Saudara Tiri (5) (End)

506 32 3
                                    

" lagi apa cantik? " tanya Romi saat dirinya keluar kamar dan menemukan ku tengah berkutat di dapur sendirian.

" Udah bangun? Aku lagi bikin sarapan. " jawab ku sembari menoleh ke arah dirinya sebentar dan kembali fokus pada sarapan yang tengah ku buat. Membuat Romi berjalan mendekati ku.

" hm. Pas aku bangun, kamu udah gak ada di samping aku. Jadi aku keluar. " jawab Romi sembari memeluk tubuh ku dari belakang.

" mandi gih sana. Kan mau ngantor? " ujar ku membiarkan ulah Romi ini yang memeluk ku dan menempelkan dagunya di bahu ku.

" enggak deh. Aku pengen di rumah aja. Pengen istirahat sama kamu. " sahut Romi menggeleng.

" nanti kalau di cari gimana? " tanya ku dan membuat Romi menghendikkan bahunya tak perduli.

" biarin aja. Toh aku yang punya perusahaan. Aku bebas ngapain aja. " ujar Romi tak perduli dan membuat terkekeh karena ucapannya ini.

Tanpa terasa sudah setahun belakangan ini aku tinggal bersama Romi. Setelah kejadian buruk yang ku alami. Bahkan tidur satu ranjang. Dan selama ini pula, aku benar - benar bergantung pada Romi. Apalagi aku sudah tak punya siapa pun lagi di dunia ini selain Romi.

*****

" kita nikah yuk Fel. " ajak Romi tiba - tiba.

Dan membuat ku memandang dirinya lekat. Apalagi aku kini tengah duduk di sofa bersama dengan dirinya. Dengan aku yang duduk bersandar di tangan sofa. Sedangkan dirinya berada tak jauh dari diri ku.

" apa kamu bilang? " tanya ku meminta dirinya mengulang ucapannya barusan. Aku kini mulai merubah duduk ku menjadi menghadap dirinya.

" kita berdua. Nikah yuk? " tanya Romi sekali lagi. Membuat ku mendekat ke arahnya dan mulai mengelusi pipi kenyal nya yang begitu ku sukai.

" kok mendadak? " tanya pelan dan membuat romi menghela nafas panjang.

" ngomong - ngomong, aku pria normal lho, Fel. " ucap Romi semakin membuat ku tidak mengerti.

" iya. Lalu? Semua orang juga tahu Rom, kalau kamu pria normal. " ujar ku tetap tak mengerti dan membuat Romi mulai gemas dengan ku.

" Fel. Kamu Ingat? Dulu kamu manggil aku apa? " tanya Romi dan membuat ku mengangguk.

Apalagi mengingat bagaimana Romi yang dulu suka sekali berganti - ganti pasangan. Bahkan menyewa wanita - wanita untuk memuaskan dirinya.

" mes... " ucap ku tertahan yang langsung membuat ku mengerti ke mana arah pembicaraan Romi ini.

" yes. That's right. Mesum. Itu panggilan mu dulu pada ku. " ujar Romi tersenyum dengan aku yang memandang dirinya lekat.

" kamu cantik Fel. Dari dulu aku selalu bilang begitu. Dan aku selalu bilang aku akan jaga kamu. Termasuk dengan badan mu. Kesucian mu. Tapi susah, Fel. Untuk jaga kesucian kamu. Aku gak kuat Fel. Mungkin sampai saat ini, aku masih bisa tahan. Tapi aku gak yakin di lain waktu. Aku gak mau, aku malah nyerang kamu dan maksa kamu buat hal yang bisa bikin aku kehilangan kamu. " ucap Romi.

Membuat ku menggigit bibir ku di hadapannya. Dan ulah ku ini langsung di balas dengan gelengan kepala oleh Romi.

" jangan di gigit cantik. Luka nanti bibirnya. " ujar Romi lembut.

" maaf udah bikin kamu tersiksa. " gumam ku lirih.

" ssh. Apa sih. Kok minta maaf. Aku kan ngajak kamu nikah. Lagipula, aku sengaja meminta mu untuk menikah dengan ku. Biar aku berhak atas dirimu sayang. Biar aku bisa sepenuhnya menjaga kamu. Status kita saat ini bukan siapa - Siapa Fel. Aku gak bisa mengklaim kamu sebagai keluarga ku karena papa dan bunda udah gak ada. Tapi dengan kamu menikah dengan ku, aku akan jadi imam mu. Pelindung mu. Dan jika suatu saat terjadi sesuatu pada mu, ada aku yang bisa mengatakan jika kamu adalah istri ku. Orang yang berhak atas diri mu. Begitu pun sebaliknya. " jelas Romi panjang lebar.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang