Dari seluruh mata pelajaran yang ada di Akademi Onct, ada satu pelajaran yang dipelajari oleh kedua jurusan.
"Seni! Ruang seni budaya!" Haechan menjerit girang di tiap langkah kakinya menaiki anak tangga. Oh, ke mana dia melangkah? Pastilah lantai di mana ruang yang dijeritkannya itu berada. Lantai paling atas gedung B. "Rasanya senang sekali setiap pelajaran seni! Dan ajaibnya, seni juga ada kelas dua kali dalam seminggu! Ah, memang seni itu yang terbaik!"
Di belakangnya, ada Renjun yang membuang napas, tapi senyumnya juga masih terlihat. Mungkin, mungkin dia sedang merasakan perbedaan senin pekan ini dengan senin pekan lalu di mana Haechan sedang memegang status sebagai murid Romawi. "Ya, ya. Semangat boleh saja, tapi jangan sampai kamu tersandung di tangga, lho. UKS adanya di gedung C."
"Aku? Tersandung di tangga? Mana mungkin!" akunya, lalu kembali melangkah sambil melompati banyak anak tangga sekaligus, meninggalkan Renjun yang masih berusaha membuatnya berhenti menaiki tangga dengan serampangan. Duh, yang melihat saja merasa ngeri.
Ruang seni yang sedang mereka tuju ini berada di lantai 4. Cukup banyak anak tangga yang harus mereka naiki, memang. Dan mungkin bagi Haechan yang sangat tidak sabaran, untuk menaiki satu-satu anak tangga yang jumlahnya tak pernah ada yang coba untuk hitung itu akan sangat menyita waktunya -yang sebenarnya juga tidak seterbatas itu. Tapi ya sudahlah. Haechan ini kok, pikir Renjun pada dirinya sendiri supaya dirinya nanti tidak akan merasa sebersalah itu kalau memang pada akhirnya Haechan tersandung.
Tapi Haechan sepertinya bisa sepercaya diri itu untuk mengumumkan dirinya tidak akan pernah tersandung, bukan sebuah omong besar belaka. Sampai di lantai 4, Haechan sudah menjadi orang yang pertama membuka lebar-lebar pintu ruang seni, "Selamat siang, guru Jung!" lalu juga menjadi orang pertama yang menyapa guru yang mengampu mata pelajaran itu, yang sempat terbatuk-batuk, tersedak kopi susunya karena kaget pintu terbuka lebar tanpa aba-aba. Haechan melihatnya, lalu dia berkata, "Waduh, pak. Minumnya pelan-pelan dong. Batuk kan jadinya."
Hm. Guru seni yang diketahui bernama Jung Jaehyun itu lalu hanya tersenyum masam, tidak tahu harus berkata apa yang kira-kira tidak akan melunturkan image-nya sebagai seorang guru yang tidak pernah marah. Terlebih lagi, murid-murid lainnya mulai masuk ke ruangan satu-persatu dan tiba-tiba ruangan itu sudah terisi penuh oleh murid-murid kelas 2 jurusan Yunani, yang artinya, guru ini harus segera memainkan perannya sebagai, yah, guru.
"Memberi salam!" lantang suara Daehwi sebagai ketua kelas di sana, lalu diikuti teman-temannya dengan ucapan, "Selamat siang, guru Jung!"
Sang guru membalas dengan senyuman, "Ya, selamat siang. Silakan duduk kembali." Seluruh kelas mematuhi.
Sebagai guru yang terkenal ramah, guru Jung ini memang tidak pernah lupa mengawali kelasnya dengan menanyakan kabar, terutama di kelas yang jadwalnya di hari senin seperti kelas ini. Tapi khusus hari ini, mood-nya sepertinya sedang tidak sebaik itu. Dia tidak menanyakan kabar sama sekali, "Hari ini, agenda kita masih sama seperti minggu lalu ya; melukis potret klasik dengan cat air. Saya lihat semuanya sudah menyelesaikan sketsa awal, jadi hari ini kalian sudah bisa mulai bekerja dengan cat ya. Kalau ada yang ingin kalian tanyakan, silakan."
Dan dengan itu, mereka satu-persatu juga mulai mengelilingi meja yang dijadikan tempat mengumpulkan sketsa di pekan sebelumnya. Semuanya mengelilingi, kecuali Haechan yang malah mendekat ke pintu masuk kelas itu.
Guru Jung, yang sudah kembali ke mejanya yang juga kebetulan berada dekat dengan pintu masuk, menyadari ada yang akan keluar dari kelas tanpa izin.
"Saya mau ambil sketsa punya saya di loker Romawi, pak! Sketsa saya di sana!" kata Haechan ketika ditanyai.
Guru Jung sempat mengernyit, tapi tak lama dia hanya mengangguk dan membiarkan Haechan pergi saja. Iya, dia lupa kalau ada murid nomaden di kelas 2. Dia lupa, harusnya dia juga mengambilkan satu sketsa milik murid itu tiap akan mengadakan kelas. Oh, atau mungkin, sebaiknya tugas milik murid satu itu dibedakan saja tempatnya dengan murid-murid lain, jadi tidak akan perlu ada lagi yang namanya mencari-cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akademi Onct ¦¦ Noren, Markmin, Sungle
FanfictionSelamat datang di Akademi Onct, di mana bakat dan gelar sangat menentukan. ~~~ "Sejauh apa yang kamu ketahui soal sekolah ini?" "Bayaran di sini mahal." "...baik. Kurasa kamu tidak tahu banyak soal sekolah ini ya." ~~ Cast: lee haechan, huang renju...