4.
Di tengah padatnya jalan ibu kota, motor butut Regan berjalan dengan santai di antara kendaraan- kendaraan mewah yang melewatinya. Jalanan yang mulus membuat Regan tak harus was-was jika susi tiba-tiba mogok. Kecuali jika jalanan itu burik seperti pantat roni.
Di belakangnya, ada roni yang tengah mengantuk. Beberapa kali laki-laki itu hendak jatuh ke arah belakang karena kantuk nya itu. Motor Regan yang terlalu pelan berjalan membuatnya terserang kantuk yang amat sangat.
"Gan, cepetan dikit Nape si. Ngantuk gue"
Regan menatap wajah roni dari spionnya, "lo kira gue lagi bawa ninja?! Kalo di cepetin susi gue mogok!"
Roni segera membuang nafasnya dengan ekspresi julid, laki-laki itu kemudian kembali memejamkan matanya pelan saat kantuk nya kembali menyerang.
Di depan sana, terlihat sebuah gang yang bernama gang kunti. Gang yang harus Regan lewati untuk sampai di rumah roni. Dengan sigap laki-laki itu menikung ala- ala pembalap saat tau gang itu sedang sepi. Membuat roni yang duduk di belakangnya terlonjak kaget, dan refleks memegang tas milik regan di depannya.
"Anying!" Umpat roni setelah Regan berhasil menikung dengan keren.
Regan tertawa terbahak mendengar umpatan roni di belakangnya. Memang niatnya sejak awal ingin merecoki laki-laki itu yang tengah menutup mata di belakangnya.
"Ga jadi turu gue buset"
"Niat gue baik padahal mau buat lu turu di aspal"
"Cangkemmu!"
Regan kembali tertawa terbahak. Sampai tiba-tiba susi yang tadinya melaju kencang kini malah berjalan patah- patah di tengah perjalanan. Regan yang sadar hal itu pun langsung menepikan motornya. Setelah sampai di tepi jalan, susi benar-benar mati total.
"Lah lah, kenapa nih?" Regan berusaha untuk kembali menghidupkan nya. Namun tetap saja, motor itu tetap tidak mau hidup apalagi diajak melaju kencang.
Roni segera turun dari motor butut itu, kemudian laki-laki itu berkacak pinggang. "Gue mampusin! Karma tuh!"
"Bacot lo, bantuin gue anjir"
Dengan ogah-ogahan roni ikut memeriksa motor itu bersama Regan. Terlihat Regan sedang menelisik motor itu dengan seksama. Sementara roni adalah bagian nyimak nya saja.
"Susi, lo kenapa lagi dah ah" Regan masih berusaha menghidupkan motornya dengan stater kaki.
Roni menghela nafasnya, "namanya juga motor butut. Udahlah, bawa ke rumah gue aja. Biar bapak gue yang benerin" Ucapnya.
Regan yang mendengar itu langsung menatap roni, laki-laki itu langsung mengge plak kepala Roni yang terbalut dengan helm.
"Kenapa lo ga bilang dari tadi sih! Gue lupa bapak lo punya usaha bengkel"
"Lo ngapain mukul gue anjir! Yang lupa kan lo sendiri!" Roni mengelus-elus helmnya. "Padahal baru dua hari lalu lo benerin susi di bengkel bokap gue njir" Lanjutnya.
"Bantu gue dorong"
Dengan ogah-ogahan roni ikut mendorong bagian belakang motor butut Regan. Jarak rumahnya dari lokasi susi mogok ini lumayan jauh, dan kini dia harus jalan kaki menuju rumahnya sendiri. Iya jika jalan kaki membawa diri saja, ini sampai membawa susi yang ngambek katanya.
.........
Akhirnya setelah sekian lama berjalan di bawah terik matahari yang menyengat, kini Regan dan juga roni telah sampai di tempat tujuan. Sekiranya mereka terlalu lelah sampai- sampai setelah memarkirkan motor nya Regan dan roni roboh di bawah pohon mangga milik keluarga roni. Mereka kemudian mengipasi diri mereka dengan telapak tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fanfiction(TIDAK DILANJUTKAN) Regantara Reynand, Anak remaja laki-laki dengan tingkat kenarsisan 180° dengan tingkahnya yang membuat orang-orang sekitar geleng-geleng kepala. Menginjak kelas 12 tahun ini membuat Regan anak tunggal Na Jaemyun dan Renandina Ag...