Variez sampai di ruangan kerjanya setelah dari tempat latihan mengajarkan Rala memanah. Ya Variez mengajarkan Rala memanah, dirinya tidak tau entah dari mana keinginan itu berasal sehingga dia bisa mengajarkan gadis itu.
Variez mendengar Samuel berada di tempat latihan bersama Rala, entah mengapa dirinya langsung bergegas pergi ke sana.
Variez tidak tau apa yang terjadi denganya akhir-akhir ini. Kenapa dirinya tiba-tiba saja bersikap seperti itu pada gadis itu. Bukan saat memanah saja, saat kejadian di tempat latihan waktu itu juga. Bagaimana gadis itu terpesona dengan Samuel yang bertelanjang dada dan Variez tidak menyukai akan hal itu.
Variez menghela nafasnya gusar. Memang Beberapa bulan setelah Rala bangun dari komanya gadis itu tidak pernah lagi datang untuk menemuinya setiap hari, bahkan walaupun gadis itu sekarang tinggal di istana mereka tidak sering berjumpa. Variez masih ingat bagaimana waktu itu Rala sangat menolak pertunangan ini.
Di tambah akhir-akhir ini Variez lihat gadis itu akrab dengan Alzero, dirinya tau itu karena selama gadis itu tinggal di istana Variez selalu memantau apa yang dilakukan gadis itu. Variez tidak tau sejak kapan mereka bisa seakrab itu bahkan sampai Alzero menemani gadis itu ke pasar.
Variez mengusap wajahnya untuk mengenyahkan pikirannya tentang Rala, Kenapa juga dirinya memikirkan gadis itu.
Tunggu?! Apakah gadis itu sudah berhasil menarik perhatiannya? Sial!
******
"Nona lihatlah ke sana"
"Ada apa?"
Rala melihat arah tunjuk Bibi Mira. Wow teman-teman sekarang apa yang sedang dirinya lihat.
"Nona bukankah itu Putra Mahkota bersama dengan Putri Isaya" ucap Lesi
Benar sekali yang sedang Rala lihat adalah Variez dan Isaya yang sedang berjalan berdua, kalau dilihat sepertinya sedang menuju ke gedung bagian selatan tempat dirinya berada.
"Heem" dengan santainya Rala melihat hal itu sambil memakan apelnya. Malam ini mereka sedang bersantai dit taman samping istana bagian selatan setelah makam malam. Rala yang mengajak Lesi dan Bibi Mira untuk menikmati udara malam sebelum tidur.
"Nona kenapa mereka berdua berjalan bersama di malam hari begini" ucap Lesi binggung
"Entahlah, biarkan saja mereka" ucap Rala tidak peduli
"Sepertinya Nona tidak boleh membiarkan hal ini terjadi lagi kedepannya" ucap Bibi Mira
"Kenapa?" Tanya Rala heran
"Saya dengar___"Bibi Mira mendekatkan dirinya ke arah Rala dan Lesi
"Saya dengar-dengar Putri Isaya menyukai Pangeran Mahkota" bisik Bibi Mira
"APA!!" Pekik Lesi
Refleks bibi Mira langsung menutup mulut Lesi
"Hadap belakang, jangan melihat ke arah mereka. Anggap saja kita tidak tau mereka lewat" ajak Rala setelah melihat Variez dan Isaya hampir dekat ke istana bagian selatan. Rala takut ketahuan kalau mereka sedang mengosipkan Variez dan Isaya terlebih lagi dirinya sangat malas untuk memberi salam dan bertemu kedua orang itu.
Rala, Bibi Mira dan Lesi langsung membelakangi dengan pura-pura berbicara hal lain seakan-akan mereka tidak tau bahwa Variez dan Isaya lewat. Memang jarak mereka tidak terlalu jauh.
"Oh...bukankah itu Nona Xazeric" ucap Isaya yang melihat Rala bersama pelayannya
Variez yang mendengar itu langsung menatap ke arah pandangan Isaya. Di sana ada Rala, gadis yang dari tadi selalu ada di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralafitta's Life (END)
Fantasy#Note: Cerita dalam proses REVISI. Jadi harap maklum jika penulisannya masih berantakan dan typo yang bertebaran. ~~~~~~~~~ Oktaviandra Arwita Dewi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Ditengah sibuk kuliah dia juga...