Happy Reading Bestie 💗😸
"Lu gausah ikut campur, Caitlyn udah jadi milik gue!" Vince menunjuk Jovan ketika hendak mengeluarkan suara.
Vince menarik tangan Caitlyn dan pergi dari rumah sakit. Melia menatap Jovan yang memejamkan matanya, Melia tau jika Caitlyn adalah harapan terakhirnya tapi bagaimana jika sekarang Melia yang menggantikan posisi Caitlyn.
Melia mendekati Jovan lalu mengelus kepalanya pelan. Jovan membuka matanya dan menatap Melia.
"Gue ga mau Caitlyn direbut Vince, tapi disini gue ga kuat buat rebut balik" Melia menggenggam tangan Jovan dan mengelus nya pelan.
"Gue gabisa tanpa Caitlyn" Jovan memulai mengeluarkan air matanya. Satu satu orang yang selalu ada dan menyayangi nya adalah Caitlyn.
Caitlyn adalah rumahnya, jika Jovan kehilangan rumahnya harus kemana lagi Jovan pergi? harus kemana lagi Jovan mengemis kasih sayang.
Melia menghapus airmata yang menetes deras di pipi Jovan. Jovan menggeleng pelan membayangkan jika harus kembali dalam kegelapan.
"Tolong gue, plis"
–V I N C E–
"Lu harus berapa kali gue bilang?!" Vince memojokkan Caitlyn disudut kamar nya.
Setelah keluar dari rumah sakit, Vince membawa Caitlyn kerumah nya. Caitlyn menahan nafas nya ketika hidung mereka bersentuhan.
"Lu ngerti apa yang gue bilang?" Caitlyn mengangguk.
"Aku cuma engga en–"
"Bilang aja kalau mau ketemu dia, gausah alasan. Lu ga bisa bohong sama gue!"
percuma jawab tetep salah juga, lebih baik diem deh
"Bener kan, mau ketemu dia" Vince terkekeh lalu menjauh dirinya dengan Caitlyn.
Caitlyn melirik Vince sekilas lalu duduk di pinggir ranjang. Vince melangkah keluar kamar dan kembali dengan membawa ponsel baru.
"Ponsel lu mana, ganti sama ini!"
Caitlyn berdiri lalu menyembunyikan ponselnya dibalik punggung. Vince menahan emosi nya lalu mendekati Caitlyn.
"Ganti sama yang gue kasih, disini cuma ada nomer gue"
"Nomer orang tua aku gimana?" Vince merebut ponsel Caitlyn. Caitlyn hendak merebut kembali namun tatapan Vince membuat Caitlyn terdiam.
"Udah ada" Vince memberikan ponsel baru nya pada Caitlyn lalu ponsel lama nya Vince banting hingga tidak terpecah belah.
Caitlyn menghela nafas pasrah, ponsel yang sudah menemani nya selama 3 tahun rusak karena seseorang padahal ponsel nya masih sangat bagus.
"Inget bales chat gue, jangan buat gue nunggu!"
Caitlyn melihat ponsel keluaran terbaru yang Vince kasih lalu mengangguk singkat.
"Anter aku pulang" Vince mengangguk.
–V I N C E–
"Vince dari mana?" Tanya Ebra.
"Dari sekolah" Vince meletakkan jaket nya lalu duduk bergabung di meja makan.
Petra meletakkan piring berisi nasi di hadapan Vince. "Mau lauk apa Vin?"
"Apa aja"
Petra memberikan satu potong telur dadar, satu potong ayam bagian sayap dan kentang balado.
"Cukup?" Vince mengangguk.
"Ada masalah disekolah?" Tanya Ebra. Vince menggeleng.
Ebra melirik Petra mengapa Vince saat ini sangat mood down. Petra mengangkat kedua bahu nya ketika Ebra memberi isyarat.
Setelah makan malam selesai Petra masuk kedalam kamar Vince saat rumah sudah gelap. Petra sangat khawatir dengan Vince takut jika sakit.
Petra melihat Vince yang tidur dengan menggigil, dua selimut sudah Vince pakai namun Vince tetap merasa dingin.
Petra menurun kan AC nya lalu mendekati Vince. Petra menempelkan tangan nya di kening Vince dan benar Vince demam.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, Petra tidak bisa tidur karena terus memikirkan Vince. Petra membuka selimut yang Vince pakai lalu ikut berbaring di sampingnya.
Vince terbangun lalu melirik Petra yang tersenyum melihatnya. "Pusing"
Petra mengangguk lalu turun untuk mengambil obat. Vince meminum obat yang diberikan Petra lalu kembali berbaring.
Petra menemani Vince hingga tertidur pulas. Vince begitu merasa nyaman ketika Petra mengelus punggung besar nya.
Namun setiap malam Petra terus berfikir apakah rasa sayang yang Petra berikan pada Vince adalah rasa sayang untuk adiknya atau lebih dari sekedar rasa sayang untuk adik. Petra takut mengakui nya.
–V I N C E–
POSSESSIVE BOYFRIENDMinal aidzin walfaizin pembaca Vince💗😸
KAMU SEDANG MEMBACA
Vince : Possessive Boyfriend
أدب المراهقينHIATUS "Aku bunuh diri kalau kamu berani putusin aku!" Vince sangat menyukai Caitlyn sejak tahun pertama penerimaan siswa baru, ditahun itu Vince hanya dapat memantau dari jauh sampai beberapa bulan kemudian Vince menyatakan perasaannya pada Caitlyn...