Isaya pergi diam-diam dengan kereta kuda tanpa membawa pengawal serta dirinya ikut menyamar, sudah dipastikan orang-orang tidak akan mengenalinya.
Isaya datang menemui penjual ramuan obat yang dikenalnya beberapa hari yang lalu saat mengunjungi pasar. Isaya turun dari kereta kudanya memerintahkan kusir untuk menunggunya di depan pasar, sementara Isaya berjalan menuju ujung pasar.
Sesampainya di depan toko kecil, bahkan jika dilihat bangun ini tidak bisa disebut sebagai toko. Bangunan yang lusuh, serta jauh dari toko-toko lainnya karena letaknya yang terpencil. Isaya langsung masuk ke dalam toko itu.
"Anda ingin membeli apa Nona?" Tanya penjual tersebut saat melihat seorang pelanggan memasuki toko kecilnya.
Isaya membuka tudung kepalanya, penjual tersebut terkejut.
"Nona, A-anda yang datang waktu itu?" Tanya penjual itu memastikan tebakannya.
"Ya, Aku ingin membeli ramuan yang kau tunjukkan" Isaya membenarkannya. Waktu mengunjungi pasar Isaya tidak sengaja berteduh di toko lusuh ini karena hujan. Entah keberuntungan darimana pemilik toko ini menawarkan sesuatu yang luar biasa.
"Ramuan yang mana Nona?"
"Ramuan yang kau bilang peninggalan satu-satunya dan tidak ada yang bisa membuatnya lagi"
"Ramuan itu__" Penjual wanita tua tersebut berbisik untuk menyuruh Isaya masuk ke dalam toko kecilnya
"Nona Anda jangan asal-asal menyebut ramuan tersebut di depan umum" Cegah penjual tersebut
Isaya mengernyitkan dahinya
"Nona seperti yang saya katakan ramuan itu peninggalan satu-satunya dan tidak ada yang bisa membuatnya lagi. Kalau boleh tau kenapa Nona menginginkan ramuan tersebut?" Tanya wanita itu
"Bukan urusanmu"
"Nona ramuan ini ilegal, Kekaisaran sudah melenyapkan semua ramuan itu yang sedang diperjualbelikan bahkan pembuat ramuan itu sudah dihukum mati. Saya tidak bisa menjualnya. Maaf, saya tidak bisa memberikannya kepada Anda"
"Lalu kenapa waktu itu kau menawarkannya kepadaku?" Geram Isaya. Berkat tawaran ramuan itu, Isaya memiliki kepercayaan penuh untuk membuat Variez menjadi miliknya.
"Itu karena beberapa hari yang lalu saya terdesak untuk membayar uang sewa toko ini, jadi saya menawarkannya kepada Nona dengan terpaksa. Sekarang saya sudah tidak membutuhkannya lagi"
"Lalu kau sekarang tidak akan memberikannya kepadaku?"
"Tidak" Tegas penjual itu
Isaya berdecak kesal, rasanya ia ingin melenyapkan wanita itu. Dirinya tidak punya banyak waktu berada di luar. Bagaimana pun caranya Isaya harus mendapatkan ramuan itu.
"Baiklah, coba ceritakan padaku mengenai ramuan itu" Ucap Isaya melembutkan nadanya, ia ingin memancing wanita tua itu agar bisa mendapatkan ramuan yang berharga dan untuk masa depannya tentunya.
"Namanya adalah ramuan Amourhate. Ramuan itu bisa membuat orang yang dulunya mencintai seseorang akan berbalik menjadi membenci orang yang dicintainya. Dan ramuan tersebut bisa menghapuskan kenangan yang dijalaninya bersama orang yang dicintainya dulu. Sama seperti Amourtantea, ramuan cinta yang dilenyapkan oleh Kekaisaran karena itu berdampak buruk bagi masyarakat karena dapat memanipulasi pikiran manusia"
"Oleh karena itu Kekaisaran memusnahkan semua ramuan yang sejenis itu termasuk yang menciptakan ramuan tersebut. Amourhate dan Amourtantea, kedua ramuan tersebut diciptakan oleh pembuat ramuan yang sama. Orang yang ketauan masih memakai ramuan tersebut akan dijatuhi hukuman mati dari Kekaisaran, oleh karena itu saya melarang Nona untuk memakainya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralafitta's Life (END)
Fantasy#Note: Cerita dalam proses REVISI. Jadi harap maklum jika penulisannya masih berantakan dan typo yang bertebaran. ~~~~~~~~~ Oktaviandra Arwita Dewi mahasiswa tingkat akhir yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya. Ditengah sibuk kuliah dia juga...