deniel grils 2

3.1K 260 3
                                    


Chika memutar mlas bola mata nya ketika mendengar ucapan dari christy. "Santai santai, giliran beneran jalan eh marah marah ngamuk, sebut semua nama binatang"
Mendengar itu christy langsung menoleh dengan kedua mata melotot
"kapan gue gitu njir"?

"Minggu lalu lo--"
Chika reflek menghentikan ucapan nya ketika melihat Christy menatap nya dengan tatapan tajam

Dia berdecak pelan" iya iya minggu lalu kamu telpon sampe lima puluh kali itu buat apa ANGELINA CHRISTY"

"Salah siapa ga ngasih kabar"?

"Kan udh aku bilang, kalau aku lagi sama ashel Udah jelas trus kenapa masih nelpon lagi?, ganggu tau ga"

Christy gelagapan, di otak nya tengah berpikir bagaimana dia tidak kalah sama ucapan gadis nya itu.pokok nya dia harus bisa menjawab semua pertanyaan dari sang kekasih "ya---ya terserah gue lah"

Chika mencibir ucapan christy itu, menurut nya gadis di samping nya itu terlalu deniel

"Alasan mulu, kalau cemburu juga gpp kali" gumam chika

Christy mendengarkan nya tapi dia memilih untuk melanjut kan mobil nya saja

                           ***

Hari senin.

Satu hari yang paling banyak dibenci oleh banyak orang. Hari dimana semua aktifitas selama seminggu ini akan dimulai.

Christy. Gadis itu sepertinya menjadi salah satu dari banyaknya orang yang membenci hari senin. Karena di hari senin dia harus bangun pagi, berangkat pagi, dan mengikuti upacara bendera di tengah lapangan yang tidak tertutupi apapun, alias beratapkan sinar matahari langsung.

Kebetulan kali ini upacara belum di mulai Masih sekitar lima menit lagi kegiatan rutin tiap senin itu akan di laksanakan.

Dengan atribut lengkap, Christy kini tengah berdiri di barisan kelasnya. Karena tidak melakukan apa-apa, dia hanya diam sembari menatap ke arah depan dengan wajah ngantuk dan malas.

"Eh, Chris!" Tepukan di sertai panggilan itu membuat Christy akhirnya mengalihkan pandangan.

Masih dengan ekspresi yang sama dia menoleh ke arah Chrusty yang berdiri di sampingnya. "Itu si Chika bukan sih?" tanya zee sembari menunjuk salah satu barisan di dekat barisan guru.

Christy mengikuti arah tunjuk zee lalu mengangguk ragu. "Iya, kayaknya."

"Dia ngapain di situ coba? Itu 'kan barisan anak-anak yang bakal dihukum."

Mendengar ucapan zee membuat Christy mengernyit. Benar juga. Barisan di dekat guru itu memang dikhususkan untuk murid-murid yang melanggar peraturan selama upacara berlangsung. Lalu kenapa Chika berdiri di sana?

"Oh, dia kayaknya gak bawa topi deh. Liat, dia gak pake topi."

Christy kembali mengangguk pelan. Chika memang tidak memakai topi putih abu-abu yang diwajibkan setiap kali mengikuti upacara.

Dia lalu mendesah malas, kemudian melepas dasi yang melingkar di lehernya. "Zee, titip dasi."

Christy mengulurkan dasinya ke zee, sedangkan zee tampak kebingungan. "Lo mau ke mana?"

"Udah gak usah banyak nanya." Christy menarik tangan kanan zee, lalu menaruh dasinya di genggaman tangan gadis itu.

"Titip!" ucap Christy kemudian berlari pergi menghampiri Chika yang sedang berdiri tidak tenang.

Kak ," panggilnya sembari menepuk pelan pundak gadis itu.

Chika menoleh. "Ngapain ke sini? Upacaranya mau dimulai."

Sebelum menjawab. Christy lebih dulu melepas topinya lalu memasang topi putih abu-abu itu di kepala Chika dengan asal. "Sana pergi."

Chika melepas begitu saja topi itu kemudian menatap Christy dengan salah satu alis naik ke atas. "Apa sih? Gak paham."

"Sana ke barisan kelas lo, pake topi gue biar gak kena razia."

"Terus kamu pake apa?"

"Gue pake topi juga percuma,lo ga liat gue ga bawa dasi?" ucap nya bohong

Chika tiba-tiba mengulum senyum dengan kedua mata menyipit. "Uwu romantis banget, pasti gak mau aku dihukum, 'kan?

"Dih, apaan sih?! Kalo gue bawa dasi juga gak bakal gue minjemin lo topi. Udah sono pergi lu!" Christy lalu mendorong paksa tubuh Chika agar menjauh.

"Beneran nih?"

"Iya cepetan!"

"Ya udah." Masih dengan tawa kecil, Chika lalu menurut. "Bye sayang," pamitnya sembari melambaikan tangan. Meninggalkan Christy yang kini pipi nya memereh akibat ulah nona yssc

Ashel yang berdiri paling belakang di barisan kelasnya mengerutkan dahi, ketika melihat Chika kembali dengan memakai sebuah topi. Padahal gadis itu tadi mengaku lupa membawa topinya.

"Dapet topi dari mane lu?"

"Punya christy."

"Lah? Terus Christy nya gimana?"

Chika menunjuk ke arah barisan dekat guru menggunakan dagunya. "Tuh."

"Widih, bisa uwu juga tuh orang."

Chika mengangguk. "Shel," panggil gadis itu agar ashel yang sedang menatap ke arah Christykembali menatap ke arahnya

Ashel mengernyit penuh tanya begitu melihat Chika yang kini tersenyum lebar. "Ini, salah satu dari seribu alasan yang pernah gue bilang."

                             ***
End

Wedehh greshan fam😣
                             

Maff yaa kalau cerita nya kaga nyambung🙏🏻

Oneshoot Ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang