13. Regan Kecil

85 12 3
                                        

13

Sena mendudukkan dirinya pada kursi meja belajar malam ini, ditemani lampu dengan cahaya redup dan temaram gadis itu terdiam cukup lama sembari menatap sebuah payung merah yang masih basah akibat hujan sore tadi. Sena memandangi payung itu dengan senyuman tipis, lalu setelahnya dia menarik nafas panjang.

Sena suka hujan, ia selalu suka bermain hujan. Tapi entah kenapa sore ini kakinya tidak bisa dia andalkan secara tiba-tiba. Kakinya sakit, bahkan hanya untuk berjalan sebentar ke halte pun rasanya tidak bisa, hingga dia terduduk di atas aspal dengan guyuran hujan. Sampai tiba- tiba Regan datang dan membantunya.

Sena menghela nafasnya sembari menaruh payung itu di atas meja belajar. Ia tatap dengan penuh payung itu. Tadinya dia tidak benar-benar jalan kaki sampai ke rumah, sebab di pertengahan jalan Regan memberhentikan angkot yang lewat dan menyuruh Sena untuk naik bahkan ternyata Regan sudah membayar ongkosnya tanpa sepengetahuan Sena.

"Lo itu baik ternyata," Gumam Sena.

Perempuan itu melangkahkan kakinya menuju kasur dan langsung merebahkan dirinya di sana. Sena menatap langit-langit kamarnya dengan sebuah senyum tipis. Entah kenapa hari ini rasanya ia begitu senang?

"Ga ga ga, ga mungkin karena Regan gue jadi good mood" Tepis Sena jauh- jauh.

Gadis itu kemudian merogoh kantong celananya untuk mengambil sebuah handphone. Tak lama kemudian ia segera membuka room chatnya dengan caca, temannya. Caca itu baik, tapi perempuan itu sangat heboh.

Sena mengernyitkan dahinya ketika ada panggilan masuk dan itu dari caca, dengan cepat perempuan itu mengangkatnya sebelum caca memarahinya.

"Hallo?"  Sena mendekatkan handphone itu ke telinganya.

"SENA! AAAA GUE SENENG BANGET!"

Mendengar suara heboh caca dari seberang sana membuat Sena penasaran, "seneng kenapa nih?" Tanya nya.

"GUE UDAH DI FOLLBACK SI GILANG! AAAAA" teriaknya semakin histeris.

"Lah? Di follback ternyata, gue kira engga" Ucap Sena.

Ya, memang benar bahwa caca ini ternyata mengagumi Gilang si mantan playboy cap badak yang agaknya kini sudah tobat. Dulu sekali ketika Gilang ketahuan papanya --jeno-- ia sempat ditegur, mungkin karena wejangan itu Gilang menjadi tobat. Malahan dia tidak tahu sebuaya apa bapaknya dulu, sebelas duabelas dengan na Jaemin di masa lalu.

"Lo mah gitu! Ikut seneng kek!"

"Iyaa iyaa ini gue seneng. Perlu ngadain party?"

"Ide bagus tuh!" Ucap caca di seberang sana, "tapi masa cuma kita berdua aja?"

Sena terkekeh, "ya terus lo mau ngajak siapa lagi?" Tanya Sena yang membuat caca sedikit berpikir di seberang sana.

"Kita ajak meyra aja gimana?"

"Meyra?" Tanya Sena kebingungan, setahunya di kelasnya tidak ada yang bernama meyra.

"Duh gue lupa ngasih tau lo sen, gue tuh punya sepupu kelas 11 jurusan IPS juga kaya kita namanya meyra"

"Ohh, yaudah ajak aja"  Jawab Sena.

"Gapapa nih?" Tanya caca tidak enak, pasalnya sena ini sangat jarang mau berkumpul dengan orang baru, dan cenderung lebih tertutup dibandingkan yang lain, itu sebabnya Sena hanya mempunyai satu teman yaitu caca.

"Ya gapapa lah, siapa tau dia bisa jadi temen gue juga" Balas sena dengan sebuah senyum simpul di bibirnya.

"OKE! MALAM MINGGU KITA PARTY!!"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang