chapter 9

824 136 30
                                    

Keringat bercampur dengan darah mengalir turun dari wajah Hyunsuk. Pandangannya terasa kabur karena hantaman benda tumpul yang mengenai pelipis matanya.

Hyunsuk merintih kesakitan setiap dia mencoba menggerakkan tubuhnya. Rasa perih yang terasa di tubuhnya sekarang bahkan tidak bisa mengalahkan rasa malu yang terus menekan dirinya.

Hyunsuk merasa benar-benar dipermainkan. Tidak pernah sekalipun dia mencurigai Jihoon yang mulai mengambil alih anak buahnya satu-persatu dan kemudian, bisnis miliknya.

Hyunsuk terlalu buta akan keserakahannya sendiri, dia terlalu buta akan keegoisannya yang seharusnya tidak pernah dia lakukan.

Hyunsuk merasa telah dipergunakan, dibodohi dan.. dia tidak tahu apakah dirinya bisa menahan segala perasaan yang perlahan menghancurkan dirinya sendiri dari dalam.

Atau apakah dia harus menyerah saja?

Membiarkan ajal menjemputnya dan melenyapkan segala ketakutan serta kekecewaan di dalam dirinya.

Karena Hyunsuk tidak bisa hidup lebih lama lagi jika harus melihat sorot mata kecewa dari Ayahnya serta Yedam.

~~~^^~~~

"Hyunsuk diculik oleh seseorang bernama Park Jihoon. Apakah kita harus mengirim Agen ke kantornya sekarang?"

Mata Yedam melebar, wajahnya mengeras dan sorot matanya semakin meredup.

"Aku mau kalian melacak keberadaan ponsel Hyunsuk." perintah Jeongwoo tapi matanya sama sekali tidak beralih dari Yedam.

"Lalu?"

"Dugaanku mereka pasti membuang ponselnya di suatu tempat di sekitar lokasi Hyunsuk yang sebenarnya." kata Jaehyuk, melirik ke arah Jeongwoo yang membalasnya dengan senyum tipis.

"Bagaimana jika mereka membuang ponsel Hyunsuk di tempat yang--"

"Kau ini banyak argumentasi ya? Cepat lacak saja ponsel Hyunsuk!" potong Jaehyuk sambil menggeram jengkel.

Senyuman Jeongwoo semakin melebar ketika melihat tingkah sahabatnya. Dia melirik sekilas ke arah Yedam yang juga tersenyum.

"Aku ingin terlibat di dalam misi ini." ujar Yedam tiba-tiba.

Jeongwoo nyaris melepaskan genggaman tangannya, karena dia tidak akan membiarkan Yedam mempertaruhkan nyawanya demi bajingan yang bahkan tidak pantas disebut sebagai Kakaknya itu.

"Semua ini terjadi karena aku. Dia hanya menjadikan Kak Hyunsuk sebagai umpan."

Jeongwoo mengernyit, mempertanyakan kewarasan Yedam sekarang. "Kau tahu kalau yang dia inginkan adalah kau. Dan kau masih ingin terlibat di dalamnya? Apa yang kau anggap misi penyelamatan ini bisa membahayakan nyawamu!"

Yedam tertawa sinis di depannya sementara Jeongwoo menatapnya dengan tajam.

"Lantas, bagaimana denganmu? Apa kau tidak mempertimbangkan resikonya? Kau bisa saja mati, Jeongwoo!"

"Tapi, ini pekerjaanku." hanya itu yang bisa Jeongwoo katakan padanya.

"Dan ini masalahku." tukas Yedam, dia memutuskan kalau ini adalah akhir perdebatan mereka.

"Sepertinya, mereka sudah menemukan sesuatu." Jaehyuk berdehem, menunjuk para Agen lainnya dengan dagunya.

"Busan! Kami menemukan lokasinya di pusat kota Busan." teriak salah satu Agen, yang masih berkutat dengan komputernya.

Jeongwoo kembali beralih menatap Yedam yang sedang menantang dirinya dengan sorot mata yang berani.

Dan detik itu juga, Jeongwoo tahu kalau dirinya kalah. Dia tidak akan bisa menahan keinginan Yedam dan membuatnya hanya duduk diam.

My Bodyguard - [jeongdam] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang