Pagi yang cerah ini, akan Rala mulai dengan kegiatan melukis, sekarang dia sibuk menyiapkan peralatan melukisnya. "Lesi bantu aku siapkan peralatan melukis"
"Baik Nona"
"Sudah siap, Ayo bawa alat melukis ditaman"
Rala dan Lesi pun pergi ke taman tentunya diikuti oleh para kesatria yang disuruh Ayahnya untuk menjaganya. Rala berencana melukis ditaman tampat yang sangat cocok untuk memulai melukis.
"Lesi kau temani aku disini"
"Baik Nona"
Rala larut dalam kegiatan melukisannya, tidak tersadar sudah dua jam lamanya ia melukis. Lukisannya juga sudah separuh menjadi.
"Rala"
Rala yang mendengar orang yang memanggilnya pun menoleh. "Yurika" Ucap Rala terkejut. "Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau datang kesini"
"Aku kebetulan melewati jalan ke arah mansionmu jadi aku pikir untuk berkunjung saja. Lagipula kita sudah lama tidak bertemu"
"Bilang saja kalau kau merindukan ku" ucap Rala sambil menggoda Yurika
"Ya ya ya, Aku merindukanmu" ucap Yurika, kemudian melihat ke arah lukisan Rala "Wah aku tidak menyangka kau bisa melukis"
"Tidak terlalu mahir tapi lumayan bisa mengisi waktu luangku. Lesi pergilah ambil beberapa cemilan dan minuman"
"Baik Nona"
Rala dan Yurika pun duduk dibangku taman.
"Aku dengar waktu itu kau dihukum tidak boleh keluar mansion beberapa hari"
"Ya benar, itu karena aku hilang dari penjagaan para kesatria waktu di festival"
"Kenapa bisa begitu, apa yang terjadi?"
"Itu semua karena mengejar pria berjubah yang sudah menyenggol bahuku dan menjatuhkan jagung bakarku. Kau tau, dia pria tidak bertanggung jawab. Dia langsung saja pergi tanpa meminta maaf kepadaku" ucap Rala sambil mengebu-gebu dengan amarah terpendam jika mengingat kejadian itu
"Ya ampun dasar pria tidak bertanggung jawab, pantas saja kau nekat mengejarnnya"
Rala membalasnya dengan menganggukan kepalanya. "Setelah aku kembali ke festival lagi, bahuku disengol untuk yang kedua kalinya"
"Haha...sial sekali nasib mu"
"Kau jangan tertawa" dengus Rala melihat Yurika yang tertawa puas
"Yang menabrak bahumu untuk kedua kalinya siapa?"
"Dia seorang pria menyebalkan"
"Wah seorang pria lagi, apakah tampan?"
"Ck! Tidak, dia pria menyebalkan. Bahkan waktu aku pergi ke pasar semalam bertemu lagi dengannya" untung saja Rala sudah menyuruh para kesatria untuk menjauh agar dia bisa leluasa berbicara dengan Yurika.
"Wahh sepertinya kalian berjodoh. Apa kalian sudah berkenalan? siapa namanya?" tanya Yurika dengan penuh rasa keingintahuannya
"Jangan sampai berjodoh dengan pria menyebalkan itu. Waktu di festival kami sudah berkenalan, Namanya Aronio Vinselt"
"APA!!...di-dia Duke Vinselt tu kan, orang yang sering menjadi bahan gosipan para gadis"
Rala membolakan matanya. "Aku tidak menyangka pria itu terkenal juga"
"Kau ini. tentu saja, Duke Vinselt itu tampan, muda, kaya. Tentu banyak para gadis mengincarnya. Kau sungguh beruntung bertemu dengannya"
"Beruntung darimana, aku saja tidak mau bertemu dengannya lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralafitta's Life (END)
Fantasía#Note: Cerita dalam proses REVISI. Jadi harap maklum jika penulisannya masih berantakan dan typo yang bertebaran. ~~~~~~~~~ Oktaviandra Arwita Dewi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Ditengah sibuk kuliah dia juga...