•••
Malam itu terasa begitu tenang, hampir seperti tidak ada yang bisa mengganggu kebahagiaan Arino dan Liana. Setelah momen manis di teras, mereka berdua merasa lebih dekat daripada sebelumnya. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.
Pagi-pagi sekali, suara alarm dari Silver Pack menggema di seluruh wilayah. Arino yang terbangun langsung melompat dari tempat tidurnya. "Ada apa?" tanya Liana, setengah mengantuk dan khawatir.
Arino sudah mengenakan seragamnya dan bersiap keluar. "Tetap di sini, Liana. Aku akan memeriksa."
Tidak ingin ditinggalkan, Liana juga segera mengikuti Arino keluar. Di luar, para anggota Silver Pack sudah bersiap siaga. Cristoper, Ethan, dan Arthur berdiri di tengah, memberikan instruksi.
"Ada serangan di perbatasan utara," kata Cristoper dengan tegas. "Ini tanda pertama dari Lusius."
Arino merasakan jantungnya berdetak lebih cepat karena ini diluar dugaannya "Berapa banyak yang terluka?" tanyanya cepat.
"Belum ada laporan pasti," jawab Ethan. "Tapi kita harus bergerak cepat."
Arino menoleh ke Liana. "Tetap di sini dan jaga dirimu. Ini bisa berbahaya."
Liana ingin protes, namun sebelum ia sempat berkata apa-apa, Yejira dan para istri teman Arino datang menghampiri. "Liana, kau ikut dengan kami. Kita akan menjaga rumah ini bersama," kata Yejira sambil menarik tangan Liana.
Meskipun ragu, Liana akhirnya mengikuti mereka. Dia tidak ingin menjadi beban bagi Arino dan yang lain. Mereka berkumpul di ruang utama rumah, mencoba tetap tenang meski kekhawatiran memenuhi hati masing-masing.
Rosie, istri Cristoper, mencoba menenangkan Liana. "Jangan khawatir, Liana. Mereka semua adalah prajurit yang hebat. Mereka akan kembali dengan selamat."
Chacha dan Yasmine, istri Ethan dan Sky, ikut menghibur. "Benar, kita harus percaya pada mereka," kata Chacha sambil tersenyum hangat.
Namun, Liana tetap merasa gelisah. Pikirannya terus melayang pada Arino dan bahaya yang mungkin dia hadapi. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah suara di dalam kepalanya, suara Arino.
"Lia"
"Arino?"
"Ya ini aku.. aku akan baik-baik saja. Tetaplah tenang dan jangan keluar rumah."
Dan suara arino pun seketika menghilang.
Namun sayangnya pesan itu bukannya membuat Liana tenang, justru membuatnya semakin khawatir. Arino jarang menggunakan mindlink kecuali dalam situasi yang sangat serius. Dia meremas tangannya, mencoba menahan perasaan cemas yang semakin membesar.
Yejira memperhatikan Liana yang semakin gelisah. "Liana, kau baik-baik saja?"
Liana mengangguk pelan, tapi matanya menunjukkan sebaliknya. "Arino mengirim pesan lewat mindlink. Dia bilang aku harus tetap tenang, tapi aku malah semakin khawatir."
Yejira menepuk bahu Liana dengan lembut. "Itu berarti dia peduli padamu. Dia ingin memastikan kau aman."
Mereka semua duduk bersama, mencoba mencari cara untuk mengalihkan pikiran dari kekhawatiran. Yejira mulai bercerita tentang masa kecilnya di Silver Pack, berusaha membuat suasana lebih ringan.
"Aku ingat saat kecil, Arino selalu melindungiku dari anak-anak yang suka mengganggu," cerita Yejira dengan senyum. "Dia selalu punya rasa tanggung jawab yang besar."
Cerita itu membuat Liana sedikit tersenyum. Dia bisa membayangkan Arino kecil yang sudah memiliki jiwa kepemimpinan. Namun, rasa khawatirnya tidak sepenuhnya hilang. Dia terus memikirkan Arino dan pertarungan yang mungkin sedang berlangsung di perbatasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate [Lee Know - Lia]
Werwolf••• Mate ••• Arino, Alpha dari Silver Pack yang menolak memiliki mate, tak menyangka hidupnya akan berubah ketika bertemu Liana, seorang shewolf dari dunia manusia. Meski awalnya menolak takdir yang menghubungkan mereka, Arino dan Liana mulai menjal...