Saudara Tiri (1)

728 32 0
                                    

" Rom. " panggil ku saat aku baru masuk ke dalam apartemen saudara tiri ku ini.

Wangi maskulin khas pun mulai menyeruak di hidung ku tak kala aku mulai melangkah masuk ke dalam. Aroma yang selalu membius ku dan begitu ku sukai.

" masuk Fel. Aku di dapur. " teriak Romi. Membuat ku berjalan ke arah dapur miliknya.

Dan begitu melihat punggung bidang saudara tiri ku ini, aku pun melempar tas ku ke arah sofa di depan televisi. Sembari mulai melangkah depan ke arahnya dan mendekap dirinya dari belakang.

" kangen. " ucap ku menghirup aroma tubuh Romi yang ku sukai. Dan membuat sang pemilik badan terkekeh karena ulah ku ini.

" bentar ya. Aku lagi masak. Nanti aku peluk. " ujar Romi tersenyum. Apalagi dirinya merasakan bagaimana aku terus saja mengecup punggungnya beberapa kali dengan terus memeluknya.

" hm. " gumam ku mengangguk.

" udah makan belum kamu? " tanya Romi melirik ke arah ku yang terus saja memeluk tubuhnya.

" belum. " sahut ku singkat.

" kenapa? " tanya Romi tak suka dan membuat ku semakin memeluknya erat. Tahu jika ucapan ku ini membuat Romi tak suka.

" gak nafsu. " jawab ku. Romi yang mendengar nada sendu dari bibir ku tak lagi bertanya dan terus menyiapkan masakan yang dirinya buat.

*****

" done. " ucap Romi dan langsung membuat ku mulai memasukkan tangan ku ke kaos yang Romi pakai dan mulai mengelus perut Romi yang di penuhi abs yang ku sukai.

" udah? "

" iya cantik. Udah selesai. " sahut Romi mengiyakan.

" balik dong. Mau peluk. " pinta ku dan langsung membuat Romi berbalik.

" mau peluk? Hm? " tanya Romi dan membuat ku mengangguk sembari tetap memeluk dirinya semenjak tadi.

" iya. " sahut ku singkat.

" si manja. Kenapa sayang? " tanya Romi tersenyum melihat ku yang terus memeluk tubuhnya.

Romi pun mulai mengelus punggung juga belakang kepala ku dengan perlahan. Sembari dirinya menyandarkan pinggulnya di dekat kompor.

" aku butuh pelukan kamu. Aku pengen meluk kamu aja. " bisik ku lirih.

Membuat Romi paham jika ada sesuatu yang terjadi dengan ku. Tapi dirinya dengan tetap memeluk ku memilih untuk menunggu ku bercerita nanti.

" sure. Peluk aku cantik. Tubuh ku memang sekarang cuma milik kamu kan. " kekeh Romi seraya dirinya mengecup bahu ku yang terbuka.

Karena aku hanya memakai tanktop bertali kecil saat ini. Membuat ku mengangguk sembari sesekali mengecup lehernya juga bahunya. Romi selalu paham cara untuk menenangkan ku. Bagaimana pun hari ku.

Walau pun kami tak ada ikatan darah. Romi selalu menjadi tempat ternyaman ku untuk kembali dan menyandarkan diri ku. Bagaimana pun hari ku. Begitu juga dirinya. Selalu aku yang menjadi tempatnya untuk kembali.

Saudara tiri saling tak sepaham dan selalu bertengkar. Ungkapan yang tak cocok di katakan untuk ku dan Romi. Karena aku begitu dekat dengan dirinya. Dan kami saling bergantung satu sama lain. Walau sebenarnya, sedari awal kedekatan kami memang salah.

*****

" Fel. Makan ya? " tegur Romi saat dirinya membawa dua piring nasi goreng ke sofa di depan televisi. Tepat di sofa tempat aku meletakkan tas kecil ku.

" aku mau peluk Rom. " ucap ku dan membuat Romi akhirnya meletakkan ke dua piring itu di meja dan menarik tangan ku lembut untuk duduk di pangkuannya.

Aku yang memang ingin memeluknya pun, tak masalah dengan ulah Romi ini. Dan aku mulai melingkarkan ke dua kaki ku di pinggangnya sembari mengubur wajah ku di ceruk leher Romi.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang