Setelah dari rapat, Variez pergi menemui Permaisuri di taman utama. Variez tidak tau apa yang membuat ibunya tiba-tiba memanggilnya untuk minum teh bersama.
"Salam kepada Ibunda" Ucap Variez setelah sampai
"Putraku kemarilah" Ucap Permaisuri
"Variez bagaimana keadaanmu setelah dari acara perburuan? Apakah ada yang terluka?" Tampak raut ke khawatiran dari wajah wanita itu.
"Tidak ada, saya baik-baik saja" Jawab Variez
"Kau ini, kenapa irit sekali berbicara padahal dengan ibumu sendiri"
"Syukurlah kedua putraku dan putriku Rala baik-baik saja. Ibu dan Duchess sangat khawatir ketika mendengar kabar Rala tersesat di hutan. Ibu tidak bisa membayangkan seorang gadis sendirian tersesat di hutan"
"Itu kesalahannya sendiri yang ingin pergi bersama Alzero berburu tanpa meminta izin dulu padaku" Entah kenapa mengingatnya membuat Variez kesal
"Tidak boleh berbicara seperti itu, Nona Xazeric tunanganmu. Itu adalah musibah yang menimpanya, tidak ada yang tahu bahkan dirinya sendiri"
Variez menghela nafasnya
"Bagaimana perkembangan hubungan kalian berdua?"
"Begitulah" Jawab singkat Variez
"Begitulah bagaimana? Coba jelaskan?" Tanya Permaisuri penasaran
"Tidak tau" Benar Variez tidak tau ingin menjelaskannya bagaimana karena hubungan mereka biasa saja.
"Putraku kau itu seorang lelaki, sudah seharusnya kau duluan berinisiatif untuk memulai mengembangkan hubungan kalian. Kalau kalian berdua saling menunggu satu sama lain tentu tidak ada perkembangan dalam hubungan kalian. Harus ada salah satu dari kalian yang memulainya duluan, karena kau laki-laki maka mulailah darimu, karena terkadang perempuan malu dan gengsi untuk memulainya. Kalau ibu lihat Nona Xazeric orang yang cepat akrab, buktinya saja Dia dan Alzero sudah sangat akrab" Permaisuri sengaja mengatakan hal itu, ingin melihat bagaimana tanggapan putra datarnya itu.
Raut kekesalan tampak di wajah Variez. Ibunya menyinggung keakraban Rala dan Alzero menambah kekesalah Variez apalagi mengingat kejadian tadi.
Permaisuri menyunggingkan senyumnya melihat raut kekesalan Variez. Sepertinya putranya ini diam-diam sudah jatuh ke pesona Ralafitta.
"Putraku bolehkah ibu memberi nasehat kepadamu?"
Variez menganggukkan kepalanya
"Kau mau tau bagaimana cara hubungan diantara kalian agar cepat berkembang?" Permaisuri mendelik ke arah Variez
Variez tidak menjawab, tapi jujur saja dirinya tertarik untuk mendengarnya.
"Yaitu dengan cara berkencan! Lakukan seperti pasangan biasa lainnya lakukan. Contohnya seperti seminggu sekali berkencan untuk menghabiskan waktu berdua"
"Kencan?" Variez menatap Permaisuri meminta untuk menjelaskan lebih detail lagi.
Hoho, Permaisuri tertawa dengan menutup mulutnya menggunakan kipas tangan mewah koleksinya itu. Melihat reaksi putranya yang seperti itu sangat menyenangkan buatnya.
"Benar! Menghabiskan waktu bersama itu akan mempererat hubungan. Pasangan yang sedang jatuh cinta bahkan mereka ingin bertemu setiap harinya dan menghabiskan waktu bersama. Ibu mengatakan hal ini karena ibu belum pernah melihat kalian berdua berkencan. Apakah perlu ibu atur jadwal untuk kalian berkencan?"
"Tidak perlu, aku bisa mengatasinya sendiri" Jawab Variez, sedikit malu mendengar ibunya akan membantunya.
"Anakku jangan lupa jika kalian berkencan nanti lakukan hal yang membuat hatinya senang dan tersentuh. Contohnya jika ada sisa makanan di bibirnya kau harus membersihkannya dengan tanganmu, itu adalah salah satu bentuk perhatian kecil yang manis"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralafitta's Life (END)
Fantasy#Note: Cerita dalam proses REVISI. Jadi harap maklum jika penulisannya masih berantakan dan typo yang bertebaran. ~~~~~~~~~ Oktaviandra Arwita Dewi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Ditengah sibuk kuliah dia juga...