prolog

2K 229 84
                                    

Hyunsuk melemparkan setumpuk majalah yang baru saja terbit pagi ini. Seluruh halaman depan majalah tersebut adalah wajah Yedam bersama seorang model cantik yang bahkan dia tidak ingat namanya.

"Yedam, kau harus berhenti mencium gadis yang tidak kau kenal." Hyunsuk menghela napasnya, mencoba sabar untuk menghadapi tingkah laku adiknya. "Ayah sangat tidak suka dengan skandal-skandalmu belakangan ini."

Ya, ini bukan pertama kalinya anak dari salah satu entrepreneur paling kaya yang berhasil masuk majalah Times, membuat skandal dengan model-model cantik yang bahkan tidak dikenalnya.

Hyunsuk tahu kalau sebenarnya Yedam itu bukan tipe lelaki yang cassanova. Bang Yedam, adik kecilnya itu lebih masuk ke tipe lelaki bodoh yang mau saja dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitarnya.

"Aku tahu. Aku minta maaf." jawab Yedam yang masih duduk di tempat tidur sambil menyandarkan kepalanya.

Hyunsuk menggelengkan kepalanya. Kali ini, kata maaf saja tidak cukup untuk mengubah apa yang sudah terjadi.

"Yedam, aku tahu kalau kau tidak akan berubah." ujar Hyunsuk lalu menghindar dari remote AC yang dilemparkan Yedam padanya.

"Jadi, aku berinisiatif untuk mencarikanmu seorang bodyguard yang akan membantumu untuk tidak mengulangi kesalahan macam ini untuk kesekian kalinya."

Rasa kantuk yang tadi masih menyerang Yedam kini sudah lenyap entah ke mana, semuanya berganti dengan rasa amarah yang beranjak naik dari bawah sampai puncak kepalanya.

"Aku bukan anak kecil!" protes Yedam, dia seperti menekankan setiap katanya dan Hyunsuk tahu kalau ini bukan suatu tanda yang baik.

"Tapi, kau tetap membutuhkan--"

Sebelum Hyunsuk sempat menyelesaikan kata-katanya, dia langsung mendapatkan pengusiran yang dilakukan oleh Yedam untuk menyeretnya keluar.

~~~^^~~~

Sekitar pukul 1 siang, Yedam mendengar suara bel dari arah pintu apartemennya.

Yedam dengan malas berjalan menuju ke arah pintu apartemen lalu melirik sebentar ke arah intercom-nya, dan mendapati seorang lelaki berdiri membelakanginya.

Karena penasaran, Yedam akhirnya membuka pintu dan lelaki itu berbalik menghadapnya.

"Kau siapa?" tanya Yedam sambil menilai lelaki itu lewat tatapannya.

"Park Jeongwoo, bodyguard barumu." jawab lelaki itu dengan tenang.

Ekspresinya yang seperti bongkahan es di kutub utara membuat Yedam menatapnya dengan horor.

Saat tangan Yedam hendak mencengkram knop pintu untuk menutup pintu, Jeongwoo langsung menahannya.

"Aku tahu kalau kau bukan anak kecil. Tapi, tindakanmu yang seperti ini jelas menunjukkan presepsi lain."

"Kau tidak punya hak untuk mengkritik diriku!" seru Yedam, detik itu juga dia langsung membenci Jeongwoo.

"Tentu saja, aku punya. Bukannya mengkritik seseorang adalah hak dari setiap manusia di bumi ini?" tanya Jeongwoo sarkastik.

Yedam mengangguk singkat. "Iya sih, tapi kan--"

Jeongwoo menyeringai. "Dasar bocah. Kau tidak bisa membalas kata-kataku, kan?"

Yedam menarik napasnya, berusaha menenangkan dirinya dengan berbagai macam sugesti sementara Jeongwoo hanya terdiam memperhatikannya sambil berusaha menekan senyumnya.

"Kenapa kau begitu menyebalkan? Aku bisa memecatmu sekarang juga!" ancam Yedam serius.

"Sebenarnya, hanya Ayahmu yang bisa memecatku. Tapi, karena aku tidak ingin menghancurkan fantasi bocah sepertimu. Jadi--"

"Park Jeongwoo brengsek!" umpatan yang dilontarkan Yedam terdengar sangat lucu, sehingga Jeongwoo tidak bisa menahan diri untuk tertawa.

Sudah lama sekali, Jeongwoo tidak tertawa selepas ini. Entah kapan terakhir kali dia bisa tertawa seperti ini tanpa ada beban di hatinya.

Yedam memutar bola matanya lalu menatap Jeongwoo dengan tajam. "Kau mau masuk atau tidak?!"

"Tentu saja, aku mau." Jeongwoo langsung berhenti tertawa dan kembali memasang ekspresi datarnya. "Oh iya, selama aku menjadi bodyguard-mu.. aku akan tinggal satu atap bersamamu. Di sini."

Lagi-lagi, Jeongwoo berbicara dengan wajah datarnya yang membuat Yedam ingin mendorongnya dari balkon apartemen ini.

tbc..

~~~^^~~~

nyobain kapal baru lah yaa sekali-kali wkwk

My Bodyguard - [jeongdam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang