Tunggang serasi dan pementasan drama. Lalu mungkin juga panahan. Apakah hanya itu yang dipersiapkan murid-murid Akademi Onct dalam acara tahunannya yang dipandang sakral?
Bisa jadi iya, bisa juga tidak. Dari semua ajang yang dirancang sedemikian rupa sebagai rangkaian acara Olympia dari awal hingga akhir, mungkin memang latihan untuk pertunjukan itu-itu saja yang perlu dipersiapkan. Tapi selain dari latihan dan latihan terus, tentu ada hal lainnya lagi yang perlu dipastikan siap. Apa contohnya? Logistik.
"Sudah kubilang, harusnya kita lakukan ini dari kemarin-kemarin!" Jisung menggerutu di sela-sela kesibukannya mendata kelengkapan bingkai lukisan dari tiap angkatan. Lukisan-lukisan itu rencananya akan dipamerkan sepanjang hari saat Olympia. "Chenle, lukisannya jangan ditumpuk! Dan lagi, yang kamu barusan pegang itu lukisan kelas 1 Romawi! Jangan satukan dengan Yunani!"
Chenle mendesah lelah, "Mana aku tau!" lalu dia melenggang pergi ke luar, menghirup udara segar. Jisung yang dari tadi berkutat dengan banyak lukisan yang kurang lebih objeknya sama, juga tidak bisa membantah kalau dirinya pun lelah. Mereka berdua, dibantu murid lainnya yang juga berada di divisi logistik, sudah berada di sana dari pagi, seolah menyia-nyiakan hari libur yang harusnya digunakan istirahat tapi mereka malah menguras keringat. Melihat tidak hanya Chenle saja yang lelah, Jisung akhirnya memutuskan untuk membubarkan orang-orang untuk istirahat 90 menit. Kebetulan, jam juga telah menunjukkan waktu makan siang.
"Apollo, izin makan ya!" kata beberapa dari panitia lainnya kepada Jisung, padahal Jisung juga sudah mempersilakan sejak dia membubarkan kerumunan. Tapi tetap Jisung tanggapi dengan sepantasnya.
Tapi juga, apa seaneh itu mendapati ada yang pamit hendak makan walau sudah dipersilakan? Secara, Jisung, sebagai yang mempersilakan itu juga tidak terlihat akan beranjak dari duduknya. Dia terus melanjutkan kerjanya.
"Yang ini... AW! DINGIN!" Jisung refleks memekik dan memegangi pipinya lantaran ada sesuatu yang dingin dan basah menyentuh wajah. Dia lihat itu adalah botol air mineral dingin yang ditempelkan Chenle pada wajahnya, yang pasti dia lakukan dengan niat mengusilinya. "Apa sih ... buatku?"
"Bukan," kata Chenle, tapi dia memberikan botol itu pada Jisung. Bahkan dia juga bukakan tutupnya. "Kamu suruh yang lain istirahat, tapi sendirinya lanjut kerja. Kalau ini lingkungan kerja sungguhan, kamu pasti dimusuhi."
Jisung tidak mendengar. Dimusuhi rekan memang apa ruginya buatnya? Dimusuhi rekan yang kastanya kurang lebih sama dengannya tidak ada apa-apanya dibandingkan harus dicatat kinerja buruk oleh atasan. Dalam hal ini, Jupiter –Lee Jeno adalah atasannya. "Justru enak dong. Mereka nanti balik-balik bebannya akan jauh berkurang."
Chenle hanya mencebikkan bibirnya. Dia tahu sekali apa yang sekarang diberatkan Jisung dalam kepalanya. Jisung ini adalah PJ pameran. Dan dia kurang lebih sama dengan Renjun. Kalau diberikan tanggung jawab dan kepercayaan, dia akan berikan semaksimal mungkin semua usaha yang bisa dia keluarkan. Ini hal baik memang, tapi orang di sekitar jadi melihatnya dia ini memforsir diri.
"Ya sudah. Kamu mau makan apa? Aku mau beli makan," kata Chenle.
"Apa saja. Samakan denganmu."
"Yakin? Tidak akan komplain?"
"Tidak akan. Belikan saja."
"Kata 'tolong'-nya mana?"
Jisung yang sedari tadi menunduk, sekarang mendongak. "Bukannya kamu tadi menawarkan?"
"Kamu tidak pernah diajari tata krama kah?"
"... tolong ya ...."
Chenle baru saja akan pergi, dan Jisung juga sudah kembali fokus bekerja. Tapi Chenle, dia tiba-tiba berbalik. "'Sayang'-nya mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, Sungle
FanfictionSelamat datang di Akademi Onct, di mana bakat dan gelar sangat menentukan. ~~~ "Sejauh apa yang kamu ketahui soal sekolah ini?" "Bayaran di sini mahal." "...baik. Kurasa kamu tidak tahu banyak soal sekolah ini ya." ~~ Cast: lee haechan, huang renju...