"Nona tunggu saya" ucap Lesi yang berlari mengejar Rala
Rala memberhentikan jalannya, ya ampun dia dia hampir saja meninggalkan Lesi sangking semangatnya.
"Nona kenapa Anda berjalan cepat sekali, tidak menunggu saya" Ujar Lesi setelah sampai ke tempat Rala
"Maaf Lesi, Aku sudah tidak sabar sekali ingin menjelajahi pasar ini"
"Saya hanya takut Nona kesasar seperti di festival waktu itu"
"Baiklah kalau begitu ayo kita ke sana"
Rala mengajak Lesi ke tempat roti langganannya.
Setelah sampai Rala langsung memesannya. Aroma roti yang mengelitik hidungnya sangat membuat Rala tidak sabar untuk memakannya.
"Nona kenapa Anda banyak sekali membeli roti?" Tanya Lesi heran
"Hm, Aku ingin memberikannya kepada seseorang"
"Seseorang?"
"Kau akan tau nanti"
Mereka keluar dari toko roti, Rala mengajak Lesi berjalan meninggalkan pasar.
"Bukankah kata Nona ingin menjelajahi pasar tapi kenapa kita malah keluar dari pasar?" Tanya Lesi heran
"Aku ingin memberikan kue ini dulu kepada seseorang. Setelah memberikannya mari kita kembali ke pasar"
"Baiklah Nona, Tapi kita akan pergi kemana? ini juga sudah jauh dari pasar Nona"
"Tenang saja sebentar lagi kita akan sampai"
Sepuluh menit mereka berjalan kaki, akhirnya sampai juga di sebuah bangunan tua. Rala melihat murid-murid di sana baru saja menyelesaikan pelajaran mereka. Rala berjalan mendekat ke arah murid-murid itu.
"Kak Rala"
"Lian" Rala yang melihat Lian berlari ke arahnya tersenyum senang
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Rala sambil mengusap lembut kepala Lian
"Aku baik. Bagaimana kabar kakak? Kenapa kakak tidak pernah datang ke sini lagi?" Lian menampilkan wajah cemberutnya
Rala yang melihatnya mengusapkan kepala Lian sambil tertawa gemas.
"Kabar kakak baik. Kakak sebenarnya ingin datang menemuimu cuman ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Maaf, baru ini kakak bisa menemuimu lagi"
"Tidak apa kak, aku senang kakak datang kesini"
"Baiklah kalau begitu ayo kita ke sana dan membagikan roti-roti ini kepada teman-temanmu"
"Ayo kak" ucap Lian bersemangat
Rala membagikan roti-roti yang di belinya tadi kepada teman-teman Lian. Anak-anak itu sangat senang bahkan mereka sering memuji Rala.
"Kakak Rala cantik terima kasih telah memberikan roti yg lezat ini" Ucap salah seorang anak
Rala senang mendengar banyak anak-anak kecil itu memujinya cantik. Bukankah perkataan anak kecil itu selalu jujur.
"Sama-sama" Rala tersenyum mendengarnya
"Kak Rala baik sekali, kami belum pernah memakan roti selezat ini"
"Terima kasih atas pujiannya, kalau begitu ayo makan yang banyak" Rala sangat senang anak-anak di sini sangat menikmatinya.
Roti yang dibelinya ini hanya para bangsawan saja yang bisa membelinya karena harganya yang mahal. Jadi wajar saja jika anak-anak disini belum pernah memakannya karena mereka dari kalangan rakyat biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralafitta's Life (END)
Fantasy#Note: Cerita dalam proses REVISI. Jadi harap maklum jika penulisannya masih berantakan dan typo yang bertebaran. ~~~~~~~~~ Oktaviandra Arwita Dewi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Ditengah sibuk kuliah dia juga...