chapter 8

863 148 28
                                    

Hal pertama yang dilihat Yedam ketika dirinya membuka mata adalah sosok Junkyu berbaring di sampingnya sambil tersenyum hangat.

Junkyu memang tidak berbicara padanya. Tapi, Yedam tahu apa yang Junkyu inginkan darinya.

Itu adalah suatu permohonan yang berat. Karena bagaimana pun juga, dirinyalah yang membuat mereka semua terluka.

Yedam yang membunuh Junkyu dan melukai Jihoon, dia yang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk malam itu.

Junkyu yang sekarang menatapnya dengan mata berkaca-kaca hanyalah sebuah ilusi yang Yedam ciptakan karena rasa bersalahnya.

Rasa bersalah yang selama ini menghukum dirinya setiap malam lewat mimpi-mimpi buruknya.

Semua rasa bersalah itu membuat Yedam merasa semakin hancur, rapuh dan mengharapkan kematian untuk mengakhiri semua ini.

"Kau harus melupakan semua ini, Yedam. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri." kata Junkyu, masih dengan senyuman di bibirnya.

"Berhenti berpikir bahwa kau tidak pantas mendapatkan kebahagiaan hanya karena kesalahan bodoh yang kau lakukan dulu."

"Kesalahan bodoh?" Yedam menggelengkan kepalanya dengan suara bergetar. "Bagaimana bisa kesalahan bodoh merenggut nyawamu dan melukai sahabatku?"

Junkyu hanya menatapnya, melihat Yedam yang terlihat semakin hancur setiap detiknya.

"Yedam.." panggil Junkyu dengan lembut.

Yedam kembali menatapnya. Menatap sorot mata Kim Junkyu yang selalu berbinar, lelaki yang pernah dicintainya.

"Tolong biarkan aku pergi, dan maafkan dirimu sendiri. Itu adalah permohonan terakhirku."

Yedam memejamkan matanya, beberapa detik kemudian dia membuka matanya kembali, dan Junkyu sudah menghilang.

Yedam terisak keras, dia mendekati lampu tidur di atas meja nakas dan membantingnya ke lantai. Dia tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang sebelumnya.

Yedam pernah mencintai Junkyu. Dan dia pernah terluka karena kehilangannya.

Sekarang, Jeongwoo juga meninggalkannya. Membuat Yedam kembali merasa hancur untuk kedua kalinya.

Hal yang mungkin membuat semua ini terasa lebih menyakitkan adalah fakta bahwa semalam Jeongwoo mengatakan mencintainya, tapi pagi ini dia menghilang begitu saja tanpa ada penjelasan.

~~~^^~~~

"Jadi, Park Jihoon itu mungkin buronan mafia yang berusaha membunuh Yedam dan sedang diincar FBI?" tanya Jaehyuk memastikan.

Yeji mengangguk sementara Jeongwoo hanya terdiam membaca berkas file tentang informasi Park Jihoon yang dibawa oleh Karina.

Karina duduk di sampingnya dan semakin mendekatkan dirinya. Jeongwoo yang menyadari itu langsung menatapnya tajam. "Kau tahu yang namanya personal space?"

Karina menarik senyum menggoda. "Aku kan hanya mencoba mendapatkanmu kembali."

Jeongwoo tersenyum meledek. "Tapi aku sudah tidak menginginkanmu lagi."

Jaehyuk mencoba menahan tawanya sementara Yeji ikut mencibir Karina lewat tatapan matanya.

Mata Karina membulat terkejut. "Aku yakin ada pihak lain yang membuatmu seperti ini."

Kali ini, wajah Jeongwoo berubah dingin seolah Karina baru saja menyentuh hal paling sensitif di dalam hidupnya. "Diam."

Karina mengangkat kedua tangannya sebagai tanda dia menyerah. "Baiklah, aku menghargai keputusanmu. Karena kau pantas untuk bahagia, Jeongwoo."

My Bodyguard - [jeongdam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang