chapter 5

1K 175 77
                                    

"Bos, Park Jeongwoo ternyata belum--"

"Ya, aku tahu. Aku sudah melihat liputannya berulang kali di siaran channel Korea."

Layar televisi di depannya menunjukkan foto Jeongwoo dan Yiren yang tampak mesra. Lalu, diikuti oleh beberapa asumsi dari media kalau mereka diam-diam menjalin hubungan spesial.

"Kami menunggu perintah selanjutnya dari bos."

Asap rokok yang mengebul di dalam kamar hotel, bercampur dengan udara pagi di Rusia yang membuatnya terasa pengap di dalam ruangan.

"Libatkan Wang Yiren ke dalam permainan ini. Jika dia memang kekasih Park Jeongwoo. Maka, kita harus menyakitinya."

"Lantas, bagaimana dengan Bang Yedam?"

Ada jeda sebentar di antara mereka. Hingga, bisikan yang terdengar penuh dendam melenyapkan keheningan itu. "Burn him, Yedam harus merasakan luka yang kurasakan."

Di depan lelaki itu ada cermin, yang seolah mencibir dirinya. Menunjukkan setengah luka bakar di wajah serta tubuhnya. "And tell Hyunsuk, I will burn his step-brother."

~~~^^~~~

Hubungan mereka berkembang menjadi lebih dekat daripada sebelumnya. Tapi tidak ada satu pun dari mereka yang membahas apa yang terjadi di Rumah Sakit malam itu.

Keduanya memilih untuk diam dan membiarkan kejadian itu menjadi kenangan mereka berdua saja.

Selama perjalanan pulang dari Rumah Sakit, Jeongwoo tidak berhenti mencuri pandang ke arahnya, matanya terpaku pada mata Yedam yang sekarang mengarah padanya, lalu berpindah pada bibirnya.

Jeongwoo nyaris mendekatkan kepalanya pada Yedam kalau dia tidak bisa menahan dirinya. Sungguh, Jeongwoo tidak pernah merasakan dorongan semacam ini pada lelaki mana pun.

Padahal sudah tidak terhitung berapa banyak perempuan yang dia goda hingga mau tidur dengannya. Dan selama itu, tidak pernah terbersit sekali pun di pikiran Jeongwoo untuk menyentuh lelaki.

Tapi, Bang Yedam.. membuatnya merasakan dorongan itu.

Mobil yang dikendarai supir, berjalan lurus melewati persimpangan. Sadar jika ini bukan jalan menuju apartemen Yedam, Jeongwoo menyusupkan tangan ke balik jaketnya, tempat di mana dia menyembunyikan pistolnya.

Yedam yang melihat tatapan waspada Jeongwoo langsung menyentuh tangannya, membuat Jeongwoo menatapnya bingung.

"Kita akan ke markasmu. Di sana, Jaehyuk sudah menunggu." jelas Yedam sambil tersenyum.

"Kau kenal Jaehyuk?"

Yedam hanya mengangguk.

"Jadi, Jaehyuk sudah menceritakan semuanya padamu? Maksudku, soal seseorang yang mengincarmu dan--"

Yedam memotong penjelasan Jeongwoo dengan anggukkan, dan kemudian mobil mereka berbelok masuk ke dalam jalan yang semakin lama semakin menyempit.

~~~^^~~~

Perhatian Yedam langsung tertuju pada satu pistol ukuran sedang yang mungkin pas digenggam oleh tangannya.

"P250, salah satu pistol terbaik buatan Amerika dan Jerman. Ada 17 peluru di dalamnya. Good choice, anyway."

Yedam berbalik, mendapati seorang perempuan cantik berambut merah muda menatapnya dengan senyuman. "Perkenalkan, aku Yeji."

"Bang Yedam."

Yeji masih memasang senyumnya, tapi itu membuat Yedam gugup karena tampaknya perempuan ini bisa saja tiba-tiba memutus urat lehernya.

"Kau mau berkeliling? Aku bisa mengantarmu ke ruang latihan kami." tawar Yeji.

My Bodyguard - [jeongdam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang