"Variez" Rala terkejut
Variez menguraikan pelukannya
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Variez cemas
"A-aku Ti-tidak apa-apa" Ucap Rala yang tidak menyangka yang menemukannya adalah Variez, namun di sisi lain Rala sangat bersyukur atas kehadiran pria itu.
"Syukurlah" Gumam Variez, pria itu menghela nafasnya lega
"Kenapa kau tidak meminta izin kepadaku untuk ikut berburu?" Tanya Variez dengan tajam
"Ma-maaf A-aku ti-tidak ingat untuk meminta izin Anda Yang Mulia" Ucap Rala terbata-bata yang asal-asal memberi alasan
"Tidak ingat?" Variez tidak habis pikir dengan pemikiran Rala. Bisa pula gadis itu tidak ingat meminta izin kepadanya, padahal sebelum acara berburu di mulai mereka tadi bertemu.
Rala semakin takut mendengar suara Variez, pria itu sekarang sedang marah kepadanya. Rala sudah merepotkan Variez, sampai-sampai pria itu mencarinya di malam hari seperti ini.
"Sa-saya kira Anda tidak akan peduli dan pasti akan mengizinkan saya"
Variez memijit keningnya mendengar alasan gadis itu, darimana? Darimana gadis itu bisa menyimpulkan hal itu?
"BAGAIMANA MUNGKIN KAU BISA BERPIKIR SEPERTI ITU?! JIKA AKU TAU KAU INGIN PERGI BERBURU AKU PASTI AKAN MENGIZINKANMU DAN IKUT PERGI BERSAMAKU! KAU TAU AKU SANGAT MENGKHAWATIRKAN MU?! BAGAIMANA__BAGAIMANA JIKA AKU TIDAK MENEMUKANMU?!" Ucap Variez keras, amarahnya tidak tertahan karena alasan yang diberikan gadis itu.
Rala terkejut mendengarnya, dengan raut wajah bersalahnya, Rala memeluk Variez sambil mengelus punggung pria itu agar amarahnya mereda. Variez khawatir kepadanya "Maaf, Maafkan saya, terimakasih sudah menemukan saya Yang Mulia" Ujar Rala pelan yang masih bisa di dengar Variez.
Grep
Variez semakin mengeratkan pelukan mereka, menutup matanya sambil menghirup aroma parfume Ralafitta yang sudah samar-samar bercampur dengan bau alami hutan, amarahnya perlahan-lahan mulai mereda.
Terdengar suara petir yang besar sehingga pelukan mereka terhenti "Sepertinya akan turun hujan, kita harus segera mencari tempat untuk berteduh, Ayo" Variez mengenggam tangan Rala, mengajak gadis itu mendekat ke arah kudanya berada. Rala menuruti apa yang dilakukan Variez.
Variez memegang kedua pinggang Rala, dengan mudahnya Variez mengangkat Rala naik ke atas kudanya.
Variez menaiki kudanya dan duduk di belakang gadis itu, mereka duduk di atas kuda berdua saling berdempetan.
Variez memacu kudanya, mereka harus keluar dari hutan segera karena hujan akan turun.
Rala gugup dan takut karena petir dan keadaan hutan yang gelap tidak terlihat sama sekali, cahaya bulan yang tertutup oleh awan hitam. Bagaimana Variez bisa memacu kuda dalam keadaan gelap seperti ini.
Tes tes tes
Awan yang sangat gelap itu akhirnya menumpahkan airnya dengan sangat deras. Variez dan Rala kehujanan, pakaian mereka sudah basah.
Variez memberhentikan kudanya di sebuah pohon besar yang rindang, mereka tidak mungkin melanjutkannya perjalanan di tengah hujan deras seperti ini.
Variez lagi-lagi memegang pinggang Rala untuk menurukan gadis itu dari kudanya. Variez mengikat kudanya di bawah sebuah pohon yang tidak jauh dari mereka agar tidak terkena hujan.
"Mendekatlah" Ujar Variez setelah kembali ke tempat Rala duduk
Rala yang mendengar itu dengan ragu mendekat ke arah Variez, namun masih menyisakan jarak di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralafitta's Life (END)
Fantasy#Note: Cerita dalam proses REVISI. Jadi harap maklum jika penulisannya masih berantakan dan typo yang bertebaran. ~~~~~~~~~ Oktaviandra Arwita Dewi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Ditengah sibuk kuliah dia juga...