Bab 6

366 20 0
                                    

"Ah.. bangunan aku tak enak badan, jadi bangun kesiangan.." Naruto tersenyum penuh arti. "Apa kau khawatir padaku?"

Ino salah tingkah, dia mencubit ujung celana jeans biru selututnya. "E-entahlah.."

"Hmm." Naruto tersenyum geli melihat tingkah Ino.

"Aku bosan.." gumam Ino pelan.

"Apa kau ingin kesuatu tempat?" Naruto menggenggam tangan Ino.

Ino Genggam. "Tidak."

"Kalau begitu, kuajak kau ke suatu tempat.. mau?"

"Eh? Ta-Tap-"

"Bentar ya! Aku mau izin dulu pada orang tuamu." Naruto ucapan Ino seraya berdiri dan berjalan menuju pintu.

Cklek!

Naruto terkejut saat membuka pintu karena Sumire tengah berdiri didepan pintu sambil memegang nampan berisi teh dan cemilan. "Eh, Sumire-san.. saya mau mengajak Ino keluar sebentar. apakah boleh?"

"Yahh. Sayang donk ini teh-nya." Sumire terlihat sedikit kecewa.

Naruto cari tengkuknya yang tak gatal. "Ah kalau tak boleh pun tak apa kok!"

"Bukan begitu." Sumire masuk ke dalam kamar Ino seraya meletakan nampan teh dan cemilan di meja belajar Ino kemudian mengungkapkan Naruto dengan senyuman lembutnya. "Kalian boleh pergi, tapi harus diminum dulu suguhannya."

Naruto tersenyum kaku. "Ah baiklah."

"Sini duduk!" Sumire slap-nepuk kursi belajar Ino-memberi agar agar Naruto duduk disana.

"I-iya." Naruto duduk di kursi belajar Ino.

"Cobalah."

Naruto mengangguk kaku. " Itadakimasu ."

Sumire senang melihat Naruto masakannya. "Bagaimana rasanya? Ini pretzel pertamaku. Ehehehe."

Naruto melahap kue berbentuk simpul tiga tersebut. "Enak kok Sumire-san."

"Ah syukurlah." Sumire tersenyum malu-malu.

"Kaa-san.. maaf, tolong ambilkan cardigan ungu-ku di lemari." Ino menunjuk lemari bajunya.

"Ya sayang." Sumire membuka lemari tersebut seraya mengeluarkan cardigan ungu kemudian memberikannya pada Ino.

Ino langsung memakainya. " Arigatou kaa-san."

"Ya.." Sumire tersenyum lembut. "Kalian boleh pergi." Sumire keluar dari kamar Ino.

"Ugh!" Ino mencoba berdiri tapi kakinya masih ngilu.

Melihat tingkah Ino, Naruto menghampiri Ino. "Masih sakit kah? Aku angkat nih!" Naruto meletakan kedua tanganya di pinggang Ino mengangkatnya seperti mengangkat anak-anak.

"Hai!" Ino protes karena tidak diperlakukan seperti anak-anak yang bermain takai-takai bersama ayah. "Kau membuatku terlihat seperti balita!"

"Ahahaha. Maaf." Naruto menurunkan Ino.

marah!

Ino digendong ala bridal style . "Kali ini kau takkan protes kan? Sayang ?" tanya Naruto sambil tersenyum lembut.

Blussss.

Ino merona seketika. "He-Hei! Turunkan aku! Ini bodoh!"

"Diamlah! Kalau kau malah terlihat seperti ayah yang memaksa anaknya berhenti bermain.. bukan pangeran yang mengangkat seorang putri dipangkuannya." Naruto tertawa geli dengan ucapannya sendiri.

"Hah! Ngaco!" Ino tak lagi berontak.

Setelah sampai halaman rumah, Naruto menurunkan Ino dengan hati-hati. "Tunggu disini sebentar ya!"

Naruto : I Love You So Much Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang