Tinggal satu atap bersama Jeongwoo jelas bukan sesuatu yang bisa dianggap menyenangkan baginya. Yedam merasa canggung karena harus tinggal dengan orang asing, sementara Jeongwoo tampak nyaman-nyaman saja tinggal bersamanya.
Terlalu nyaman hingga Yedam selalu mendapati Jeongwoo sedang menguasai televisinya.
"Aku mau nonton HBO!"
"Tapi aku sedang menonton FOX!"
Jeongwoo bahkan terlihat lebih galak darinya. Padahal, televisi dan parabola itu milik Yedam.
Yedam berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan jengkel dan sengaja membanting pintu sekeras mungkin, dia berharap Jeongwoo akan sadar dan kemudian meminta maaf padanya. Tapi, setelah beberapa menit menunggu, Jeongwoo tidak kunjung masuk ke dalam kamarnya.
"PARK JEONGWOO BAJINGAN!" teriak Yedam dari dalam kamarnya.
"BERISIK BANG YEDAM!" balas Jeongwoo yang ikut berteriak.
Baru dua hari tinggal bersama Jeongwoo, nyaris membuat Yedam menjadi gila.
~~~^^~~~
Yedam menyalakan komputernya untuk menenangkan dirinya dengan memainkan salah satu game favoritnya. Tapi tiba-tiba saja, ponselnya yang berada di atas meja berdering menandakan ada seseorang yang meneleponnya.
Yedam meraih ponselnya dengan malas lalu menerima panggilan telepon.
"Halo?"
"Yedam, apa kabar?"
"Ini siapa, ya?" Yedam menjauhkan ponsel dari telinganya sebentar untuk melihat nomor orang yang meneleponnya itu.
Unknown Number.
Lelaki yang meneleponnya ini menggunakan nomor privat.
"Yedam? Kau masih ada di sana?"
Yedam mengernyit heran kemudian kembali mendekatkan ponsel pada telinganya. "Iya."
"Good. I just want you to know that I miss you, baby."
"Hah?"
Yedam tidak tahu harus membalas apa karena bisa saja, lelaki ini adalah wartawan iseng yang sengaja ingin mencari-cari berita buruk tentang dirinya.
"Someday, we will meet again. See you soon, baby."
Lalu, sambungan teleponnya terputus.
~~~^^~~~
Yedam berjalan keluar dari kamarnya untuk menghampiri Jeongwoo yang masih asyik menonton. Sejenak, matanya terpaku memerhatikan Jeongwoo yang tampak hanyut ke dalam serial tersebut.
"Jeongwoo.." panggil Yedam dengan sedikit ragu.
Jeongwoo segera menoleh ke arahnya dan mendapati ekspresi gelisah di wajah Yedam.
Ada sesuatu yang tidak beres.
Jeongwoo langsung berdiri dan mendekati Yedam. "Ada apa? Cepat beritahu aku!"
Jeongwoo tidak bermaksud memerintahnya, dia hanya terbawa emosi karena apapun yang terjadi pada Yedam akan menjadi tanggung jawabnya.
"Seseorang meneleponku dengan nomor privat, lalu mengatakan hal-hal yang aneh. Dia seolah-olah mengenalku dan bilang kalau dia merindukanku. Tapi, dia tidak memberitahu siapa dirinya." jelas Yedam dengan ekspresi wajah ketakutan akan situasi yang dihadapinya.
Jeongwoo menghela napasnya. "Mungkin itu hanya telepon iseng."
"Mana mungkin! Aku yakin telepon itu bukan sekedar iseng. Kau harus memercayaiku, Jeongwoo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard - [jeongdam]
Fanfiction[COMPLETED]✔ Yedam memerlukan seorang bodyguard yang dapat menjauhkannya dari skandal. Tapi, Park Jeongwoo -bodyguard barunya- malah ikut terjebak ke dalam skandal yang lebih parah karena masa lalunya. bxb bahasa baku harsh word fiksi only! ⚠please...