•••
Malam itu, setelah diskusi serius dengan Ethan, Arino akhirnya bisa fokus sepenuhnya pada Liana. Keduanya memasuki kamar mereka dengan perasaan campur aduk. Kamar itu diterangi oleh cahaya lembut dari lampu meja, memberikan suasana yang tenang dan nyaman.
Liana duduk di tepi tempat tidur, berusaha mengendalikan napasnya yang memburu. Tubuhnya terasa panas dan gemetar, tanda-tanda heat yang semakin kuat. Arino mendekatinya dengan lembut, mencoba memberikan kenyamanan. "Kau akan baik-baik saja, Liana," bisiknya, menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Aku merasa sangat tidak nyaman," kata Liana dengan suara bergetar. "Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."
Arino menatapnya dengan penuh empati. "Aku di sini untukmu, Liana. Kita akan melewati ini bersama, aku akan membantumu. Sekarang tennagkan dirimu dahulu" ujarnya, memegang tangan Liana dengan erat.
Mereka berdua duduk di tepi tempat tidur, saling berpegangan tangan, mencoba menemukan kenyamanan dalam kehadiran satu sama lain. Arino mengelus punggung Liana dengan lembut, merasakan ketegangan di tubuhnya perlahan mereda. "Kita akan melakukannya pelan-pelan," katanya dengan lembut. "Kita tidak perlu terburu-buru."
Liana mengangguk, mencoba mengendalikan perasaannya. Arino mendekatkan wajahnya, menyentuh bibir Liana dengan lembut. Ciuman itu penuh kasih sayang, memberi rasa aman dan nyaman. Liana merespons dengan perlahan, membiarkan perasaan hangat itu mengalir melalui tubuhnya.
Mereka berbaring di tempat tidur, saling berdekapan. Arino tetap berada di sisi Liana, memastikan dia merasa tenang dan nyaman. "I love you" bisik Arino. "Aku akan selalu ada di sini untukmu."
Liana menatap Arino dengan mata berkaca-kaca namun pipinya memerah karena bisikan arino. Ia tak mampu mmebalas ucapan Arino. Ia sibuk mengeluarka suara yang semakin membuat adrenalin arino semakin bertambah panas.
Malam itu, mereka saling menemukan dalam kehangatan dan keintiman. Mereka berbicara tentang banyak hal, saling berbagi pikiran dan perasaan terdalam. Liana merasa nyaman dengan kehadiran Arino, merasakan setiap sentuhan dan bisikan yang memberi rasa aman.
Waktu berlalu dengan perlahan, dan keduanya merasakan keintiman yang semakin dalam. Arino mengelus rambut Liana, merasakan kelembutan setiap helainya. "Kau begitu cantik," bisiknya, menatap mata Liana dengan penuh cinta.
Liana tersenyum, merasakan hatinya meluap dengan perasaan bahagia. "Kau selalu tahu cara membuatku merasa istimewa," jawabnya dengan lembut.
Mereka terus berbicara dan saling menyentuh dengan lembut, memastikan setiap momen terasa berarti. Arino menunjukkan kasih sayang dan perhatian yang mendalam, sementara Liana merasa lebih tenang dan nyaman.
Ketika malam semakin larut, mereka berdua merasakan kehangatan yang semakin membara. Arino mencium Liana dengan lebih dalam, menunjukkan cinta dan keinginan yang tulus. Liana merespons dengan penuh hasrat, merasakan setiap sentuhan dan ciuman Arino sebagai ungkapan cinta yang mendalam.
Mereka bergerak dengan perlahan, memastikan setiap langkah penuh dengan kasih sayang dan pengertian. Arino menjaga Liana dengan lembut, memastikan dia merasa nyaman dan aman. Liana merasakan kehadiran Arino sebagai pelindung dan pasangan yang selalu ada di sisinya.
Dalam momen-momen keintiman itu, mereka menemukan kekuatan dalam cinta dan kebersamaan. Liana merasakan setiap detik sebagai bukti cinta Arino yang tulus dan mendalam. Mereka saling berbisik kata-kata penuh kasih, memastikan setiap momen terasa istimewa.
Ketika malam akhirnya berlalu, Liana dan Arino merasa lebih dekat dari sebelumnya. Mereka berbaring berdampingan, saling berpelukan dengan erat. "Terima kasih telah selalu ada untukku," bisik Liana dengan suara lembut.
Arino menatapnya dengan mata penuh kasih sayang. "Aku akan selalu ada di sini untukmu, Liana. Kita akan selalu bersama, apa pun yang terjadi."
Malam itu, mereka tidur dengan tenang dalam pelukan satu sama lain, merasakan kehangatan dan cinta yang mendalam. Mereka tahu bahwa tantangan masih banyak di depan, namun dengan cinta dan kebersamaan, mereka siap menghadapi apa pun.
●●●
Pagi tiba, saat matahari terbit, mereka terbangun dengan perasaan segar dan bahagia. Liana menatap Arino dengan senyuman, merasa bersyukur memiliki pasangan yang selalu mendukungnya. "Aku mencintaimu, Arino," ujarnya dengan lembut.Arino tersenyum, membelai pipi Liana dengan lembut. "Ingin lagi?" Dengan nada mengoda. Lelaki itu tau bahwa apa yang dialami oleh pasangannya ini takkan habis dalam satu malam.
Pipi liana seketika memerah. Menyembunyikan kepalanya di dada sang alpha. Arino tertawa kecil "hey kau malu"
"Diam arinoo" rengek Liana semakin mendusel membuat arino tak bisa untuk menyembunyikan tawanya.
Hari itu, mereka memulai babak baru dalam hidup mereka, dengan cinta dan kepercayaan yang semakin kuat. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, namun dengan saling mendukung, mereka yakin bisa menghadapi segala tantangan.
•••
To Be Continued 🐺
![](https://img.wattpad.com/cover/304488017-288-k516375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate [Lee Know - Lia]
Manusia Serigala••• Mate ••• Arino, Alpha dari Silver Pack yang menolak memiliki mate, tak menyangka hidupnya akan berubah ketika bertemu Liana, seorang shewolf dari dunia manusia. Meski awalnya menolak takdir yang menghubungkan mereka, Arino dan Liana mulai menjal...