Sean (2) (End)

647 35 6
                                    

" shit! " umpat Sean tak kala dirinya terbangun dengan peluh yang membanjiri tubuhnya. Membuat ku yang tertidur lelap di sampingnya pun ikut terbangun karena nya.

" Sean? " panggil ku saat aku membuka mata dan menemukan Sean terduduk dengan peluh di sekujur tubuh polosnya juga wajahnya.

Dan panggilan ku ini membuat Sean langsung memandang ke arah ku dengan pandangan meminta maaf.

" maaf sudah membuat mu terbangun sayang. " ujar Sean lembut dan mencoba tersenyum sembari mengelus lengan ku.

Tapi ulahnya ini justru membuat ku mulai mendudukkan tubuh ku di sampingnya dan mulai mengelus punggungnya dengan perlahan.

" kenapa? Nightmare? " tanya ku lagi dan membuat Sean tersenyum tipis.

" mimpi itu lagi. " beritahu Sean yang langsung menarik ku ke dalam pelukannya. Sean langsung mengubur wajahnya di ceruk leher ku dan membuat ku refleks mengelus belakang kepala juga punggung nya.

Aku tahu mimpi apa yang Sean maksud. Mimpi yang terus berulang dan membuat dirinya tak nyaman. Dan sebenarnya itu bukanlah mimpi biasa. Itu adalah kenangan yang ingin Sean kubur rapat - rapat di bawah alam sadarnya. Adegan di mana dirinya saat masih kecil dan justru menemukan ibunya bermain api dan berselingkuh di rumahnya sendiri. Bahkan hingga melakukan hubungan badan dengan orang yang tak di kenal Sean kecil. Menjadi trauma yang mendalam untuk Sean.

Sejak itu, Sean sangat membenci perempuan. Dan semenjak itu, dirinya selalu bermimpi mengenai ini. Beruntungnya setelah Sean menjadi pacar ku, dirinya mengaku sudah jarang mengalami mimpi itu. Tapi jika dirinya sedang bertengkar dengan ku atau sedang mengingat masa lalunya, mimpi itu selalu hadir dan menganggu nya seperti saat ini.

" sakit Han. " bisik Sean di tengah pelukan kami berdua.

" ada aku Sean. Aku ada di sini sama kamu. " ujar ku mengecup bahu polosnya. Tak ku perdulikan tubuhnya yang berkeringat. Karena kini yang penting bagi ku adalah Sean yang tenang.

" dia wanita yang menjijikan. " ucap Sean dingin.

" dia wanita yang paling ku benci Han. Dia membuat ku begini. " terus menerus Sean berucap yang sama sekali tak aku tahan. Aku tahu dirinya sedang mengeluarkan isi hatinya agar tenang. Dan aku akan menunggu itu.

*****

" minum dulu ya? " pinta ku padanya setelah cukup lama aku memeluk dirinya dan duduk di atas pangkuannya saat ini.

Membuat Sean mengangguk pelan. Aku pun menghela pelukan kami berdua dan mulai meraih secangkir air putih yang memang selalu siap di nakas samping tempat tidur.

Dan begitu aku menyerahkan segelas air putih pada Sean, dirinya meneguk habis air itu dan langsung meletakkannya kembali ke nakas dengan sebelah tangannya masih berada di pinggang ku.

" apa sudah lebih baik? " tanya ku seraya mengusap kening juga pipinya dengan perlahan.

" maaf sudah membuat tidur mu terganggu. " sesal Sean tak nyaman pada ku. Apalagi dirinya tahu aku sangat mengantuk. Tapi karena dirinya, aku langsung memfokuskan diri ku padanya.

" tak apa. Kamu jauh lebih penting. " ucap ku sembari menggelengkan kepala ku.

" kamu balik tidur lagi ya? Kasian dedek kalau kamu begadang begini. " sahut Sean mulai mengelus perut ku dari luar gaun tidur pendek yang ku pakai.

" aku yang gak tenang kalau tidur tapi kamu begini. " ujar ku.

" tak apa. Aku baik - baik saja. Aku sudah tenang sekarang karena ada kamu. " ujar Sean mulai mengecup bibir ku lembut.

Aku yang menyukai bibir Sean ini pun tak menolak cumbuannya dan membiarkan ulah Sean ini. Dapat ku rasakan jika tangan Sean mulai menekan pinggul ku untuk duduk semakin mendekat ke arahnya dan aku juga gak keberatan dengan keinginan nya ini. Membuat kami begitu intim saat ini.

Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang