Degem

2K 152 1
                                    

Hari ini aku kembali
mendapatkan sekotak susu rasa strawberry di kolong meja. Aku hanya bisa mengumpat dalam hati karena lagi-lagi harus kecolongan. Meskipun dalam hati juga bertanya-tanya darimana dia tau rasa favoritku. Tidak banyak yang tau tentang hal ini. Dan aku sedikit salut dengan kegigihannya walaupun kuakui caranya sedikit kuno.

Biar kuceritakan sedikit. Jadi selama hampir 2 bulan ini aku selalu mendapatkan beberapa makanan di kolong meja kelas dan lokerku. Entah itu roti ataupun minuman seperti yang kudapatkan pagi ini. Dan itu semua adalah makanan favoritku. Intinya aku sering mendapatkan makanan ringan entah dari siapa.

Padahal aku sudah berangkat sepagi ini, bahkan hanya ada beberapa anak saja yang sudah berangkat namun tetap belum berhasil mencari tau siapa tersangka semua kejadian ini. Mungkinkah dia meletakkannya sore hari sepulang sekolah? Sebenarnya orang gila mana yang melakukan semua ini? Dan alasan apa dia sampai melakukan hal semacam ini? Siapapun itu aku pasti akan menemukannya cepat atau lambat.

"loe masih dapet kiriman lagi Chik?" tanya Dey. Aku menatapnya dan mengangguk singkat. Kami sedang menikmati waktu istirahat pertama di kantin sekolah. Kadang aku parno sendiri jika sedang di sekolah. Apakah orang itu memata-mataiku selama ini? Seringkali aku menatap waspada pada seseorang di sekelilingku, siapa tau salah satu diantara mereka pelakunya kan?

"Percaya deh sama gue. Gue yakin 100% kalo ni orang pasti suka sama loe. Gila aja, sejak dulu gue pengen banget punya secret admirer kaya loe. Trus ternyata dia anaknya ganteng, kita saling suka and finally kita jadian deh." ujar Dey berbinar sambil membayangkan apa yang diucapkannya tadi. Aku menatapnya malas.

"Gila aja sih loe. Kebanyakan nonton drama tau nggak." balasku malas. Dey mendengus sambil

"Lagian nih ya. Coba pikirin. lagi deh. Buat apa coba dia ngelakuin semua ini kalo dia ngga suka sama loe? Kurang kerjaan banget anjilir." Dey menatapku dengan raut wajah serius. Aku terdiam. Selama ini aku tidak pernah berpikir sejauh itu. Lagipula aku sadar diri sih. Sikapku saja begajulan seperti ini. Siapa juga yang akan menyukaiku? Dan juga di sekolah ini ada banyak gadis cantik, tentu saja lebih modis dariku.

"Tau ah. Pusing gue." Aku hanya mengaduk-aduk minumanku tidak semangat. Membuat Dey geleng-geleng kepala. Aku malas sekali membayangkan hal yang tidak-tidak. Itu sangat membuang-buang waktu.

"Gue kasih saran aja deh. Seumpama nanti loe ketemu sama tuh orang mending loe pacarin aja. Kapan lagi coba seorang Yessica-cewe paling lempeng kaya loe punya fans." Dey mengatakannya dengan nada mengejek.

Sialan

"Yah bisa diatur kalo wajahnya ganteng. Tapi gue juga ngga segampang itu kali ah." ujarku akhirnya. Malas sekali harus berdebat dengan Dey. Tidak akan ada habisnya. Tak lama bel berbunyi. Aku dan Dey kembali ke kelas.

Sepulang sekolah aku
dan Dey berniat akan
menonton film aksi terbaru
di bioskop jika saja Pak Mahen
tidak memintaku untuk
membantunya menyeleksi
anggota baru ekskul karate
untuk mengikuti lomba. Yah
sebenarnya aku memang
pernah menjabat sebagai
ketua ekskul karate selama 1
tahun dan itu sudah berakhir
3 minggu yang lalu dan saat
ini posisi itu sudah ditempati
oleh Siska. Kata Pak Mahen
Siska sedang izin keluar kota
beberapa hari jadi aku yang
dimintanya melakukan tugas
itu. Kalau saja Pak Mahen
bukanlah salah satu orang
yang sangat kusegani, sudah
pasti akan kutolak.

sambil melihat adik kelas melakukan gerakan karate yang itu-itu saja membuat badanku pegal dan bosan setengah mati. Aku meregangkan ototku sambil memejamkan mata sejenak. Ahhhh............. Rasanya nikmat sekali. Aku merutuk dalam hati. Jika Siska masuk, saat ini aku pasti sudah
bersenang-senang dengan
Dey

"Itu tadi yang terakhir Chik?"
tanya Pak Mahen tiba-tiba.
Aku sedikit terkejut dan
mengangguk seadanya karena
beliau tadi izin rapat dengan
para guru. Posisiku tadi tidak
aneh kan? Duh malu-maluin.

Oneshoot Ch2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang