26. cuaca tahun ini

3.1K 491 96
                                    

Bel pulang sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu. Bel yang selalu ditunggu-tunggu itu kali ini sedikit disambut dengan reaksi yang berbeda dari murid Romawi, karena hari ini tiba-tiba langit menandakan cuaca yang kurang mendukung untuk diadakannya latihan. Yang menyebalkan, guru-gurunya menolak untuk datang ke lapangan untuk mengawas, tapi latihan tetap harus berlangsung karena katanya itu sudah peraturannya.

Oke, kalau kalian butuh klarifikasi, murid Romawi memang senangnya menggerakkan tubuh. Tapi tidak dalam keadaan hujan-hujanan. Kekebalan tubuh mereka bisa dibilang lebih baik dari orang kebanyakan karena kondisi tubuh yang selalu mereka jaga, tapi untuk tetap berolahraga di tengah hujan, itu beda cerita.

"Siapapun, bilang pada coach! Kita tidak masalah kalau harus latihan sore, tapi jangan di lapangan!"

"Ya! Buat apa sekolah ini punya lapangan indoor kalau tidak kita gunakan di saat seperti ini!"

Semua bersorak untuk saling menunjuk siapa yang harus menghubungi gurunya, karena mereka sama-sama tahu, menjadi yang menghubungi berarti sama saja akan menjadi yang mengurus perizinan peminjaman lapangan indoor dari awal sampai akhir. Dan di tengah-tengah mereka, ada sebuah cerita di mana proses perizinan itu bisa dikatakan ribet. Tak ada yang ingin melakukan itu, sampai ketua kelas 2 Romawi, Soobin, mau tidak mau turun tangan, "Iya, berisik! Aku yang akan menghubungi si botak, jadi kalian diam sedikit!" dia memberi tunjuk hapenya ke seluruh penjuru kelas supaya mereka tahu kalau dia tidak sedang membual. "Nih, aku SMS ya! Kalian diam...—Woi! Jupiter! Mau ke mana!?"

Semua langsung menoleh ke arah Soobin menunjuk. Ada Jeno yang sudah berdiri di ambang pintu kelas dengan membawa tasnya, "Ada urusan. Nanti kalau selesai cepat, aku susul ke indoor." Lalu dia langsung pergi tanpa mengindahkan protes teman-teman kelasnya. Kalau kalian mau tahu, ada beberapa murid Romawi dari kelas lain yang melewati lorong depan kelas itu juga, dan mereka dibuat kagum dan asing karena dipertontonkan pemandangan jarang di mana ada yang berani meneriaki Jeno, yang mereka semua tahu adalah orang yang paling disegani sejurusan Romawi. Tapi ya, yang namanya teman sekelas selalu jadi pengecualian. Mereka sudah tidak tahu lagi apa itu yang namanya 'segan' pada Jeno yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari mereka semua dalam kesehariannya.

Daripada itu, urusan apa yang sedang Jeno kejar sampai harus pergi memisahkan diri lebih dulu dari teman-teman sekelasnya? Entah, Jeno juga masih belum tahu jelasnya, tapi dia tadi sempat menerima laporan kalau ada yang berniat pulang di tengah KBM berlangsung. Jujur, baru kali ini Jeno menerima laporan yang seperti itu. Pulang saat KBM. Aneh. Tapi waktu dia lihat nama si yang dilaporkan, Jeno merasa tidak heran lagi.

Brak! Jeno membuka pintu ruangan prefek hampir terlalu kencang. Dia sudah melangkah ke sana dengan tapak kaki yang dihentak-hentak, siap menghujani si pelanggar dengan banyak omelan. "Lee Hae—...!!"

Terputus. Jeno menghentikan teriakannya dengan tidak begitu rapi begitu mencerna apa yang matanya lihat di sana, di dalam ruangan tempat prefek Romawi biasa menyelesaikan urusan yang menyangkut jurusan, yang tak jarang juga dipakai untuk memanggil murid-murid yang prefek rasa butuh bimbingan lebih dalam menjalankan kedisiplinan. Di sana, dia lihat ada dua orang berseragam Yunani yang keduanya dia kenali sebagai Haechan si pelanggar dan Renjun yang melaporkan.

"Halo, Jeno!! Lama tidak bertemu!!" sapa Haechan dengan senyum lebar, memperlihatkan mulutnya yang penuh makanan. Menyadari Jeno memperhatikan apa yang dia makan, Haechan langsung menjelaskan sebelum diminta, "Ini? Tidak sengaja lihat ada bungkus kentang yang sudah dibuka di meja yang itu, yang paling berantakan. Punya Apollo pasti ya? Kebiasaan! Mejanya di asrama juga berantakan! Kalau aku tidak teliti, pasti pas Apollo datang ke sini lagi, kentang ini sudah tidak enak lalu dia buang... kan sayang!"

Hah? Punya hak apa Haechan mengomentari meja orang padahal mejanya sendiri juga sebenarnya sama saja? Dan lagi, bisa-bisanya Haechan bicara seolah yang dia lakukan itu adalah sebuah pertolongan pertama dan bukannya pencurian terhadap kentang yang Jeno yakin bungkusnya sebenarnya terikat, jadi rasa kentang itu tidak akan berubah aneh dalam waktu dekat karena setahu Jeno, Jisung lumayan sering pergi ke ruang prefek. Jisung tidak akan kembali ke sana setelah berbulan-bulan hanya untuk menemukan keripik kentangnya sudah ditumbuhi jamur atau apa.

Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, SungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang