Renjun terus melangkahkan kakinya meninggalkan kawasan gedung Romawi dengan gelisah. Dia tidak henti-hentinya menegapkan badan dan mengerutkan alis, tidak memedulikan Jaemin di sana yang juga jadi merasa harus memperhatikan. "Njun, kenapa sih?" akhirnya dia bertanya. "Tadi waktu bicara dengan Zeus kamu kelihatan biasa saja. Tapi sekarang malah... serba merengut. Cepat sekali sih berubahnya?"
Omongan Jaemin tidak digubrisnya. Memang, dia sendiri juga tahu perubahannya ketika sedang berhadapan dengan si prefek Romawi itu dibandingkan dengan dia yang biasa, sangat besar. Yah, dia sudah menjabat posisinya sebagai Hera selama kurang lebih satu setengah tahun. Menurutnya, itu adalah waktu yang cukup lama. Sudah seharusnya dia tahu bagaimana caranya bersikap professional.
"Tadi lihat wajah Zeus ketika dia masuk ke ruangan?" celetuk Jaemin, tidak merasa tersinggung Renjun mendiamkan. "Napasnya tersengal. Kurasa dia habis lari karena tidak mau membuat kita menunggu lama. Atau ya lebih tepatnya, kamu. Dia tidak mau kamu pergi duluan karena terlalu lama menunggu!"
Renjun menghentikan langkahnya hanya untuk mendengus pada Jaemin yang sekarang cengengesan. "Kusentil kamu ya kalau masih bicara!" dia mengancam, yang mana membuat Jaemin makin tertawa. "Aku lagi kepikiran... kenapa dia tadi semudah itu setuju? Maksudku, biasanya dia lebih sering menentang tiap rapat...."
"Hm... entahlah? Mungkin karena memang dia tidak merasa ada yang salah dari diadakannya giliran? Atau bisa juga karena memang dia sebenarnya kesulitan mengerjakan PR-nya, jadi waktu kamu datang dan memberinya jawaban, maksudku, solusi, dia seakan diberi sinar surga dan langsung mengiyakan! Oh, Juno! Dewi penyelamatku! Begitu?"
"Oke, mau disentil di mana?"
"Jangan!!"
...
...
Pukul 5. Jisung tidak dapat berhenti menggerutu karena pelatihnya baru mengizinkan kelasnya bubar lebih lama 30 menit dari biasanya. Seisi kelas sudah menuntut untuk segera dibubarkan karena yah, mereka ingin istirahat dan berbenah dulu sebelum perang rebutan giliran konsultasi. Tapi mungkin memang pada dasarnya guru-guru di sekolah ini sangat menyebalkan. Dengan mereka menuntut seperti itu, pelatihnya malah menghabiskan kira-kira 15 menit hanya mengomel yang tidak perlu.
Ah, tak tahukah dia kalau ada yang menunggu Jisung sekarang? Mengenal baik sifatnya, dia pasti sudah menunggu Jisung 10 menit sebelum waktu janjian. Jisung merasa tidak punya pilihan lain ketika akhirnya mereka dibubarkan dan dia mulai berlari lagi dari sana, menuju tempat yang... dia sendiri tidak tahu namanya apa. Cukup dengan berkata 'tempat yang biasa', mereka sudah lebih dari paham di mana mereka harus bertemu.
Senyum lega tidak bisa ditahannya ketika dia mulai melihat orang itu ada di sana, bersandar pada tembok bercat hijau muda. Dia terlihat sibuk memainkan hapenya, tidak sadar Jisung sudah berjarak beberapa langkah saja dari posisinya sekarang.
"Hoi!" Jisung langsung menangkup pipi orang itu dengan kedua tangannya, yang mana sempat membuat kaget dan lalu menggerutu.
"Kenapa lama? Ini sudah lewat 10 menit!" dia melepaskan tangan Jisung lalu mulai mengomel soal dia sudah menunggu lama dan juga sudah rela meluangkan waktu hanya karena diminta Jisung menemuinya. Tapi walau begitu, dia tetap sempat merapikan rambut Jisung yang lepek karena keringat.
Jisung hanya mengulas senyum senang melihat orang di depannya ini terlihat marah tapi ternyata masih mau menyentuh-nyentuh bagian tubuhnya yang bisa dibilang kotor. Apalagi, dia tahu orang ini sebenarnya mudah jijik, tapi tidak sekalipun dia meringis pada penampilan Jisung yang benar-benar berantakan.
"Maaf. Coach-ku tadi marah lumayan lama...," kata Jisung setelah rentetan omelannya sudah berhenti. Kata-katanya ini lalu membuat orang itu diam sebentar lalu menghela napas. "Kamu juga jadi marah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, Sungle
FanfictionSelamat datang di Akademi Onct, di mana bakat dan gelar sangat menentukan. ~~~ "Sejauh apa yang kamu ketahui soal sekolah ini?" "Bayaran di sini mahal." "...baik. Kurasa kamu tidak tahu banyak soal sekolah ini ya." ~~ Cast: lee haechan, huang renju...