Bab 7

350 16 0
                                    


"Eh?!"

Naruto menatap bingung Shion, Ajisai, Gaara, Sai dan Lee yang tengah berdiri didepannya. Mereka memakai jas plastik berwarna putih dengan sarung tangan karet berwarna kuning di masing-masing tangannya.

"Tsk!" Ajisai berdecak kesal. "Apa yang kau lakukan Naruto?! Cepat pakai sarung tanganmu!"

"Ah baik!" Naruto langsung memasang sarung tangan dengan ragu.

Shion mengacungkan kampak yang dipegangnya. "Nah mari kita mul-"

"Tunggu!" Mata Naruto membulat sempurna menatap tubuh yang terbujur kaku di lantai. Tubuh gadis pirang yang akhir-akhir ini selalu menjadi penghias harinya. Tubuhnya yang dibalut kaos orange dan leging hitam 10cm dibawah lutut terlihat pucat dan sedikit membiru. "Bu-Bukankah dia Ino? Apa yang akan kalian lakukan padanya?"

"Dia akan menjadi penyelamat kita."

"Eh? Apa maksudmu Sai?"

Sai tersenyum penuh arti menatap Naruto. "Kau diam dan lihat saja."

Shion mengangkat kampaknya.

Duk! Crat! Duk! Duk!

"Oh!" Naruto mual menatap perut pacarnya dicincang hingga menjadi potongan daging cincang. "Hentikan! Gack! Oh god!" Naruto benar-benar hendak muntah. "Ugh.." Naruto memegang kepalanya yang mulai terasa pening. "Kalian.. kenapa kalian lakukan ini..?"

Tanpa memperdulikan ucapan Naruto, Ajisai berjongkok didepan mayat Ino. "Baiklah! Ayo kita mulai." Ajisai meraup-mengambil isi perut Ino yang hampir hancur kemudian mengoleskannya ke jas plastik yang dipakainya. "Jangan sampai kena kulitmu atau masuk kematamu."

Sai, Gaara, Shion, dan Lee mengangguk seraya melakukan apa yang dilakukan Ajisai. Melumuri bajunya dengan daging cincang isi perut-Ino tanpa ragu atau jijik.

Suara becek begitu mengganggu Naruto. Dia menutup telinganya rapat seraya berjalan mundur-menatap teman-temannya ngeri. "Kalian tega! Kalian menjijikan!" Sai menghampiri Naruto. "Menjauh dariku dari baju kotor kalian!"

"Naruto! Kalau kau tak mau mati lakukan saja! Kita harus menyamar jadi zombie agar bisa keluar dari sini." Gaara menatap Naruto dingin.

"Haaah? Zo-Zombie?"

Shion menarik nafas panjang seraya menghempaskannya kasar. "Berhentilah pasang tampang idiot dan cepat lakukan."

Sai meraup daging cincang yang tersisa di perut Ino kemudian mengoleskannya pada jas plasik yang dipakai Naruto. Lee, Gaara dan Ajisai mengikuti apa yang dilakukan Sai.

Naruto mematung dengan wajah pucatnya. "Sumpah! Aku tak mengerti apa yang kalian lakukan! Ini benar-benar menjijikan.. dan aku tak rela kalian memperlakukan Ino seperti ini."

Shion mengambil usus Ino kemudian mengalungkannya diantara bahu Naruto.

"Oh ya ampun! Ini sangat buruk!" Naruto menggeleng-geleng kepalanya lemah. "Ini benar-benar buruk!"

"Pikirkan hal lain Naruto! Seperti anak kucing yang lucu." ucap Shion tanpa berhenti melumuri Naruto.

"Anak kucing lucu yang sudah mati." Sai tersenyum penuh arti.

Wajah Naruto langsung membiru. "Ugh!"

Brukk!

Naruto jatuh pingsan.

(_)

"Naru.. Naruto.. bangun.. Nar-"

Naruto mendengar suara seseorang memanggilnya.

Plak!

"Hah!?"

Naruto langsung membuka matanya melihat Gaara yang tengah menatapnya datar. "Bangun! Ini sudah jam empat lebih! Kau harus siap-siap kerja. Aku tak mau dimarahi bos karena terlalu sering menyampaikan padanya bahwa kau tidak masuk karena sakit dan urusan lain-lain."

Naruto : I Love You So Much Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang