lo habis berantem? tapi tampang lo gak kayak anak yang suka berantem"

"Hahaha...." Abel tanpa sadar tertawa kecil mendengar rentetan pertanyaan yang keluar dari bibir cowo yang tidak ia kenal.

"kok lo malah ketawa? perasaan gue gak ngelawak deh"

"kamu lucu banget. aku gak sengaja nabrak cermin nya tadi waktu aku pingsan"  Lagi, Abel berbohong untuk kedua kali nya ada rasa bersalah tapi tidak mengapa mereka tidak akan bertemu lagi, pikir Abel.

" Lo hulk? sampe bisa mecahin cermin sebesar itu? gila sih, bikin team avengers kali aja ya " Cowo itu menggeleng pura-pura kagum dengan kemampuan Abel.

Abel yang tidak mengerti maksud si cowo hanya terdiam. Ia tidak tahu hulk atau avengers itu apa, dia hanya tahu kartun sopi jarwo yang tayang setiap hari di mnctv.

"nama lo Abella Yudia?"

Abel mengganguk dan memegang name tag di dada kanan nya.

"Kenapa gak Anabelle?"

"Siapa Anabelle?" bukan nya menjawab Abel malah melempar pertanyaan pada si cowo.

"Lo gak tau? Lo hidup di bumi bagian mana sih sampe gak tau Anabelle itu apa?" Cowo itu terlihat memijit pelipis hingga pangkal hidung nya. Abel hanya menggeleng pelan.

"ya udah deh skip aja. lo udah sembuh kan? gak usah bolos kelas, mending balik aja lo sana" Cowo itu beranjak dari kursi nya dan membuka tirai mempersilakan Abel untuk pergi.

"tunggu. nama kamu siapa? aku gak liat name tag kamu"  Abel mengulurkan tangan nya berharap cowo itu menyalami tangan nya kembali.

"Kalo lo tau nama gue ntar lo suka sama gue. udah banyak banget surat cinta buat gue, jadi gue gak terima lagi"

"hah? aku gak suka sama kamu, cuma mau tau nama kamu aja"

"habis itu? pasti lo bakal stalk akun ig gue, udah basi mah, gua mau jadi dokter cilik belum mau pacaran" cowo itu berlalu dari hadapan Abel, meninggalkan Abel yang menekuk kan wajah nya.

"jangan bolos kelas lo, cepat pergi deh mending, gue juga mau masuk kelas"

ternyata cowo itu masih berdiri di dekat pintu, benar-benar menunggu Abel untuk keluar.

"iya iya"

setelah keluar, belum sempat Abel mengucapkan terima kasih, cowo tadi sudah pergi berjalan ke arah yang berbeda dari kelas Abel.

"dia kakak kelas ya"








Di part ini aku gak kasi penyiksaan sama Abel kasian 😂



Jangan lupa jejak nya ya gais okee

~ABELLA~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang